Konflik Rusia Vs Ukraina
Zelenskyy Siap Nego dengan Trump soal Proposal AS-Rusia yang Menyakitkan
Presiden Ukraina Zelenskyy akan negosiasi dengan Presiden AS Trump soal proposal perdamaian baru yang diam-diam disusun AS dan Rusia.
Ringkasan Berita:
TRIBUNNEWS.COM - Setelah Amerika Serikat (AS) dikabarkan diam-diam menyusun proposal perdamaian baru dengan Rusia, Ukraina berniat untuk negosiasi dengan Presiden AS Donald Trump.
Proposal baru tersebut berisi syarat mengakhiri perang, salah satunya konsesi menyakitkan bagi Ukraina untuk menyerahkan wilayahnya yang diduduki Rusia.
Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan dia akan bernegosiasi dengan Donald Trump mengenai rencana itu.
Kantornya mengonfirmasi bahwa Ukraina telah menerima rancangan perdamaian yang didukung AS dan Rusia.
"Presiden akan berbicara dengan Trump dalam beberapa hari mendatang tentang peluang diplomatik yang ada dan poin-poin utama yang diperlukan untuk perdamaian," kata kantor Zelenskyy dalam pernyataannya, Kamis (20/11/2025).
Dalam pidato malamnya, Zelenskyy menegaskan Ukraina tidak akan menghalangi upaya diplomasi untuk mengakhiri perang.
"Ukraina membutuhkan perdamaian dan Ukraina akan melakukan segalanya agar tidak ada seorang pun di dunia yang dapat mengatakan bahwa kami mengacaukan diplomasi. Ini penting," kata Zelenskyy.
Ia menambahkan bahwa Ukraina tidak akan mengeluarkan pernyataan yang terburu-buru.
Presiden yang masa jabatannya berakhir tahun lalu dan berlanjut selama darurat militer itu menegaskan Ukraina perlu menjalin diplomasi konstruktif dengan mitranya, termasuk AS.
Sebelumnya, para pejabat Ukraina marah dan mengecam rancangan yang dikabarkan disusun diam-diam oleh AS dan Rusia.
Menurut laporan The Guardian, rancangan itu berisi 28 poin yang mirip dengan proposal yang diajukan Rusia pada tahun 2022, tak lama setelah invasi dimulai.
Baca juga: AS Siap Serahkan Krimea–Donbas ke Rusia, Trump Klaim Langkah Itu Jadi Kartu Damai Perang Ukraina
Sejumlah media Barat menyebut pejabat Rusia dan AS menyusun rancangan tersebut atas dukungan Trump.
Sejak meluncurkan invasi pada 24 Februari 2022, Rusia menduduki sebagian wilayah Ukraina di Donetsk, Luhansk, Kherson, Zaporizhzhia, dan Krimea (diduduki sejak 2014).
Proposal terbaru memaksa Ukraina menyerahkan Krimea dan wilayah Donbas, sementara garis depan Kherson dan Zaporizhzhia akan dibekukan di sepanjang garis kontak saat ini.
Ukraina juga diminta membatasi jumlah tentaranya menjadi 600.000 personel, yang berarti pengurangan ratusan ribu personel, lapor Al Jazeera.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.