Senin, 13 Oktober 2025

Stres Menumpuk Bisa Rusak Tubuh dan Pikiran, Waspadai Tandanya

Secara jangka pendek, stres biasanya memunculkan tanda-tanda fisik dan emosional yang mudah dikenali

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
Freepik
ILUSTRASI KESEHATAN MENTAL - Tuntutan pekerjaan, tekanan keluarga, hingga lingkungan sosial yang kompetitif sering kali membuat banyak orang memendam stres tanpa sadar. Sayangnya kebiasaan menahan stres tanpa menyalurkannya dengan sehat dapat berdampak serius—bukan hanya bagi mental, tetapi juga bagi fisik 

“Kalau dampaknya negatif, itu masuk ke kategori toksik.”

Situasi toksik bisa berupa hubungan yang penuh kekerasan verbal atau fisik, tempat kerja dengan kompetisi tidak sehat, hingga lingkungan sosial yang mendorong perilaku destruktif. Akibatnya, individu menjadi takut, kehilangan kepercayaan diri, dan mengalami distress berkepanjangan.

Baca juga: Stres Bisa Bikin Jantung Berdetak Tidak Teratur, Waspadai Risiko Aritmia dan Serangan Jantung

Strategi Mindful Humanis untuk Mengelola Stres

Mengelola stres bukan sekadar mencari pelarian, tetapi menghadapi dan menyalurkannya secara sehat.

Dr. Hilda menyarankan pendekatan mindful humanis—hidup dengan kesadaran penuh terhadap tubuh, pikiran, dan lingkungan sosial.

Beberapa langkah sederhana yang bisa diterapkan antara lain: 

  • Sadar dan salurkan emosi.
  • Tulis jurnal, bercerita kepada orang tepercaya, atau konsultasi dengan psikolog.
  • Hidup secara mindful.
  • Sadari apa yang dirasakan tubuh dan emosi, serta beri waktu untuk beristirahat.
  • Bangun dukungan sosial : Keluarga, teman, atau komunitas dapat menjadi sumber kekuatan emosional.
  • Jaga kesehatan fisik.
  • Rutin berolahraga, makan bergizi seimbang, dan tidur cukup membuat tubuh lebih tahan terhadap stres.

“Langkah-langkah kecil seperti ini penting agar stres tidak menumpuk menjadi masalah jangka panjang,” tegas Dr. Hilda.
 
Jangan Diamkan Stres

Stres yang tidak ditangani bukan hanya mengganggu suasana hati, tapi bisa merusak kesehatan mental, fisik, dan kualitas hidup secara keseluruhan.

Mengenali tanda-tandanya sejak dini, mencari dukungan, dan menerapkan gaya hidup mindful dapat membantu menjaga keseimbangan hidup.

“Kalau dibiarkan berlarut-larut, keluhan ini bisa menetap dan menjadi gangguan mental atau gangguan jiwa,” tutup Dr. Hilda.
 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved