Selasa, 2 September 2025

Viral Bayi 54 Hari Meninggal Dicekoki Air Perasan Kencur dan Kecipir, Dokter Anak Ingatkan Bahayanya

Sebelum meninggal, bayi yang diberi perasan kencur dan kecipir mengalami sesak napas dan terkena infeksi paru-paru.

Facebook
Tangkapan layar postingan netizen yang menceritakan bayi 54 hari meninggal dunia karena diberi minum air perasan kencur dan kecipir. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kisah bayi malang berusia 54 hari meninggal usai diberi minum ramuan tradisional atau jamu viral di media sosial.

Cerita itu diunggah akun Facebook Yaya di grup Keluh Kesah Lele Berulah pada Selasa (17/1/2023).

Dalam postingannya, pengunggah membagikan 4 foto bayi.

Foto pertama menampakan bayi telah meninggal dunia.

Sementara tiga foto lainnya bayi mungil memakai selang saat mendapatkan perawatan.

Selang terpasang di hidung hingga mulut bayi.

Pengunggah menuliskan bahwa bayi mungil tersebut meninggal setelah meminum racikan tradisional air perasan kencur dan daun kecipir.

Ramuan itu diberikan oleh keluarga.

"Izin cerita, ini anak aku usia nya 54hari harus meninggal gara2 di kasih minum ramuan tradisional, di kasih minum daun kecipir sama kencur yang diperas," tulisnya.

Baca juga: Sampai Kapan Obat Sirup Disetop? Ini Kata Kemenkes dan Ikatan Dokter Anak Indonesia

Ibu tersebut mengatakan dirinya sudah melarang keluarganya untuk melakukan itu.

Namun keluarganya tetap kekeuh memberikan bayi cairan tradisional tersebut.

Akibatnya, bayi mengalami sesak napas dan terkena infeksi paru-paru.

Ia menuturkan, pihak keluarganya bahkan sempat melarang bayi dibawa ke rumah sakit untuk diberi perawatan lebih lanjut.

"Aku sebagai ibu nya udh ngelarang ga usah ngasih tapi keluarga aku ttp ngasih, alhasil anak aku sampe sesak nafas dan kena infeksi paru2. Aku mau bawa ke dokter tapi semua keluarga ga ngijinin katanya lebih baik pakek obat tradisional,"

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan