5 Populer Internasional: Ukraina Akan Beli 100 Jet Tempur Rafale - Rancangan Resolusi AS untuk Gaza
Rangkuman berita populer internasional, di antaranya rencana pembelian 100 jet tempur Rafale Prancis oleh Ukraina.
Menurut Agence France-Presse, teks rancangan resolusi AS ditinjau beberapa kali sebagai bagian dari negosiasi di Dewan Keamanan.
Menurut badan tersebut, poin-poin paling menonjol dari rencana Amerika yang disetujui oleh Dewan Keamanan adalah sebagai berikut:
- Teks tersebut mendukung rencana yang memungkinkan gencatan senjata antara Israel dan Hamas pada 10 Oktober
- Membentuk "pasukan stabilisasi internasional" yang akan bekerja sama dengan Israel, Mesir, dan polisi Palestina yang baru dilatih untuk membantu mengamankan wilayah perbatasan dan melucuti senjata di Jalur Gaza.
- "Pasukan Stabilisasi Internasional" akan bekerja pada "pelucutan senjata permanen kelompok bersenjata tidak resmi", perlindungan warga sipil, dan pembentukan koridor kemanusiaan.
- Resolusi tersebut memungkinkan pembentukan "Dewan Perdamaian", sebuah badan pemerintahan transisi untuk Gaza yang secara teoritis akan dipimpin oleh Trump, dengan masa jabatannya berlanjut hingga akhir tahun 2027.
- Tidak seperti rancangan sebelumnya, resolusi ini menunjukkan kemungkinan berdirinya negara Palestina di masa depan.
- Setelah Otoritas Palestina melaksanakan reformasi yang diperlukan dan memulai rekonstruksi Gaza, "kondisi akhirnya mungkin matang untuk jalan yang kredibel menuju penentuan nasib sendiri dan kenegaraan Palestina."
Perlu dicatat bahwa Israel sepenuhnya menolak klausul yang berkaitan dengan Palestina yang menentukan nasib mereka sendiri dan mendirikan negara Palestina.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dalam rapat kabinet hari Minggu bahwa "penentangan kami terhadap negara Palestina di tanah mana pun tidak berubah."
3. Jepang Pasang Alarm, Warganya di China Diminta Waspada Usai Manuver Jet Tempur Panaskan Situasi
Hubungan China–Jepang kembali memanas setelah rangkaian insiden diplomatik dan militer dalam beberapa hari terakhir, memicu kekhawatiran terkait adanya perang regional.
Mengutip laporan AFP ketegangan kedua negara Asia ini bermula dari komentar Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi tentang kemungkinan intervensi militer Tokyo jika Taiwan diserang China.
Taiwan, yang berada sekitar 60 mil dari Kepulauan Yaeyama milik Jepang, dianggap sebagai bagian penting dari rantai pertahanan strategis Jepang.
Dengan meningkatnya aktivitas militer China di Laut Tiongkok Timur dan ambisi Beijing untuk mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya, Tokyo menilai potensi konflik di pulau itu dapat berdampak langsung pada keamanan nasional Jepang.
Alasan itu yang kemudian mendorong PM Sanae Takaichi untuk mengambil langkah agresif, melakukan intervensi militer Tokyo jika Taiwan diserang China.
Namun pernyataan tersebut memicu reaksi keras Beijing, yang menganggap Taiwan sebagai bagian wilayahnya.
Sebagai bentuk gertakan, China langsung memberikan isyarat kemungkinan menggunakan kekuatan militer untuk menguasai pulau demokratis tersebut.
Baca juga: Indonesia dan Jepang Sepakati Penguatan Kerja Sama Pertahanan dan Isu Regional
Seiring meningkatnya tensi diplomatik, Beijing bahkan menyarankan warga negaranya untuk menghindari perjalanan ke Jepang, membuat saham sektor pariwisata, ritel, hingga maskapai Jepang anjlok pada perdagangan awal pekan ini.
Ketegangan tak berhenti disitu, Beijing belakangan menuntut Takaichi mencabut ucapannya.
Namun Jepang menolak karena menganggap pernyataan itu telah diklarifikasi dan tidak mengubah kebijakan “strategic ambiguity” yang selama ini dipegang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.