Penggunaan Odol Untuk Obati Luka Bakar Ternyata Mitos, Ini Penjelasan Medisnya
Pengobatan luka bakar menggunakan pasta gigi atau odol ternyata hanya mitos. Justru odol bisa memperburuk kondisi kulit yang terbakar.
Ringkasan Berita:
- Odol bisa memperburuk kondisi kulit yang terbakar
- Bisa sebabkan kerusakan kulit semakin luas dan infeksi
- Tips pertama yang dilakukan dinginkan luka bakar dengan air steril
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengobatan luka bakar menggunakan pasta gigi atau odol ternyata hanya mitos.
Bila luka diolesi odol, justru bisa memperburuk kondisi kulit yang terbakar.
Ketua Umum Perhimpunan Ahli Bedah Indonesia (PABI), dr Heri Setyanto SpB FINACS mengatakan pemberian odol pada luka bakar adalah mitos medis yang berbahaya.
Bukannya menenangkan luka, odol justru bisa meningkatkan kerusakan jaringan kulit.
“Itu mitos banget. Salah satu terapi luka bakar itu nomor satu adalah dijauhkan dari sumber panas. Kalau itu sumber panasnya api, ya dijauhkan dari api. Kalau itu sumbernya listrik, dijauhkan dari listrik. Nah ini malah ditambah odol yang panas. Nah itu sangat mitos,” kata dr Heri di Jakarta, Kamis (6/11/2025).
Baca juga: Pertolongan Pertama Atasi Luka Bakar Berdasarkan Derajat Keparahannya
Menurutnya, penanganan pertama yang benar saat seseorang mengalami luka bakar adalah menghentikan sumber panas dan segera mendinginkan area luka.
Bukan menutupinya dengan bahan lain seperti odol, mentega, atau kecap seperti yang sering dilakukan masyarakat.
Dinginkan Luka
Begitu kulit terkena panas, suhu jaringan tubuh akan terus meningkat selama beberapa detik setelah kejadian.
Jika tidak segera didinginkan, panas tersebut dapat terus menyebar ke lapisan kulit yang lebih dalam dan memperluas area luka.
Baca juga: Kaki Pasien Alami Luka Bakar usai Jalani Operasi Tulang Punggung, RSUD Bojonegoro Bantah Malapraktik
“Nomor satu, begitu ada luka bakar, yang dikerjakan adalah mendinginkan luka itu. Caranya adalah dengan diguyur dengan sesuatu yang dingin. Lebih bagus dengan NaCl yang steril,” ujar dr Heri.
Ia menjelaskan, jika tidak tersedia cairan steril seperti NaCl, air matang yang bersih juga bisa digunakan untuk membantu menurunkan suhu di area luka.
Namun, jangan gunakan es batu secara langsung karena suhu yang terlalu dingin bisa menyebabkan kerusakan tambahan pada jaringan kulit.
“Tapi kalau nggak ada, pakai air matang dan sebagainya. Dampaknya apa kalau dikasih odol? Jaringannya akan makin luas. Harusnya dibuat dingin, ini dipertahankan panas,” tutur dr Heri.
Odol Hambat Penyembuhan
Banyak orang mengira odol terasa dingin di kulit karena kandungan mentol, padahal efek itu bersifat sensasi semu.
Mentol hanya menipu reseptor kulit agar terasa sejuk, tanpa benar-benar menurunkan suhu jaringan.
Lebih lanjut dr Heri menjelaskan bahwa ketika odol dioleskan pada luka bakar, panas dari jaringan justru terperangkap di bawah lapisan odol yang menutup pori-pori.
Akibatnya, kerusakan kulit semakin luas dan risiko infeksi meningkat.
Selain itu, odol bukan bahan steril.
Kandungan zat abrasif dan bahan kimia di dalamnya dapat memicu iritasi serta mengganggu regenerasi jaringan kulit yang sedang rusak.
Cara Menangani Luka Bakar
Untuk luka bakar ringan, misalnya terkena air panas, minyak, atau setrika, masyarakat disarankan melakukan pertolongan pertama yang sederhana namun efektif.
Berikut lima tips atasi luka bakar:
1. Segera jauhkan dari sumber panas
Matikan api, cabut aliran listrik, atau pindahkan korban dari area panas.
2. Dinginkan luka dengan air mengalir bersih selama 10–20 menit
Gunakan air bersuhu normal, bukan air es, untuk menurunkan suhu jaringan.
3. Hindari mengoleskan bahan apapun
Jangan beri odol, mentega, minyak, atau kecap karena bisa memperburuk luka.
4. Tutupi luka dengan kain kasa steril atau perban longgar
Ini berguna untuk mencegah kuman masuk ke luka yang terbuka.
5. Segera cari pertolongan medis jika luka luas, melepuh, atau mengenai wajah dan area vital
Dengan penanganan yang tepat, luka bakar bisa pulih lebih cepat tanpa risiko infeksi berat atau jaringan parut yang menahun.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.