Sabtu, 15 November 2025

Gus Ipul Tegaskan Pentingnya Data Akurat untuk Transformasi Sosial di NGO Connect 2025

Gus Ipul menyoroti peran DTSEN, kolaborasi multipihak, serta pentingnya intervensi yang terukur dan berkelanjutan.

Editor: Content Writer
Dok. Kemensos
SOROTI PERAN DTSEN - Mensos Saifullah Yusuf menegaskan pentingnya data akurat sebagai dasar intervensi sosial dalam acara NGO Connect 2025 di Sentul. Dalam forum yang dihadiri lebih dari 100 NGO, Gus Ipul menyoroti peran DTSEN, kolaborasi multipihak, serta pentingnya intervensi yang terukur dan berkelanjutan. 

 
TRIBUNNEWS.COM — Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menegaskan pentingnya data akurat sebagai dasar utama dalam menentukan intervensi sosial yang tepat sasaran. Hal itu disampaikan dalam gelaran NGO Connect 2025 bertema “Catalyzing Change: Leading Indonesia’s Social Transformation” yang diselenggarakan Kitabisa di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (14/11/2025).

Dalam sesi keynote speech bertajuk Optimalisasi Pengelolaan Lembaga Sosial yang Baik, Gus Ipul menekankan bahwa akurasi data menjadi kunci efektivitas program.

“Kalau data kita akurat, maka intervensinya menjadi akurat,” ujar Gus Ipul.

Ia menjelaskan bahwa penyelenggaraan kesejahteraan sosial melibatkan dua komponen utama, yakni Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS). PSKS disebutnya merupakan kekuatan masyarakat yang harus terus diberdayakan dengan dukungan negara.

Kementerian Sosial merumuskan kelompok penerima layanan ke dalam 12 PAS (Pemerlu Atensi Sosial), yang menjadi acuan dalam melakukan asesmen dan penyusunan program layanan.

Lebih jauh, Gus Ipul menegaskan tiga pilar utama yang menjadi fondasi penyelenggaraan kesejahteraan sosial, yaitu:

  • perlindungan dan jaminan sosial,
  • pemberdayaan sosial, dan
  • rehabilitasi sosial.

Baca juga: Pemerintah Dorong Integrasi Data Sosial Ekonomi Lewat Sistem DTSEN BPS

DTSEN Jadi Fondasi Penetapan Program Nasional

Dalam kesempatan itu, Mensos juga menyoroti pentingnya konsolidasi data. Kementerian Sosial, bersama BPS dan pemerintah daerah, saat ini tengah memperbarui Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.

DTSEN disebut sebagai pedoman bersama bagi pemerintah maupun lembaga non-pemerintah dalam menetapkan sasaran program secara tepat.

“Kalau nanti dimutakhirkan terus menerus dan makin akurat bisa menjadi pedoman bersama,” terang Gus Ipul.

Kolaborasi dengan NGO Jadi Penopang Pelayanan Sosial. Gus Ipul juga memberikan apresiasi terhadap kontribusi Kitabisa dan NGO lain yang selama ini bermitra dengan Kemensos.

“Pemerintah tidak bisa sendirian, perlu bantuan dari NGO. Menyalurkan sumbangan dari masyarakat harus profesional, menggunakan teknologi, dan dikelola secara transparan,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa program sosial tidak boleh berhenti pada intervensi awal, tetapi harus berlanjut ke tahap pemberdayaan agar masyarakat dapat mandiri.

“Bantu masyarakat, bantu keluarga. Setelah kita bantu lewat perlindungan dan jaminan sosial, dari respon kasus akan kita teruskan dengan pemberdayaan,” tambahnya.

Semua intervensi tersebut, kata Mensos, harus terukur, berkelanjutan, dan berbasis data yang sama—yakni DTSEN.

Kitabisa: NGO Connect Perkuat Ekosistem Filantropi Indonesia

CEO Kitabisa, Vikar Ijaz, mengapresiasi kehadiran Mensos dan menekankan pentingnya kolaborasi multipihak dalam memperluas dampak sosial.

“Beberapa kata kunci seperti keterukuran, keberlanjutan, dan kolaborasi sangat penting. Mudah-mudahan kekuatan kedermawanan Indonesia bisa lebih maksimal dampaknya bagi masyarakat,” ujar Vikar.

Ia menjelaskan bahwa NGO Connect 2025 mempertemukan lebih dari 100 NGO dari seluruh Indonesia untuk memperkuat ekosistem filantropi, inovasi sosial, dan kolaborasi lintas sektor.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved