RI Hadapi Triple Planetary Crisis, Dampak dan Pencegahannya? Berikut Penjelasan Dirjen Planologi
Di Indonesia, pulau Jawa menjadi satu-satunya pulau yang masuk dalam kategori sudah terlampaui.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA -- Indonesia disebut-sebut sedang menghadapi Triple Planetary Crisis.
Tiga krisis ini yakni perubahan iklim, hilangnya biodiversity, serta polusi dan limbah.
Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Dr. Hanif Faisol Nurofiq, S.Hut., M.P. menjelaskan, saat ini dunia sedang menghadapi ancaman besar yang akan menentukan masa depan bumi dan semua penghuninya.
Dampaknya berkepanjangan, bersifat merusak, dan sudah dialami belakangan ini. Seperti menurunnya fungsi lingkungan hidup, merosotnya kualitas maupun kuantitas air dan udara bersih, suhu bumi yang merangkak naik dan berakibat naiknya permukaan air laut.
Lalu kebakaran hutan, gagal panen, hingga rententan bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan juga badai.
Baca juga: Belasan Parbik di Sumedang Terdampak Bencana, Ribuan Karyawan Tak Bisa Kerja
Ia menyebut, segala krisis ini memang diakibatkan oleh ekspansi manusia terhadap alam yang sekarang nyaris tak berbatas. Mulai dari industri tambang, transportasi, pembangunan, hingga sektor pertanian.
“Karenanya, kita memerlukan perencanaan pemanfaatan SDA yang baik untuk menghadapi ancaman tiga krisis ini,” ujar Hanif dalam kegiatan baru-baru ini.
Upaya Pencegahannya
Menurut Hanif, perencanaan pemanfaatan SDA (sumber daya alam) secara baik dan berkesinambungan ini sejalan dengan tiga era baru yang akan berjalan di Indonesia, dimulai pada 2024.
"Salah satu poin pentingnya adalah pendayagunaan data dan informasi Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup (D3TLH), sebagai instrumen tata lingkungan yang penting untuk perencanaan pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan," jelas dia.
Hanif mengungkapkan, instrumen ini bisa digunakan untuk dua hal.
Pertama, sebagai indikator keberlanjutan landscape (keberlanjutan proses, fungsi, dan produktivitas lingkungan hidup) serta sebagai penjamin keselamatan, mutu hidup, dan kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: 22 Makam Tersapu Banjir Bandang, Potongan Jasad Hanyut di Danau Toba, Polisi: Dipindah ke Tugu Makam
“Yang kedua adalah untuk memperkuat aspek lingkungan (environmental and social safeguard) dalam perencanaan pembangunan, tata ruang, dan SDA,” tutur Hanif
Pengembangan, penerapan dan pendayagunaan D3TLH dalam proses perencanaan pembangunan, tata ruang, dan SDA sudah didukung dan dilindungi oleh landasan hukum/yuridis dan landasan saintifik yang sangat kuat.
Untuk memperkuat landasan saintifiknya, KLHK telah berkolaborasi dan berdiskusi dengan berbagai para pakar perguruan tinggi, Perkumpulan Program Studi Ilmu Lingkungan (PEPSILI), Badan Kerjasama Pusat Studi Lingkungan (BKPSL), Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP), serta unit-unit kerja KLHK terkait dan pihak-pihak terkait lainnya.
Wapres Gibran: Pemerintah Akan Bantu Perbaikan Rumah Warga yang Rusak Akibat Gempa Poso |
![]() |
---|
Wapres Gibran Tiba di Poso, Kunjungi Lokasi dan Korban Gempa Bumi |
![]() |
---|
Bendungan Jatiluhur Aman Pascagempa Bekasi 4,9 M, Bandung Waspada Aktivitas Sesar Lembang |
![]() |
---|
Berhasil Selamatkan Diri dari Gempa 4,9 M Satu Keluarga di Karawang Berpelukan dan Nangis |
![]() |
---|
Ikatan Jurnalis Televisi Minta TNI Usut Dugaan Kekerasan Terhadap Wartawan di Bone Sulsel |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.