Jumat, 7 November 2025

Hanya Butuh 30 Detik untuk Selamatkan Hidup, Cek Irama Jantung dengan 'Menari'

Tidak semua detak jantung terdengar sama. Ada irama yang berlari terlalu cepat, ada pula yang tersendat pelan tanpa disadari. 

Shutterstock
DETAK JANTUNG - Ilustrasi aritmia jantung. Tidak semua detak jantung terdengar sama. Ada irama yang berlari terlalu cepat, ada pula yang tersendat pelan tanpa disadari.  

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

Ringkasan Berita:
  • Tindakan sederhana dan sangat singkat ini bisa selamatkan hidup. 
  • Cek irama jantung bisa cegah kematian mendadak.
  • Menari atau Meraba Nadi Sendiri menjadi cara yang dikampanyekan untuk selamatkan jantung.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tidak semua detak jantung terdengar sama. Ada irama yang berlari terlalu cepat, ada pula yang tersendat pelan tanpa disadari. 

Di balik setiap denyut yang terasa biasa itu, bisa tersembunyi tanda bahaya yang tak kasat mata, aritmia, gangguan irama jantung yang diam-diam menjadi penyebab kematian mendadak di berbagai belahan dunia.

Baca juga: Waspadai Aritmia, Gangguan Irama Jantung yang Bisa Picu Stroke

Kampanye "MEraba NAdi SendiRI (MENARI)" yang menjadi bagian dari gerakan global Pulse Day 2026.

Yadir untuk mengingatkan masyarakat agar lebih peka terhadap irama jantungnya sendiri.

Sebuah gerakan sederhana yang mengajarkan langkah deteksi dini agar tidak ada lagi nyawa yang terenggut karena terlambat menyadari.


Mengenali Irama Jantung Sebelum Terlambat

Aritmia adalah kondisi ketika jantung berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. 

Kondisi ini sering kali tidak menimbulkan gejala berarti di awal, hingga akhirnya memicu komplikasi serius seperti stroke atau gagal jantung.

Ilustrasi gangguan irama jantung.
Ilustrasi gangguan irama jantung. (Shutterstock)

Menurut Dr. dr. Dicky Armein Hanafy, Sp.JP(K), FIHA, FASCC, Head of Pulse Day Task Force sekaligus Chairperson of Public Affairs Committee Asia Pacific Heart Rhythm Society (APHRS), banyak kasus aritmia yang sebenarnya bisa dicegah bila masyarakat rutin memeriksa denyut nadinya sendiri.

“Cara mengecek denyut jantung yaitu dengan meletakkan jari telunjuk dan jari tengah di pergelangan tangan atau leher, hitung denyutnya selama 30 detik dan kalikan dua untuk mendapatkan denyut per menit. Denyut normal biasanya berada di kisaran 60 hingga 100 detak per menit,” jelas dr. Dicky pada konferensi pers di Jakarta, Kamis (6/11/2025). 

Langkah sederhana itu mungkin terlihat sepele, namun menurut para ahli, kebiasaan kecil ini dapat menyelamatkan banyak nyawa. 

Kampanye MENARI sendiri merupakan bagian dari inisiatif global Pulse Day, yang setiap tahun diperingati pada tanggal 1 Maret (1/3), simbol bahwa 1 dari 3 orang di dunia berisiko mengalami aritmia serius sepanjang hidupnya.

 

Gerakan Global Menyatukan Irama

Tahun 2026 menjadi momentum besar bagi dunia medis dalam menyuarakan kesadaran terhadap aritmia. 

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved