Perhimpunan Dokter Mata Apresiasi Kiprah Dunia Usaha dalam Penanggulangan Kebutaan pada Anak
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, gangguan penglihatan di seluruh dunia saat ini telah mencapai 2,2 miliar.
Penulis:
Choirul Arifin
Editor:
Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia menjadi kontributor utama angka kebutaan masyarakat di Asia Tenggara dengan tingkat kebutaan mencapai total 95 juta.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, gangguan penglihatan di seluruh dunia saat ini telah mencapai 2,2 miliar.
Sebanyak 50 persen atau 1,1 miliar di antaranya telah mengalami kebutaan atau disabilitas netra total.
Karena itu Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) menyampaikan apresiasi atas keterlibatan sektor swasta dalam membantu menangani angka kebutaan di Indonesia.
Baca juga: Waspadai Dampak Gas Air Mata, Bisa Sebabkan Kebutaan hingga Erosi Kornea
Pada penyelenggaraan rangkaian acara Konas ke-17 dan PIT ke-50 PERDAMI di Bandung, organisasi ini memberikan Tanda Penghargaan Djoko Sarwono kepada Optik Tunggal.
Dr. dr. Feti Karfiati, Sp.M(K), M.Kes , Departemen Penilaian dan Pemberian Penghargaan Profesi Perdami (D4) menilai program yang dijalankan perusahaan memiliki nilai keberlanjutan program dan nilai kemanusiaan yang melekat dalam inisiatif yang dijalankan.
Perusahaan dinilai berkontribusi nyata dalam mendukung penanggulangan kebutaan, khususnya pada anak-anak dengan katarak kongenital.
“Kami percaya, penglihatan yang sehat adalah fondasi penting bagi masa depan anak-anak. Sampai saat ini, kami telah membantu anak-anak di lebih dari 20 daerah terpencil di Indonesia," kata Alexander F. Kurniawan, CEO Optik Tunggal, dikutip Selasa, 16 September 2025.
Karena itu, pihaknya berkomitmen memperluas jangkauan program, menjangkau lebih banyak wilayah, mendukung lebih banyak anak, dan terus menjalin kolaborasi bermakna dengan komunitas medis di Indonesia.
Tanda Penghargaan Djoko Sarwono merupakan bentuk apresiasi tertinggi PERDAMI yang diberikan kepada individu atau institusi non-dokter mata yang dinilai memiliki kontribusi luar biasa dalam mendukung upaya penanggulangan kebutaan di Indonesia.
Penghargaan ini diambil dari nama Prof. Djoko Sarwono, salah satu tokoh pelopor oftalmologi komunitas di Indonesia yang dikenal atas dedikasinya dalam memperluas akses layanan kesehatan penglihatan bagi masyarakat.
Penghargaan ini diberikan sejak tahun 2023 dengan penilaian pada aspek kontribusi material dan menekankan keberlanjutan program, nilai kemanusiaan, serta kolaborasi yang berdampak nyata bagi kesehatan penglihatan masyarakat luas.
Selain Optik Tunggal, sejumlah institusi/perusahaan juga menerima penghargaan tersebut karena dinilai turut berkontribusi di bidang yang sama.
Menurut Alexander F. Kurniawan, perusahaannya dipilih berdasarkan keberlanjutan program dan dampak sosial yang dihasilkan dari inisiatif CSR yang dijalankan, terutama dalam membantu anak-anak katarak yang mengalami gangguan penglihatan sejak lahir.
"Fokus perusahaan tidak hanya pada aspek distribusi kacamata khusus, melainkan juga pada pembangunan sistem yang memperluas akses layanan pemeriksaan penglihatan anak," ungkap ALexander.
Tidak Punya Izin Praktik, Oknum Bidan yang Sebabkan Siswi SMP di Palembang Buta Dituntut 4 Tahun |
![]() |
---|
Glaukoma Sering Muncul Tanpa Gejala, Tapi Bisa Berujung Kebutaan, Wanita Lebih Berisiko |
![]() |
---|
Cegah Retinopati Diabetika, Pasien dengan Diabetes Disarankan Rutin Skrining Mata |
![]() |
---|
Jangan Sepelekan Mata Malas pada Anak, Bisa Berakhir Kebutaan Saat Dewasa |
![]() |
---|
Dendam Membara Pemuda Korban Penyiraman Air Keras, Dilampiaskan ke Polisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.