Sabtu, 22 November 2025

Konflik India dan Pakistan

Laporan AS Bocorkan Cara China Raup Keuntungan dari Perang India Vs Pakistan: Rafale Jadi Propaganda

Laporan terbaru Kongres Amerika Serikat menyebut, pemenang sesungguhnya dari perang empat hari itu bukan India atau Pakistan, melainkan China.

Dassault Rafale
PERANG INDIA PAKISTAN - Pesawat tempur Dassault Rafale buatan Perancis. China disebut memanfaatkan perang India vs Pakistan sebagai propaganda. Kedutaan China diduga menggunakan gambar puing pesawat hasil rekayasa AI dan cuplikan video gim untuk memperkuat klaim bahwa jet tempur buatan mereka berhasil menembak jatuh beberapa Rafale. 

Presiden AS Donald Trump sempat menyebut delapan jet jatuh. Namun laporan Kongres AS terbaru menyebut hanya tiga jet India yang ditembak jatuh, dan tidak semuanya Rafale

Kepala Staf Angkatan Udara Prancis, Jérome Bellanger, juga menyatakan bukti menunjukkan tiga kerugian India: satu Rafale, satu Sukhoi buatan Rusia, dan satu Mirage 2000. 

Sementara CEO Dassault Aviation, Éric Trappier, menegaskan India hanya kehilangan satu Rafale akibat kegagalan teknis di ketinggian 12.000 meter, bukan karena serangan musuh.

China Jadikan Rafale Sebagai Propaganda

Setelah konflik mereda, Kedutaan Besar China justru dilaporkan gencar mempromosikan keberhasilan sistem senjatanya. 

Penggunaan senjata China oleh Pakistan untuk menjatuhkan jet tempur Rafale milik India dijadikan bahan promosi utama.

Namun, laporan itu juga menyebut propaganda tersebut disertai manipulasi. 

Kedutaan China diduga menggunakan gambar puing pesawat hasil rekayasa AI dan cuplikan video gim untuk memperkuat klaim bahwa jet tempur buatan mereka berhasil menembak jatuh beberapa Rafale.

Menurut intelijen Prancis, China bahkan melancarkan kampanye disinformasi untuk menghambat penjualan Rafale dan mendorong jet tempur J-10 buatan mereka. 

Lebih dari 1.000 akun media sosial palsu dibuat untuk menyebarkan narasi keunggulan teknologi China.

Kampanye ini sempat berdampak. Laporan menyebut staf Kedutaan China berhasil meyakinkan Indonesia untuk menunda pembelian Rafale

Namun keberhasilan itu tidak bertahan lama. Indonesia tetap melanjutkan pesanan 42 unit Rafale dan bahkan menandatangani Letter of Intent (LoI) tambahan untuk 24 unit lagi.

Meski begitu, bentrokan India–Pakistan tetap memberi dorongan citra bagi jet tempur China. Azerbaijan meneken kontrak senilai 4,6 miliar dolar AS untuk membeli 40 unit JF-17 Block III, sementara Indonesia juga menandatangani kesepakatan pembelian 42 unit J-10C.

Laporan Kongres AS menegaskan, perang singkat itu menunjukkan keuntungan berlapis bagi Beijing. Dengan mempersenjatai Pakistan, China bisa menjaga India tetap sibuk di perbatasan barat sekaligus menjadikan konflik sebagai ajang uji coba senjata canggih.

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved