Sabtu, 6 September 2025

Komplikasi Hipertensi Bebani Ekonomi Keluarga karena Biaya Pengobatan Mahal

Perlu upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup sehat, deteksi dini, dan pengendalian tekanan darah guna mengurangi beban ekonomi

Editor: Eko Sutriyanto
istimewa
Konferensi Pers Beban Ekonomi Akibat Komplikasi Hipertensi di Jakarta, Jumat, 23 Februari 2024. 

Angka ini mengalami peningkatan dari tahun 2022 yang mencapai Rp 12,1 triliun.

"Berdasarkan laporan BPJS di tahun 2023, dari 23 juta peserta JKN yang di telah menjalani skrining riwayat kesehatan, sekitar 8 persen diantaranya berisiko menderita hipertensi,” jelasnya.

Hipertensi yang tidak tertangani akan menimbulkan kerusakan di organ lain termasuk otak dan ginjal.

"Bisa dibayangkan biaya kesehatan yang akan sangat membengkak apabila sampai terjadi gangguan di tiga organ sekaligus," ungkapnya.

Harus diingat juga bahwa penyakit jantung, ginjal dan otak termasuk 8 penyakit katastropik dengan klaim BPJS terbesar di Indonesia.

Dengan demikian, pencegahan adalah salah satu langkah tepat agar pasien tetap sehat, dapat produktif dan tidak memberikan beban kepada keluarga, masyarakat dan negara.

dr. Eka Harmeiwaty, Sp.S, Wakil Ketua InaSH, mengatakan, hipertensi dapat merusak organ selama bertahun tahun sebelum ada gejala.

Apabila tidak diobati hipertensi dapat menyebabkan disabilitas, kualitas hidup buruk, hingga kematian karena kerusakan organ target seperti otak, jantung dan ginjal.

Pembuluh darah pada orang sehat bersifat lentur, kuat dan elastis, permukaannya bersih dan licin sehingga darah mengalir bebas dan lancar untuk mensuplai oksigen dan nutrien ke organ vital.

Terkait dampak hipertensi terhadap kerusakan susunan saraf, dr. Eka menjelaskan, “hipertensi dapat menyebabkan Transient Ischemic Attack (TIA) atau stroke minor yang terjadi karena terganggunya aliran darah ke otak dalam waktu singkat akibat adanya penyumbatan di pembuluh darah.

Selain itu, hipertensi merupakan faktor risiko utama penyebab stroke. Menurut berbagai penelitian hipertensi ditemukan pada 60-70 persen kasus stroke.

"Hipertensi akan menyebabkan kerusakan endotel dinding pembuluh darah arteri yang akan menginisiasi proses atherosklerosis," sebutnya.

Dinding pembuluh darah akan rusak dan mempermudah partikel untuk saling menempel yang akan membentuk plak. Plak bisa bersifat tidak stabil dan sewaktu-waktu lepas menuju ke distal dan menyumbat di pembuluh darah yang lebih kecil.

Proses atherosklerosis juga akan menyebabkan penebalan dinding pembuluh darah sehingga terjadi penyempitan lumen pembuluh darah.

Kedua kondisi ini akan menyebabkan aliran darah ke otak terganggu dan terjadilah stroke iskemik. Selain menyebabkan penyumbatan aliran darah, hipertensi juga menyebabkan terjadinya perdarahan di otak.

Halaman
1234
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan