Jumat, 21 November 2025

Profil dan Sosok

Siapa Jamal Khashoggi? Jurnalis Saudi Kembali Jadi Sorotan Imbas Kunjungan MBS ke AS

Berikut ini profil Jamal Khashoggi dirangkum dari berbagai sumber, jurnalis Washington Post yang tewas pada 2018 lalu.

Sky News
JAMAL KHASHOGGI. Tangkap layar Sky News. Jamal Khashoggi, jurnalis Washington Post tewas pada 2018 di Konsulat Saudi di Istanbul. Berikut ini profil Jamal Khashoggi dirangkum dari berbagai sumber. 
Ringkasan Berita:
  • Nama Jamal Khashoggi kembali ramai diperbincangkan setelah Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) melakukan kunjungan resmi ke Amerika Serikat.
  • Dalam konferensi pers di Gedung Putih, Presiden AS Donald Trump kembali membela MBS dan menegaskan bahwa sang putra mahkota “tidak tahu apa-apa” soal operasi yang menewaskan jurnalis Washington Post tersebut pada 2018, simak profil Jamal Khashoggi berikut ini.

TRIBUNNEWS.COM - Nama Jamal Khashoggi kembali ramai diperbincangkan setelah Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS) melakukan kunjungan resmi ke Amerika Serikat (AS).

Dalam konferensi pers di Gedung Putih, Presiden AS Donald Trump kembali membela MBS atas kasus pembunuhan Khashoggi.

Trump menegaskan sang putra mahkota “tidak tahu apa-apa” soal operasi yang menewaskan jurnalis Washington Post itu pada 2018.

Jamal Khashoggi, yang lahir di Arab Saudi pada 1958, meraih gelar sarjana dari Indiana State University.

Ia memulai karier jurnalistik pada akhir 1980-an sebagai koresponden Saudi Gazette, sebelum menulis untuk berbagai media Arab.

Sepanjang kariernya, Khashoggi meliput sejumlah peristiwa internasional besar, termasuk perang Afghanistan, konflik Aljazair, dan perang Kuwait.

Dalam konferensi pers di Gedung Putih, Presiden AS Donald Trump kembali membela MBS dan menegaskan bahwa sang putra mahkota “tidak tahu apa-apa” soal operasi yang menewaskan jurnalis Washington Post itu pada 2018.

Berikut ini profil Jamal Khashoggi dirangkum dari berbagai sumber.

Profil Singkat Jamal Khashoggi

Jamal Khashoggi, yang lahir di Arab Saudi pada 1958, meraih gelar sarjana dari Indiana State University.

Ia memulai karier jurnalistik pada akhir 1980-an sebagai koresponden Saudi Gazette.

Baca juga: Janda Jamal Khashoggi Tanggapi Pernyataan Trump yang Pasang Badan untuk MBS

Ia kemudian menulis untuk berbagai media Arab.

Sepanjang kariernya, Khashoggi meliput sejumlah peristiwa internasional besar, termasuk perang Afghanistan, konflik Aljazair, dan perang Kuwait.

Menurut arsip Al Jazeera, Khashoggi dikenal sebagai penulis yang fokus pada gerakan Islam dan menghasilkan berbagai karya terkait Sudan, Turki, Yaman, Mesir, dan Yordania.

Pada 1999, ia menjadi wakil editor Arab News.

Ia lalu memimpin redaksi Al Watan pada 2003 dan 2007.

Khashoggi juga pernah menjadi penasihat media Pangeran Turki Al Faisal di London dan Washington.

Pada 2010, miliarder Alwaleed bin Talal menugaskannya memimpin pendirian saluran berita Al-Arab.

Saluran itu kemudian berhenti tayang karena alasan politik.

Hubungan dengan Tokoh Penting dan Karier Internasional

Pada 1990-an, Khashoggi beberapa kali meliput kelompok milisi Islam di Afghanistan.

Ia juga mewawancarai Osama bin Laden, sosok yang dikatakannya telah ia kenal sejak muda.

Kepada Der Spiegel pada 2011, ia mengakui pernah menyebarkan pandangan bin Laden pada masa awal.

Kemudian ia menolak pendekatan ekstremisme.

Selama bertahun-tahun, ia dikenal dekat dengan keluarga kerajaan Saudi.

Ia sering dijadikan narasumber internasional sebagai analis kebijakan Timur Tengah.

Baca juga: Trump Pasang Badan, Klaim MBS Tak Tahu Apa-apa soal Pembunuhan Jurnalis Khashoggi

Menjadi Kritikus Pemerintah Saudi

Khashoggi mulai berseberangan dengan pemerintah Saudi ketika Putra Mahkota Mohammed bin Salman memperkuat kekuasaan.

Ia menilai tindakan keras terhadap oposisi semakin meningkat.

BBC melaporkan bahwa ia meninggalkan Saudi pada 2017.

Ia mengasingkan diri ke Amerika Serikat karena khawatir ditangkap.

Dari Washington, ia menulis kolom bulanan di The Washington Post.

Ia mengkritik kebijakan sang putra mahkota, termasuk isu Qatar, hubungan Riyadh–Washington, dan penindakan terhadap pembangkang.

Akun X (Twitter) miliknya memiliki lebih dari 1,6 juta pengikut.

Dalam salah satu kolomnya, ia menulis bahwa Mohammed bin Salman “bertindak mirip Putin” karena menerapkan hukum secara tidak seimbang.

Hari-hari Terakhir: Mengurus Dokumen Pernikahan

Pada 28 September 2018, Khashoggi mendatangi Konsulat Saudi di Istanbul untuk mendapatkan dokumen perceraian.

Dokumen itu diperlukan untuk menikahi tunangannya, Hatice Cengiz. Ia diminta kembali pada 2 Oktober.

BBC melaporkan rekaman CCTV menunjukkan ia memasuki konsulat pada pukul 13.14 waktu setempat.

Cengiz menunggunya di luar sambil memegang dua ponsel yang dititipkan Khashoggi.

Ia tidak pernah keluar lagi.

Menurut pejabat Turki, seperti diberitakan media AS, mereka memiliki rekaman suara dan video yang menunjukkan Khashoggi dibunuh.
Tubuhnya disebut dipotong oleh tim agen Saudi.

Pengakuan dan Klaim yang Bertentangan

Pemerintah Saudi awalnya menyangkal tuduhan terlibat.

Namun pada 20 Oktober 2018, Riyadh mengakui bahwa Khashoggi tewas dalam “perkelahian” di konsulat.

Pejabat kemudian mengatakan ia tewas karena overdosis obat setelah ditahan paksa.

Turki menegaskan bahwa pembunuhan itu terencana.

Baca juga: AS Lindungi Pangeran MBS dari Gugatan atas Pembunuhan Jurnalis Jamal Khashoggi

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menulis di Washington Post bahwa “regu pembunuh” bekerja berdasarkan perintah tingkat tinggi di pemerintahan Saudi.

Penyelidikan Internasional dan Putusan Pengadilan

PBB melalui pelapor khusus Agnès Callamard menyimpulkan pada 2019 bahwa kematian Khashoggi adalah “pembunuhan di luar hukum yang menjadi tanggung jawab negara Saudi”.

Mereka menyebut terdapat “bukti kredibel” yang mengaitkan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Arab Saudi membantah laporan tersebut.

Pengadilan Saudi menjatuhkan hukuman mati kepada lima terdakwa pada 2019.

Hukuman itu kemudian diringankan menjadi 20 tahun penjara pada 2020.

Human Rights Watch menilai proses peradilan itu tidak memenuhi standar internasional karena berlangsung tertutup.

Hatice Cengiz menyebut putusan itu “olok-olok keadilan”.

Ia mengatakan putusan tersebut tidak menjawab siapa dalang pembunuhan dan di mana jasad Khashoggi.

Trump dan Kontroversi Politik

Dalam kunjungan Putra Mahkota Mohammed bin Salman ke Washington, Presiden AS Donald Trump kembali ditanya soal pembunuhan Khashoggi.

Menurut CNN, Trump menolak membahas kasus itu.

Ia menyebut Khashoggi sebagai “figur kontroversial”.

Trump juga menyatakan bahwa sang putra mahkota “tidak tahu apa-apa tentang kejadian itu.”

Pernyataan tersebut memicu kritik.

CIA sebelumnya menyimpulkan bahwa Pangeran Mohammed kemungkinan memerintahkan operasi pembunuhan itu.

Baca juga: Pangeran MBS ke AS, Lobi Trump Setujui Kerja Sama AI hingga Nuklir Senilai 600 Miliar Dolar

Biodata Jamal Khashoggi

Nama lengkap: Jamal Ahmad Khashoggi

Tempat, tanggal lahir: Madinah, Arab Saudi, 13 Oktober 1958

Wafat: 2 Oktober 2018, Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki

Kewarganegaraan: Arab Saudi

Pendidikan: Sarjana Administrasi Bisnis, Indiana State University, Amerika Serikat

Profesi: Jurnalis, kolumnis The Washington Post, mantan editor Saudi Gazette dan Al-Watan

Karier penting:

Koresponden di Afghanistan pada 1980-an

Meliput konflik Aljazair dan perang Kuwait

Pemimpin redaksi Al-Watan (dua periode)

Penasehat media untuk pemerintah Arab Saudi sebelum menjadi pengkritik kebijakan MBS

Dikenal karena: Kritik terbuka terhadap kebijakan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS)

Kasus yang menaikkan namanya: Pembunuhan di Konsulat Arab Saudi Istanbul tahun 2018 yang memicu kecaman internasional

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved