Jumat, 21 November 2025

Amerika Serikat dan UEA Perkuat Kemitraan AI, Gedung Putih Tegaskan Stabilitas Regional

Amerika Serikat memberi izin kepada Grup teknologi G42 asal Uni Emirat Arab (UEA) mengimpor chip kecerdasan buatan (AI) tercanggih. 

HO/Ist
LAMPU HIJAU AMERIKA - Pemerintah Amerika Serikat memberi izin kepada Grup teknologi G42 asal Uni Emirat Arab (UEA) mengimpor chip kecerdasan buatan (AI) tercanggih.  

Ringkasan Berita:
  • Amerika Serikat memberi izin kepada Grup teknologi G42 asal Uni Emirat Arab (UEA) untuk mengimpor chip AI tercanggih.
  • Gedung Putih menyebut keputusan ini sebagai bentuk “kepercayaan mendalam” antara Amerika dan UEA, sekaligus mempercepat implementasi koridor komputasi AI terbesar kedua negara.
  • UEA menempatkan diri sebagai pusat data alternatif yang aman dan andal di luar AS dan Asia, memperkuat statusnya sebagai pusat global AI.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat memberi izin kepada Grup teknologi G42 asal Uni Emirat Arab (UEA) mengimpor chip kecerdasan buatan (AI) tercanggih. 

Gedung Putih menyebut keputusan ini mencerminkan “kepercayaan mendalam” antara kedua negara, sekaligus mempercepat transisi dari tahap perencanaan menuju implementasi koridor komputasi AI terbesar antara UEA dan AS.

Secara geopolitik, langkah ini menandai pergeseran pusat gravitasi teknologi ke Timur Tengah, menjadikan UEA pemain utama dalam stabilitas ekonomi dan keamanan regional.

G42 adalah perusahaan teknologi asal Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, yang berfokus pada pengembangan dan penerapan solusi kecerdasan buatan (AI) di berbagai sektor.

Persetujuan tersebut memungkinkan G42 mengaktifkan proyek “Stargate UAE”, kompleks komputasi AI berkapasitas 1 gigawatt yang dibangun untuk OpenAI bersama mitra global seperti Oracle, Cisco, NVIDIA, dan SoftBank. 

Proyek ini juga mendukung pengembangan kampus AI UEA-AS berkapasitas 5 gigawatt yang dirancang untuk menghadirkan komputasi berperforma tinggi dan berlatensi rendah di kawasan.

Dengan pencapaian ini, UEA menempatkan diri sebagai alternatif aman dan andal bagi pusat data di AS maupun Asia, sekaligus memperkuat statusnya sebagai pusat global baru untuk kecerdasan buatan.

“Pengumuman ini menjadi titik balik. Kami bergerak dari perencanaan ke eksekusi, menetapkan tolok ukur global baru untuk komputasi aman berperforma tinggi. Semua yang kami bangun di UEA akan identik dengan di AS, memastikan kinerja dan kepercayaan yang sama di setiap lokasi," kata CEO G42, Peng Xiao, dikutip dari media Malaysia, Bernama, Kamis (20/11/2025).

Chip tersebut akan beroperasi di bawah kerangka Regulated Technology Environment (RTE) yang dikembangkan G42 dan disetujui Departemen Perdagangan AS. 

UEA menjadi satu-satunya negara di kawasan yang menerapkan standar kepatuhan ekspor AS pada level ini.

Ketua Dewan AI dan Teknologi Lanjutan UEA, Khaldoon Khalifa Al Mubarak, menambahkan, keputusan ini menegaskan kedalaman kemitraan strategis kedua negara. 

"Teknologi bukan sekadar alat kemajuan, melainkan platform bagi stabilitas ekonomi, keamanan regional, dan kerja sama jangka panjang. Kami bangga UEA menjadi mitra paling dipercaya Washington di bidang ini.”

Langkah ini juga memperkuat jaringan G42 dengan Microsoft, AMD, Qualcomm, Cerebras, dan lainnya. 

Sebelumnya, G42 mengelola tiga superkomputer masuk daftar Top500 dunia, serta meluncurkan “Maximus-01” di New York yang langsung menempati peringkat ke-20 global.

Dengan izin ini, UEA resmi menjadi simpul AI paling aman dan berperforma tinggi di luar AS, membuka babak baru dalam persaingan global menuju komputasi masif yang aman.

Hubungan ini juga membuka peluang kerja sama jangka panjang yang melibatkan teknologi sebagai platform diplomasi, bukan sekadar alat ekonomi.

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved