Alasan Penjualan Jet F-35 AS ke Arab Saudi Jadi Kontroversi, Dapat Protes dari Israel
Inilah alasan mengapa penjualan jet tempur F-35 yang dilakukan Presiden AS Donald Trump ke Arab Saudi menjadi sangat kontroversial.
Meskipun Riyadh belum secara resmi menandatangani perjanjian tersebut, Trump telah berulang kali menyatakan harapannya agar normalisasi segera terwujud.
Di sisi lain, pergerakan jet F-35 menunjukkan perubahan postur militer AS secara global.
Dalam perkembangan terpisah, pemerintahan Trump dilaporkan telah memerintahkan pengerahan jet F-35 ke Puerto Riko sebagai bagian dari peningkatan operasi di Amerika Latin (Latam), yang diklaim untuk memerangi kartel narkoba dan mengancam serangan di kawasan, termasuk Venezuela.
Perkembangan ini menunjukkan bahwa penjualan F-35 ke Arab Saudi tidak hanya mengubah dinamika di Timur Tengah, tetapi juga menggarisbawahi upaya besar AS untuk memperkuat sekutu sekaligus menekan pengaruh rival global di tengah pergeseran politik luar negeri.
Sanjungan Trump ke Pangeran MBS
Presiden Trump menyambut hangat kedatangan pemimpin Pangeran MBS ke Washington.
Ia memuji Pangeran MBS sebagai "teman baik" yang telah lama menjalin relasi.
"Merupakan suatu kehormatan untuk menjamunya di Gedung Putih," kata Trump, dikutip dari Arab News.
Trump menggambarkan Arab Saudi sebagai sekutu yang kuat dan mitra penting bagi AS.
Baca juga: 5 Hal tentang Penjualan F-35 ke Arab Saudi, Berpotensi Menggeser Keseimbangan di Asia Barat
Kunjungan tersebut menghasilkan pengumuman signifikan terkait peningkatan komitmen investasi Kerajaan Arab Saudi di pasar AS.
Dalam jumpa pers bersama, Pangeran MBS mengonfirmasi bahwa Arab Saudi akan meningkatkan investasinya dalam ekonomi AS dari target US$600 miliar menjadi US$1 triliun atau sekitar Rp15.600 triliun.
"Kami dapat mengumumkan bahwa kami akan meningkatkan (investasi) dari US$600 miliar menjadi hampir US$1 triliun untuk investasi," ujar Pangeran MBS, yang kemudian ditegaskan kembali oleh Presiden Trump.
Pangeran MBS menyatakan bahwa pertemuannya dengan Trump menandai "babak baru dalam hubungan kita yang akan bermanfaat bagi kedua belah pihak".
Kunjungan ini dijadwalkan berlangsung selama dua hari, di mana Pangeran Mahkota Saudi dan rombongannya akan mengadakan pertemuan lanjutan dengan para pemimpin Kongres AS dan sejumlah CEO perusahaan terkemuka Amerika.
(Tribunnews.com/Whiesa)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.