Risiko Osteoporosis Meningkat Setiap Dekade, Ini Saran Dokter untuk Mencegahnya
Osteoporosis adalah penyakit yang membuat tulang semakin lemah seiring bertambahnya usia, sehingga menjadi rapuh dan mudah patah.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Survei pemindaian tulang atau scan bone 2025 terhadap lebih dari 400.000 orang di 16 kota menunjukkan orang Indonesia berisiko osteoporosis.
Risiko itu meningkat rata-rata 20 persen setiap 10 tahun penambahan usia.
Data lain dari Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Gizi Kementerian Kesehatan RI tahun 2005 menunjukkan, 2 dari 5 penduduk Indonesia berisiko mengalami osteoporosis.
Osteoporosis adalah penyakit yang membuat tulang semakin lemah seiring bertambahnya usia, sehingga menjadi rapuh dan mudah patah.
Baca juga: 75 Persen Lansia di Indonesia Berisiko Osteoporosis, Pakar Ingatkan Jaga Tulang Sejak Dini
Penting untuk melakukan pencegahan sebelum terlambat.
Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI), Dr. dr. Tirza Z. Tamin, Sp.KFR, M.S(K), FIPM(USG), mengatakan, osteoporosis dapat menyerang siapa saja tanpa tanda awal yang jelas.
Tidak hanya pada lutut, tetapi juga tulang belakang dan bagian tubuh lainnya.
Osteoporosis itu silent disease dan membutuhkan pencegahan sejak dini.
“Periksakan kepadatan tulang, penuhi nutrisi, dan bergerak aktif setiap hari. Pencegahan yang konsisten adalah kunci agar tetap bisa bergerak bebas hingga usia lanjut,” tutur dia di Jakarta, baru-baru ini.
Dokter Tirza mengatakan, secara umum osteoporosis tidak menimbulkan gejala pada tahap awal.
Namun, gejalanya bisa berupa mudah lelah, nyeri tulang atau sendi, sakit pada tulang punggung, lutut atau leher, penyusutan tinggi badan, serta tulang yang lebih rentan cedera atau patah, dan postur tubuh membungkuk.
Adapun pencegahan osteoporosis dapat dimulai dengan menjaga pola makan sehat dan asupan nutrisi tulang yang optimal.
Misalnya dari susu rendah lemak yang tinggi kalsium, yang diperkaya vitamin D, protein, dan kolagen.
Selain itu, sesuai anjuran Kementerian Kesehatan, lakukan olahraga teratur setidaknya 150 menit per minggu.
“Pilih olahraga weight-bearing, yaitu aktivitas yang melibatkan beban tubuh sendiri. Salah satu yang paling mudah dilakukan adalah berjalan kaki 10.000 langkah setiap hari,” tutur dia.
Selain itu, konsumsi protein dari susu, daging, telur, dan kacang-kacangan juga penting untuk memperkuat otot yang menopang tulang.
Nutrisi lain seperti magnesium dan omega-3 yang banyak terdapat pada kacang-kacangan serta ikan turut membantu menjaga fleksibilitas sendi dan mendukung kesehatan tulang secara keseluruhan.
Osteoporosis tidak dapat sembuh sepenuhnya karena kerusakan tulang bersifat permanen, sehingga pencegahan jauh lebih penting.
Meski demikian, perkembangan penyakit dapat diperlambat dengan pola hidup sehat.
Ditambahkan President Director Fonterra Brands Indonesia, Yauwanan Wigneswaran, berbagai inisiatif edukasi publik dilakukan untuk meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga kesehatan tulang.
Kegiatan seperti kampanye jalan sehat Anlene dan seminar kesehatan di beberapa kota menjadi salah satu cara mengajak masyarakat untuk lebih aktif mencegah osteoporosis tulang sejak dini.
9 Orang di Serang Banten Positif Terpapar Radioaktif Nuklir, Kondisinya Tanpa Gejala |
![]() |
---|
Pengelola Dapur MBG Wajib Punya SLHS, Ini Cara dan Syaratnya |
![]() |
---|
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di Jakarta Resmi Dimulai, Targetnya Nol Kematian |
![]() |
---|
DPR Ungkap Banyaknya Siswa Keracunan karena MBG Bertolak Belakang dengan Misi Program Prabowo |
![]() |
---|
Saran Dokter Onkologi untuk Penanganan Kasus Kanker di Indonesia yang Terus Meningkat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.