Bayi Lahir dari Ibu dengan HIV, Apakah Pasti Tertular Virus yang Sama?
Bayi lahir dari ibu pengidap HIV belum tentu tertular virus yang sama. Prof Zubairi Djoerban menyampaikan penjelasan.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Willem Jonata
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Masih banyak anggapan ibu hamil dengan HIV kemudian melahirkan bayinya, yang juga diyakini positif HIV (human immunodeficiency virus).
Dokter spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi-onkologi (Kanker) Prof Zubairi Djoerban menerangkan, hal itu tidak tepat.
Melalui pengobatan yang tepat dan rutin, maka peluang melahirkan bayi tanpa HIV bisa sangat tinggi.
Terapi antiretroviral (ARV) bisa menekan jumlah virus dalam tubuh.
Baca juga: Dokter Minta Pasien yang Hasil Tesnya Reaktif HIV Segera Lakukan Terapi ARV
“Dengan terapi antiretroviral (ARV) yang rutin dan tepat waktu, bayi bisa lahir tanpa HIV sangat tinggi, bisa 100 persen negatif,” ujar dia dikutip dari akun X-nya, Senin (30/6/2025).
Jika dahulu saat ibu hamil dengan HIV disarankan menjalani operasi caesar untuk mengurangi penularan HIV saat persalinan normal, kini tidak lagi.
Dengan kemajuan pengobatan, konsumsi ARV jauh lebih efektif menekan risiko.
Bahkan bisa mencegah penularan sepenuhnya.
Sayangnya, Prof Zubairi menyoroti ibu hamil dengan HIV yang mengakses ARV masih sangat rendah, baru sekitar 24 persen
Akibatnya, masih ada 700–1.000 bayi lahir dengan HIV setiap tahun.
“Saya imbau lakukan tes HIV sedini mungkin. Kalau hasilnya positif, jangan tunda mulai ARV. Obatnya aman untuk ibu dan bayi. HIV bisa dicegah kepada bayi. Yang harus dilawan bukan hanya virusnya, tapi juga stigma dan kelambanan penanganan,” pesan Prof Zubairi.
Cegah Penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis C Sejak Dini dengan Pemeriksaan IMS |
![]() |
---|
Dokter Minta Pasien yang Hasil Tesnya Reaktif HIV Segera Lakukan Terapi ARV |
![]() |
---|
Targetkan Eliminasi HIV dan IMS Tahun 2030, Kasus Sifilis Meningkat di Kelompok Usia Muda |
![]() |
---|
Kasus HIV pada Remaja Meningkat, Pakar: Aktivitas Seksual Aktif sejak Usia 13 Tahun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.