Mitos Keropeng Bikin Luka Cepat Sembuh, Ini Penjelasan Dokter yang Sebenarnya
Dokter bedah ungkap, kropeng bukan tanda luka sembuh — justru bisa hambat pemulihan dan sembunyikan infeksi di bawah permukaan.
Ringkasan Berita:
- Ketua Umum PABI, dr. Heri Setyanto SpB FINACS, menjelaskan bahwa kropeng atau kerak pada luka bukan tanda penyembuhan, melainkan sisa bekuan darah dan sel mati yang justru dapat menghambat regenerasi kulit.
- Luka sebaiknya dijaga tetap bersih, lembap, dan bernutrisi agar jaringan baru tumbuh optimal.
- Kropeng yang keras atau berwarna tak merata bisa menandakan infeksi dan perlu dibersihkan secara hati-hati.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Luka yang mulai mengering dan membentuk kerak atau kropeng sering kali dianggap sebagai tanda penyembuhan.
Namun, anggapan ini tidak sepenuhnya benar.
Dalam dunia medis, kropeng justru bisa menjadi penghalang bagi proses regenerasi kulit yang alami.
Ketua Umum Perhimpunan Ahli Bedah Indonesia (PABI), dr Heri Setyanto SpB FINACS, menjelaskan bahwa yang disebut kropeng dalam istilah medis merupakan jaringan bekuan darah dan sel mati yang terbentuk di permukaan luka.
Meski terlihat seperti “pelindung alami”, kropeng sebenarnya tidak membantu proses pemulihan kulit secara optimal.
“Karena penyembuhan luka itu dari tepi luka, bukan dari tengah. Kalau ada kropaeng itu akan mengambil jalanan kulit baru untuk menutup luka,” ujar dr. Heri pada acara *Leukoplast Red First Aid - Press Conference Launch, Edukasi Perawatan Luka Ringan -a#BedaLukaBedaPlester di Jakarta Pusat, Rabu (5/11/2025).
Menurutnya, proses penyembuhan luka berlangsung dari pinggir menuju tengah.
Ketika kropeng terbentuk dan menutup permukaan luka, kulit baru di bawahnya kesulitan tumbuh.
Akibatnya, luka justru bisa sembuh lebih lama, bahkan berisiko terinfeksi.
Baca juga: Kebiasaan yang Tak Disadari Hambat Kesembuhan Luka, Meniup Luka Salah Satunya
Kropeng Bisa Sembunyikan Infeksi di Bawah Permukaan
Secara kasat mata, luka dengan kropeng mungkin tampak kering namun, kondisi di bawah kerak tersebut bisa berbeda.
Di bawah lapisan keras itu, terkadang masih ada cairan atau jaringan yang belum sembuh sempurna.
“Jadi kadang-kadang di atas itu kering, tapi di bawahnya basah,” ungkap dr. Heri.
Ia menambahkan, bila kropeng terasa sangat keras atau tampak menonjol dengan warna tidak merata, hal itu bisa menandakan adanya infeksi.
Dalam kondisi seperti ini, kerak tersebut sebaiknya dibersihkan agar luka bisa “bernapas” dan proses penutupan kulit berlangsung dengan baik.
“Kropengnya itu keras sekali, kemudian ada sesuatu yang aneh di bawahnya, Pasti ada infeksi di situ. Itu harus dibuka. Buat biar proses penutupan luka itu berjalan dengan baik,” ujarnya.
Nutrisi Juga Berperan dalam Pembentukan Jaringan Luka
| PPATK Sebut Transaksi Judol Bisa Ditekan di 2025, Warga Berpenghasilan Rendah Mulai Menghindari |
|
|---|
| Akademisi Unhas Ungkap Alasan Dukung Soeharto Mendapat Gelar Pahlawan Nasional |
|
|---|
| CdM Kontingen Indonesia Bayu Priawan Harap Cabor Angkat Besi Jadi Lumbung Emas di SEA Games 2025 |
|
|---|
| Delpedro Cs Bentuk 'Serikat Tahanan Politik' di Rutan Salemba, Buka Konsultasi Hukum Gratis |
|
|---|
| Buka National Technology Summit 2025, Wamen Komdigi Soroti Peran AI di Industri Telekomunikasi |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.