Konflik Rusia Vs Ukraina
‘Radio Kiamat’ Rusia Siarkan Pesan Misterius Menyebut Latvia, Eropa Khawatir
Stasiun radio gelombang pendek Rusia UVB-76 kembali memicu kekhawatiran setelah menyiarkan serangkaian pesan berkode
Ia menyebut insiden itu sebagai “tindakan sabotase yang belum pernah terjadi sebelumnya.”
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, otoritas Polandia telah menahan puluhan orang terkait dugaan spionase dan aksi sabotase.
Selain Polandia, beberapa negara NATO lain—antara lain Belgia, Estonia, Republik Ceko, dan Denmark—melaporkan kemunculan pesawat nirawak tak dikenal di sekitar pangkalan militer dan bandara dalam beberapa bulan terakhir.
Insiden tersebut menyebabkan penutupan wilayah udara, penundaan banyak penerbangan, dan memaksa NATO menggelar pertemuan darurat.
“Perang hibrida Putin telah menghantam Eropa dengan drone, sabotase, dan operasi siber. Sekarang ia mengguncang saluran berkode nuklir,” tulis seorang pengguna di platform X.
NATO-Rusia Memanas
Ketegangan antara Rusia dan NATO memang tengah memuncak, seperti diwarnai berbagai manuver militer dan ancaman strategis. Beberapa perkembangan terbaru:
Presiden Latvia Edgars Rinkēvičs mendesak NATO untuk memperkuat sistem pertahanan udara di wilayah Baltik menyusul insiden pelanggaran ruang udara oleh Rusia.
Menurut laporan, Latvia dan Lituania mengusulkan peningkatan misi “Baltic air policing” menjadi misi pertahanan udara penuh dengan penempatan sistem pertahanan darat dan sensor.
Menteri Luar Negeri Latvia, Baiba Braže, memperingatkan bahwa Rusia sengaja melakukan penerbangan drone dan pesawat di sepanjang perbatasan NATO. Dia menyatakan bahwa jika provokasi berlanjut, “akan ada penembakan” terhadap objek yang dianggap ancaman.
Ia juga mendukung ide “tembok drone” di perbatasan timur NATO: sistem bertingkat dengan sensor, alat jamming, dan pertahanan udara.
Laporan intelijen Latvia (SAB) mengindikasikan bahwa Rusia tengah membangun kembali kekuatan militernya, termasuk reorganisasi distrik militer di kawasan barat laut (Leningrad dan Moskow), untuk menempatkan kekuatan lebih dekat dengan perbatasan negara Baltik.
Dalam laporan tahunannya, SAB menyatakan bahwa Rusia juga mengembangkan kemampuan sabotase sebagai bagian dari persiapan “konfrontasi militer jangka panjang” dengan NATO.
Rusia dan Belarus menggelar latihan militer bersama “Zapad 2025” pada September 2025, yang melibatkan ribuan pasukan serta peralatan militer konvensional dan nuklir.
Dalam latihan itu, dilaporkan penggunaan bomber nuklir dan strategi rudal jarak menengah, yang dianggap sebagai pertunjukan kekuatan langsung oleh Moskow dan memicu kekhawatiran NATO.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tribunnews/foto/bank/originals/Rusia-terkena-serangan-drone-Ukraina.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.