Ironis! Anak Berhenti Minum Susu, Ayah Kebal-Kebul Rokok
Ini cerita ironi yang sering terjadi di keluarga miskin. Anak balitanya berhenti minum susu, sang ayah tetap asyik merokok.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Agustina NR
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ini cerita ironi yang sering terjadi di kalangan anak-anak. Di masa usia emasnya, anak-anak dihentikan konsumsi susu karena orangtua beralasan tak mampu secara finansial.
Padahal, sang ayah tetap beli rokok dan kebal-kebul sepanjang hari, seolah rokok lebih bermanfaat baginya ketimbang memikirkan tumbuh kembang anak.
"Banyak anak usia lima tahun terpaksa berhenti minum susu. Ironisnya, si bapak merokok, padahal harga rokok setara dengan satu liter susu atau 3,5 butir telur, " kata Guru Besar Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor (IPB), Ali Komsan dalam nada prihatin.
Ali mengacu pada penelitian UNICEF tentang Milk Habits di daerah Jawa Barat menyebutkan, pada faktanya konsumsi susu di Indonesia sebenarnya mengalami kenaikan meski masih jauh dari harapan. Dari 15 tetes menjadi 30 tetes per hari.
"Konsumsi susu per kapita di Indonesia di tahun 2010 menjadi 11,84 liter, setelah tahun sebelumnya kurang dari itu. Apalagi kita sudah mencanangkan tanggal 1 Juni menjadi Hari Susu Nusantara," jelas Ali.
Hal tersebut guna menyosialisasikan gerakan minum susu. Mengapa susu begitu penting bagi pertumbuhan anak? Ali menjelaskan manfaat susu untuk pertumbuhan baik bagi tulang dan gigi karena mengandung kalsium, meningkatkan kekebalan tubuh, tumbuh optimal dengan berat badan yang sesuai, serta susu merupakan sumber zat gizi.
Ditambah lagi komposisi susu yang terdiri dari air (87 persen) dan padatan (karbohidrat, lemak, protein, vitamin/mineral sebanyak 13 persen) sangat bermanfaat bagi kesehatan anak. Tetapi konsumsi susu di Indonesia pada tahun 2011 adalah 11,9/liter/kapita/tahun terbilang masih rendah dibandingkan Vietnam 12,1; Filipina dan Malaysia 22,1; Thailand 33,7; dan India 42,8/liter/kapita/tahun.
"Susu sekarang sudah difortifikasi dengan zat-zat gizi yang lain, jadi susu semakin memenuhi gizi yang lain."
Namun yang terjadi, semakin usia anak bertambah, semakin berkurang konsumsi susunya. Hal ini dikarenakan kondisi ekonomi, jadi susu hanya diprioritaskan kepada anak yang lebih muda.
"Padahal jika rajin minum susu, anak yang bertubuh pendek semakin dientaskan. Saya rasa Kemenkes tidak hanya berperan dalam urusan gizi buruk, tetapi anak-anak dapat tumbuh lebih tinggi, sehat, jadi olahragawan yang baik melalui konsumsi susu," tandasnya. Ingin anak kita tumbuh tinggi optimal? Yuk, ajak anak minum susu sehari tiga kali.
Baca artikel menarik lainnya
- Bu, Jangan Cela Ayah Saat Mengasuh Anak 6 menit lalu
- Ruangan Sempit? Ini Triknya Agar Terkesan Luas 1 jam lalu
- Bekam, Cara Alami Usir Racun 1 jam lalu
- Dapatkan Bed Car di PRJ, Cocok Buat Kado Ultah Anak-anak 2 jam lalu
- Bu, Begini Lho Cara Memotong Kuku Bayi 2 jam lalu
- Kaki Trimah Lincah Membatik, Motifnya pun Bagus 2 jam lalu
- Keripik Kentang Brokoli, Camilan Sehat untuk Anak 2 ja