Jumat, 8 Agustus 2025

Peringatan ASEAN Dengue Day 2025, Perkuat Komitmen Capai Target Nol Kematian Akibat DBD pada 2030

Dengue ancam nyawa sepanjang tahun. Kasus melonjak, vaksinasi dan 3M Plus jadi kunci cegah kematian akibat DBD.

Penulis: Anita K Wardhani
Editor: Glery Lazuardi
ISTIMEWA
SEMINAR DBD - Seminar ASEAN Dengue Day 2025 yang bertema “Strengthen the Role of Healthcare Workers: Together We Fight Dengue”. 

TRIBUNNEWS.COM - Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi penyakit yang menjadi ancaman kesehatan global. 

Pada tahun 2023, sampai dengan minggu ke-34, wilayah Asia melaporkan 340.383 total kasus dengue dan 884 total kematian, dengan Case Fatality Rate (CFR) 0,26 persen.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat kasus dengue pada tahun 2024 secara kumulatif mencapai 257.455 dengan kematian 1.461, dan merupakan yang tertinggi setelah tahun 2016.

Hari Dengue ASEAN (The Association of Southeast Asian Nations) atau ASEAN Dengue Day (ADD) yang jatuh pada tanggal 15 Juni setiap tahunnya, diperingati oleh negara-negara anggota ASEAN sebagai bagian dalam upaya pengendalian dengue yang meliputi pencegahan, penanggulangan, dan tatalaksana, guna menekan angka kejadian dan kematian akibat dengue. 

Di Indonesia, sudah lebih dari 50 tahun lalu ketika kasus dengue pertama kali ditemukan pada tahun 1968. 

Namun, hingga saat ini, dengue masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama dengan angka kejadian yang fluktuatif setiap tahunnya. 

Di tahun 2025 saja, sampai dengan 16 Mei 2025, Kementerian Kesehatan mencatat 56.269 kasus yang tersebar di 456 kabupaten/kota di 34 provinsi, dengan kematian sebanyak 250 kasus yang terjadi di 123 kabupaten/kota di 24 provinsi.

Dengue berdampak luas—bukan hanya tecermin dalam angka kasus, tetapi juga dalam hilangnya produktivitas karena perawatan, baik bagi pasien maupun anggota keluarga yang harus mendampingi. 

Di balik data, ada cerita kehilangan orang-orang tercinta yang tidak tercatat dalam statistik. Setiap kehilangan adalah tragedi yang sebenarnya dapat kita cegah. 

"Yang kadang kita lupa, dengue bukanlah penyakit musiman, dia ada sepanjang tahun dan bisa menyerang siapa saja terlepas dari di mana kita tinggal, usia, dan gaya hidup kita. Untuk itu, kami memanfaatkan momentum ASEAN Dengue Day untuk terus mengingatkan bahwa dengue masih mengancam dan mengintai kita setiap waktu," kata Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines dalam keterangan kepada media. 

Baca juga: Ada Lebih dari 1.400 Kasus Kematian Akibat DBD dalam Setahun, Pemerintah Susun Strategi Baru

Andreas menegaskan komitmen pihaknya sebagai mitra jangka panjang bersama pemerintah, tenaga kesehatan, asosiasi medis, akademisi, sektor swasta, dan masyarakat umum dalam mendukung tujuan bersama: nol kematian akibat dengue pada tahun 2030. 

“Perjuangan ini membutuhkan aksi kolektif. Mari mulai dari tiga langkah penting: edukasi diri dan orang sekitar tentang pencegahan dengue, disiplin menjalankan 3M Plus, dan terbuka pada solusi pencegahan yang inovatif. Bersama, kita bisa melindungi lebih banyak nyawa dari ancaman virus dengue,” tutupnya.

Salah satu wujud komitmen penanggulangan dengue pada peringatan ADD 2025 kali ini adalah melalui kemitraan dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Jawa Barat.

IDAI dan pihaknya, kata Andreas menggelar Seminar ASEAN Dengue Day 2025 yang bertema “Strengthen the Role of Healthcare Workers: Together We Fight Dengue”.

Seminar ilmiah yang digelar Minggu, 15 Juni 2025 ini menyasar dokter spesialis anak di seluruh Indonesia.

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan