Selasa, 7 Oktober 2025

Hadapi Tantangan Zaman, Lestari Moerdijat Dorong Penguatan Kebudayaan sebagai Perekat Bangsa

Lestari Moerdijat tegaskan pentingnya membangun kekuatan kolektif dalam menciptakan serta melestarikan kebudayaan sebagai jiwa dan perekat bangsa.

Editor: Content Writer
Istimewa
PENGUATAN KEBUDAYAAN - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam acara Orasi Budaya dan Pameran Lukisan Retrospeksi Terbesar di Kampus Indonesia karya pelukis Arrie Djatmiko, bertema Kebudayaan Sebagai Identitas dan Perekat Bangsa. Acara ini diadakan dalam rangka Dies Natalis ke-60 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Senin (6/10/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menegaskan pentingnya membangun kekuatan kolektif dalam menciptakan serta melestarikan kebudayaan sebagai jiwa dan perekat bangsa, agar masyarakat Indonesia mampu menghadapi beragam tantangan di era globalisasi.

"Kebudayaan sesungguhnya adalah perekat atau lem sosial yang tidak terlihat dan dibangun dari nilai-nilai toleransi, kebersamaan, dan saling menghormati yang hidup dalam tradisi lokal," ungkapnya dalam acara Orasi Budaya dan Pameran Lukisan Retrospeksi Terbesar di Kampus Indonesia karya pelukis Arrie Djatmiko, bertema Kebudayaan Sebagai Identitas dan Perekat Bangsa dalam rangka Dies Natalis ke-60 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, pada Senin (6/10/2025). 

Hadir pada kesempatan itu Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si. (Rektor Universitas Diponegoro/UNDIP), Prof. Dr. Alamsyah, M.Hum. (Dekan Fakultas Ilmu Budaya UNDIP) dan civitas akademika UNDIP. 

Perjalanan sejarah, jejak bangsa, perekat bangsa sejak masa lalu, bahkan sejak kerajaan di Nusantara bersatu melawan kolonialisme, menurut Lestari, semua itu terjadi karena perasaan dan pemahaman yang sama tentang budaya yang kita miliki. 

Filosofi Bhineka Tunggal Ika, tegas Rerie, sapaan akrab Lestari, merupakan kristalisasi dari dialektika kebudayaan yang sesungguhnya adalah DNA spiritual bangsa yang merajut perbedaan menjadi tenun kebangsaan yang indah dan kokoh. 

Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu berpendapat, persepsi dan pemahaman yang berkembang saat ini bagian dari konstruksi pemikiran yang merupakan tantangan bagi kita di tengah perkembangan teknologi dan sejumlah perubahan yang dihadapi saat ini. 

Baca juga: Lestari Moerdijat: Empat Pilar Kebangsaan Jadi Panduan Utama Kehidupan Bernegara

Dalam konteks mengamalkan nilai-nilai untuk mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), menurut Rerie, kita harus kembali kepada pemikiran besar kebudayaan sebagai jiwa dan perekat bangsa di tengah tantangan yang dihadapi saat ini. 

Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berpendapat, kebudayaan sesungguhnya bisa menjadi jawaban dalam menjawab berbagai tantangan mulai pudarnya ikatan kebangsaan.

Nilai-nilai guyub rukun, tepo seliro, gotong royong, dan filosofi yang diajarkan secara turun temurun dan ada dalam diri setiap anak bangsa, tegas Rerie, harus mampu dihidupkan kembali dalam menjawab berbagai tantangan itu. 

Menurut Rerie, kalangan akademisi harus mampu melahirkan agen-agen budaya yang tidak hanya mempelajari, tetapi juga merekonstruksi nilai-nilai budaya Indonesia yang relevan dengan dunia modern saat ini. 

Rerie menegaskan bahwa upaya memperkuat akar serta menghidupkan kembali ruang-ruang budaya perlu dilakukan secara berkesinambungan, agar generasi penerus bangsa dapat mengenal, memahami, dan menghayati nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kebudayaan Indonesia. (*)

Baca juga: Lestari Moerdijat Tekankan Program Inklusif untuk Tingkatkan Peran Penyandang Disabilitas

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved