Senin, 24 November 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.369: AS Tekan Zelensky Hentikan Perang dan Setujui Kesepakatan Damai

AS dilaporkan mendorong Zelensky menyetujui perjanjian damai dalam waktu dekat, Barat menilai proposal tersebut berisiko.

Kantor Presiden Ukraina
ZELENSKY KUNJUNGI AS - Foto diambil dari Kantor Presiden Ukraina, Selasa (19/8/2025) memperlihatkan Presiden Ukraina Zelensky (kiri) duduk bersama Presiden AS Donald Trump (kanan) di Ruang Oval saat Zelensky berkunjung ke Washington, AS, untuk membicarakan masalah perang Rusia-Ukraina, pada hari Senin (18/8/2025). AS dilaporkan mendorong Zelensky menyetujui perjanjian damai dalam waktu dekat, Barat menilai proposal tersebut berisiko. 
Ringkasan Berita:
  • Perang Rusia–Ukraina memasuki hari ke-1.369 dengan tekanan diplomatik semakin kuat.
  • AS dilaporkan mendorong Zelensky menyetujui perjanjian damai dalam waktu dekat, meski banyak negara Barat menilai proposal tersebut berisiko melemahkan Ukraina.
  • Macron menolak rencana Trump, sementara pemimpin G20 menegaskan perbatasan tidak boleh diubah dengan paksa.
  • Di tengah negosiasi, pertempuran masih berlangsung, termasuk upaya Rusia menyerbu Pokrovsk yang berhasil digagalkan Ukraina.

TRIBUNNEWS.COM - Perang Rusia–Ukraina telah memasuki hari ke-1.369 pada Minggu (23/11/2025).

Konflik berkepanjangan ini bermula dari ketegangan yang tersisa setelah Uni Soviet runtuh pada 1991. Sejak Ukraina memproklamasikan kemerdekaannya, hubungan dengan Rusia tidak pernah benar-benar harmonis dan terus dihiasi perebutan pengaruh serta kecurigaan politik.

Puncak ketegangan terjadi pada 2014, saat Revolusi Euromaidan menjatuhkan pemerintah Ukraina yang pro-Moskow. Tak lama setelah itu, Rusia menguasai Krimea dan mendukung kelompok separatis di wilayah timur Donbas.

Situasi akhirnya meledak menjadi perang terbuka pada Februari 2022 ketika Rusia memulai invasi skala penuh ke Ukraina.

Sementara perang masih berlangsung tanpa kepastian kapan akan berakhir, informasi terbaru menyebut pejabat Amerika Serikat (AS) memberi tahu negara-negara NATO bahwa Washington ingin menekan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menerima kesepakatan damai dalam beberapa hari ke depan.

Konflik yang dulu dipandang sebagai perebutan wilayah kini berkembang menjadi ajang tarik-menarik kepentingan geopolitik, persaingan narasi global, dan pertaruhan masa depan keamanan internasional.

Para pengamat menilai akar persoalannya sangat kompleks, sehingga jalan menuju perdamaian masih tampak panjang dan berliku.

Berikut rangkuman perkembangan terbaru perang Rusia–Ukraina pada hari ke-1.369: 

Macron Tolak Rencana Trump untuk Ukraina

Presiden Prancis, Emmanuel Macron berbicara kepada wartawan saat menghadiri KTT G20 di Afrika Selatan pada hari Sabtu (22/11/2025) menyatakan Rusia bakal ingkar janji jika Ukraina mengurangi jumlah tentaranya sesuai rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Ia menegaskan rencana sepihak yang digagas Trump untuk mengakhiri perang di Ukraina tidak dapat diterima.

“Kita tahu bahwa jika tidak ada unsur pencegahan, Rusia akan kembali dan mengingkari janji mereka,” kata Macron.

Ia menambahkan bahwa setiap rencana harus melalui konsultasi yang lebih luas.

Macron menekankan bahwa perdamaian bagi Ukraina harus tetap selaras dengan keamanan untuk seluruh Eropa.

Baca juga: AS Ultimatum Ukraina: Beri Waktu Seminggu Buat Setuju Damai dengan Rusia atau Tak Lagi Dapat Senjata

Trump: Proposal Perdamaian Bukan Tawaran Terakhir

Berbicara kepada wartawan di luar Gedung Putih pada Sabtu (22/11/2025), Trump mengatakan proposal Amerika Serikat bukanlah “tawaran terakhirnya”.

“Bagaimanapun caranya, kita harus mengakhirinya,” kata Trump, dikutip dari The Guardian.

Para senator AS yang menolak rencana tersebut menyebut Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio memberi tahu mereka proposal perdamaian untuk Ukraina hanyalah “daftar keinginan” Rusia.

Rubio kemudian menegaskan proposal itu disusun Washington sebagai “kerangka kerja yang kuat untuk negosiasi yang sedang berlangsung”.

Delegasi AS dan Ukraina Bahas Proposal Perdamaian di Swiss

Pejabat Ukraina dan Amerika dijadwalkan bertemu di Swiss pada Minggu (23/11/2025) untuk membahas rencana perdamaian.

Pertemuan itu berlangsung setelah Washington mengirimkan draf rencana tersebut ke Kyiv, Reuters melaporkan.

Rencana itu menyerukan Ukraina menyerahkan wilayah, menerima pembatasan militernya, dan meninggalkan upaya bergabung dengan NATO.

Draft proposal juga mencakup poin yang berpotensi ditolak Moskow, termasuk tuntutan agar pasukan Rusia mundur dari sebagian wilayah yang mereka rebut.

Negara Barat Kritik Pembatasan Militer Ukraina dalam Proposal AS

Para pemimpin Barat mengatakan proposal AS untuk Ukraina “memerlukan kerja keras tambahan”.

Pernyataan itu disampaikan pada Sabtu (22/11/2025) dalam KTT G20 yang tak dihadiri Trump.

Pemimpin negara-negara kunci Eropa bersama Kanada dan Jepang mengeluarkan pernyataan bersama.

“Kami tegas pada prinsip bahwa perbatasan tidak boleh diubah dengan paksa,” bunyi pernyataan tersebut.

Mereka menyatakan keprihatinan atas usulan pembatasan angkatan bersenjata Ukraina karena dapat membuat Ukraina rentan terhadap serangan di kemudian hari.

Ukraina Gagalkan Upaya Rusia Serbu Pokrovsk

Militer Ukraina pada Sabtu (22/11/2025) mengatakan pasukan Rusia berupaya maju ke bagian tengah kota Pokrovsk di wilayah timur.

Baca juga: Trump Patok Tanggal, Kamis Depan Ukraina Harus Setujui Proposal AS-Rusia

Upaya tersebut memanfaatkan kondisi kabut tebal.

“Namun, upaya ini tidak berhasil, dan musuh sedang dibasmi di wilayah perkotaan,” tulis Staf Umum Ukraina di Telegram.

AS Desak Zelensky Terima Kesepakatan Damai

Para pejabat Amerika Serikat telah memberi tahu sekutu-sekutu NATO bahwa mereka berharap dapat mendesakZelensky menyetujui kesepakatan damai dalam beberapa hari ke depan.

Ancaman disampaikan bahwa Kyiv akan menghadapi kesepakatan yang jauh lebih buruk jika tidak menandatangani.

Sekretaris Angkatan Darat AS Dan Driscoll memberikan pengarahan kepada para duta besar NATO dalam pertemuan di Kyiv pada Jumat malam.

Driscoll baru saja bertemu Zelensky sebelum pengarahan.

“Tidak ada kesepakatan yang sempurna, tetapi harus diselesaikan lebih cepat daripada lambat,” ujarnya kepada para diplomat.

Zelensky Umumkan Tim Negosiasi untuk Bahas Rencana Damai

Pada hari Sabtu (22/11/2025), Zelensky menyatakan perdamaian sejati atau “bermartabat” hanya dapat terwujud melalui keamanan dan keadilan yang terjamin.

Ia mengumumkan pembentukan tim negosiasi Ukraina untuk bertemu dengan perwakilan AS di Jenewa.

Tim tersebut akan dipimpin oleh Kepala Staf Presiden, Andriy

Zelensky juga menyebut adanya pembicaraan dengan para mitra Ukraina mengenai langkah-langkah untuk mengakhiri perang, menurut laporan Reuters.

Kanselir Jerman: Eropa Harus Terlibat dalam Proses Perdamaian Ukraina

Baca juga: Putin Gertak Ukraina, Ancam Rebut Lebih Banyak Wilayah jika Proposal Damai Ditolak Kyiv

Kanselir Jerman Friedrich Merz mengatakan ia telah menegaskan kepada Donald Trump lewat sambungan telepon bahwa Eropa harus menjadi bagian dari setiap proses mengakhiri perang di Ukraina.

Menurut Merz, kekalahan Ukraina atau kemungkinan runtuhnya negara tersebut akan berdampak besar terhadap politik Eropa secara keseluruhan.

“Dan itulah mengapa kami sangat berkomitmen pada isu ini,” kata Merz.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved