Selasa, 14 Oktober 2025

Kenapa Sering Makan Saat Stres? Psikolog Jelaskan Fenomena Emotional Eating

Makan bukan untuk memenuhi kebutuhan fisik, melainkan untuk menenangkan emosi

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
BARIATRIC COOKERY
EMOTIONAL EATING - ingin makan padahal tidak merasa lapar? Bisa jadi hal itu bukan karena perut, melainkan karena pikiran yang sedang lelah. Fenomena tersebut dikenal dengan istilah emotional eating makan bukan untuk memenuhi kebutuhan fisik, melainkan untuk menenangkan emosi. 

Kebiasaan emotional eating juga sering terjadi tanpa disadari.

Baca juga: 4 Kunci Diet Nyaman Anti Stress Eating Menurut Ahli Gizi

Misalnya, tangan otomatis meraih camilan saat mengetik laporan, atau mengunyah tanpa sadar ketika sedang dimarahi atasan.

Naomi menyebut kebiasaan ini sebagai coping mechanism yang cepat tapi tidak sehat.

“Tanpa sadar kita ngemil sambil kerja, atau makan setelah dimarahi bos supaya cepat merasa stabil lagi. Tapi sebenarnya emosi kita tidak benar-benar diproses, malah berdampak ke berat badan,” ujarnya.

Kaitannya dengan berat badan bukan hanya soal kalori. Saat stres, tubuh memproduksi hormon kortisol yang meningkatkan nafsu makan dan membuat seseorang mengidam makanan tinggi lemak atau gula. Akibatnya, lemak mudah menumpuk terutama di area perut.

Lebih jauh, stres yang tidak diolah dengan baik bisa mengganggu tidur, metabolisme, hingga kesehatan jantung.

Karena itu, pengelolaan stres dan kesadaran diri menjadi kunci penting dalam menjaga keseimbangan tubuh dan pikiran.

Mindful Eating: Cara Sederhana untuk Mengenali Diri

Alih-alih menyalahkan diri karena sering “lari ke makanan”, Naomi menyarankan pendekatan yang lebih sadar — yakni mindful eating.

Konsep ini mengajak seseorang untuk memperhatikan sinyal tubuh: apakah benar-benar lapar, atau hanya ingin melarikan diri dari rasa tidak nyaman?

Berlatih mindful eating bisa dimulai dengan langkah kecil: 

  • Jeda sejenak sebelum makan. Rasakan apakah perutmu benar-benar lapar, atau emosimu yang sedang bergejolak.
  • Nikmati makanan perlahan. Perhatikan tekstur, aroma, dan rasa tanpa terburu-buru.
  • Kenali pemicunya. Catat kapan kamu paling sering ingin ngemil — apakah setelah stres kerja, pertengkaran, atau saat merasa kesepian.
  • Kebiasaan ini bukan sekadar soal diet, melainkan latihan kesadaran diri.
  • Mindful eating membantu seseorang lebih jujur terhadap emosinya — bukan menutupinya dengan makanan.

 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved