Selasa, 9 September 2025
Tujuan Terkait

Ibas Tegaskan Peran Koperasi sebagai Jembatan Menuju Kesejahteraan dan Pembangunan Berkelanjutan

Ibas menegaskan bahwa koperasi tidak semata-mata berperan sebagai entitas bisnis, melainkan sebagai alat strategis dalam mendukung pencapaian SDGs.

Editor: Content Writer
Istimewa
PERAN KOPERASI - Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), dalam acara Diskusi Kebangsaan “Koperasi Hebat, Indonesia Kuat” yang digelar di Gedung MPR RI, pada Rabu (9/7/2025). Ia menekankan bahwa koperasi bukan hanya entitas bisnis semata, melainkan instrumen penting dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). 

TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), menegaskan bahwa koperasi tidak semata-mata berperan sebagai entitas bisnis, melainkan sebagai alat strategis dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Melalui koperasi, diharapkan tercapai tujuan besar seperti pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi yang inklusif, pengurangan ketimpangan, serta peningkatan produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.

Hal tersebut disampaikan Ibas dalam acara Diskusi Kebangsaan “Koperasi Hebat, Indonesia Kuat” yang dihadiri oleh para pemerhati dan pegiat koperasi dari berbagai daerah, di Gedung MPR RI, pada Rabu (9/7/2025). 

“Koperasi itu penting untuk menjawab SDGs. Kami di DPR, sering sekali berhadapan dengan di diskusi kebangsaan yang seiring dengan program-program SDGs. Mengentaskan kemiskinan, mengatasi pengangguran, yang mana menjadi tugas bangsa dan menjadi tugas kita sebagai anak bangsa,” ujar Ibas.

Lebih lanjut, Wakil Rakyat dari Partai Demokrat ini menegaskan bahwa koperasi merupakan alat pencapaian SDGs, bukan sekadar instrumen ekonomi.

“Koperasi adalah alat pencapaian SDGs, sehingga ada tujuan besar di sana, bersama-sama negara, bersama-sama anak bangsa, tanpa kemiskinan, mendapatkan pekerjaan yang layak, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi ketimpangan, dan meningkatkan produksi dan konsumsi yang berkelanjutan,” paparnya.

Wakil Rakyat dari Dapil Jatim VII ini juga mengutip data dari Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) yang menunjukkan besarnya potensi koperasi di skala global.

“Di mana ILO juga mencatat 279 juta orang di dunia itu bekerja dalam koperasi. Sehingga di Indonesia, koperasi dapat menjadi jembatan antara petani dan pasar, antara nelayan dan industri pengolahan, antara UMKM dan akses modal, antara pendidikan dan kewirausahaan,” ucap Ibas. 

Di hadapan para peserta, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat ini pun mengajak semua pihak untuk tidak menunggu situasi ideal dalam memajukan koperasi.

“Jadi, siapa yang harus memulai? Saya pikir semua koperasi juga bisa jadi pelopor. Koperasi petani bisa jadi pengendali rantai pasok pangan. Koperasi nelayan harus jadi pelaku utama ekspor perikanan gitu kan. Koperasi pesantren dan perempuan harus jadi motor ekonomi sosial. Koperasi digital anak muda harus masuk sektor kreatif dan teknologi,” ungkapnya.

Baca juga: Tinjau Program Balai Latihan Kerja Komunitas, Ibas Dorong Santri Melek Teknologi 

Edhie Baskoro Yudhoyono yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Penasihat Kadin menekankan bahwa perubahan besar tidak harus dimulai secara masif. 

“Jadi tidak perlu menunggu kata siap, cukup satu koperasi yang berani, maka yang lain akan mengikuti,” tegasnya. 

Menutup pidatonya, EBY yang merupakan Wakil Rakyat dari Partai Demokrat ini juga menyampaikan pentingnya peran negara dalam mendorong dan memperkuat koperasi tanpa bersifat mengendalikan.

“Sehingga peran negara mendorong, bukan mengendalikan. Negara bukan pelaku koperasi, negara adalah pengarah dan penyemangat.”

Sebagai penutup, Edhie Baskoro menegaskan bahwa koperasi adalah jalan menuju keadilan ekonomi. 

“Sebagai penutup untuk jeda diskusi kita, koperasi juga adalah jalan menuju keadilan ekonomi, karena sekali lagi tanpa keadilan ekonomi negara kita tidak akan berimbang dan ada ketimpangan di sana yang harus kita jembatani antara mereka-mereka yang mampu dan tidak mampu, antara kota dan desa, terakhir wilayah dan lain sebagainya.”

Salah satu peserta, Frans Meroga, Ketua Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Nasari menyampaikan aspirasinya.

“Kami sebagai pelaku sangat berharap UU Perkoperasian segera disahkan. Selain itu, kami juga mendorong agar pemerintah dapat memberikan literasi dan edukasi kepada masyarakat terkait koperasi, mungkin bisa diperkaya lagi dalam RUU, misalnya juga bisa masuk kurikulum sekolah,” ungkapnya. 

Diskusi ini menjadi momen strategis menjelang peringatan Hari Koperasi Nasional dalam mempertegas komitmen bersama untuk memperkuat peran koperasi sebagai salah satu pilar utama pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.

Acara ini diikuti oleh beberapa peserta di antaranya, Muhammad Lingga Ketua Umum Koperasi Digital Propertree; Yosi Afianto Chief Executive Officer Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Inklusi Keuangan Rakyat (IKR); Frans Meroga Ketua Koperasi Simpan Pinjam Nasari; Adi Sumunar Ketua Umum Asosiasi Pendamping Koperasi Modern (APIKOM). 

Dihadiri pula Marwan Cik Asan Sekretaris FPD DPR RI sekaligus Anggota Komisi XI dan Faujia Helga Anggota FPD DPR RI Komisi VI. (*)

Baca juga: Ibas: Rhontek Pacitan Sejahterkan Rakyat lewat Pariwisata, Kebudayaan, dan Ekonomi Kreatif

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan