Daftar Kesalahan Pemakaian Skincare yang Picu Wajah Berminyak, Pori-pori Muncul dan Jerawat Datang
Tidak semua skincare cocok untuk semua jenis kulit.Ini daftar kesalah pemakaian skincare yang kerap memicu masalah pada kulit wajah.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tidak semua skincare cocok untuk semua jenis kulit.
Apalagi bagi pemilik kulit berminyak yang sering tergoda mencoba berbagai produk viral di media sosial.
Baca juga: Ayu Ting Ting Sebut Putrinya FOMO, Mulai Rutin Pakai Skincare untuk Perawatan Kulit
Kesalahan dalam pemakaian juga bisa menyebabkan kulit wajahmu 'tegadai'.
Alih-alih membuat wajah glowing, hasilnya justru sebaliknya.
Wajah makin mengilap, pori-pori membesar, dan jerawat bermunculan.
Fenomena ini bukan tanpa alasan. Dokter Spesialis Dermatologi, Venereologi, dan Estetika. dr. Pratiwi Prasetya Primisawitri, Sp. DVE, beri penjelasan.
Ia memaparkan jika kesalahan dalam memilih skincare untuk kulit berminyak menjadi salah satu penyebab utama meningkatnya kasus jerawat dan breakout pada pasien muda di kota besar.
“Masalahnya, banyak orang mengira semakin banyak produk digunakan, semakin cepat hasilnya. Padahal, kulit berminyak itu sensitif terhadap perubahan bahan aktif. Kalau tidak sesuai, justru bisa overreact,” jelasnya pada live streaming Beauty Health pada kanal YouTube Tribun Health, Senin (6/10/2025).
Berikut daftar kesalah pemakaian skincare yang kerap memicu masalah pada kulit wajah.
Ketika “Skincare Layering” Berubah Jadi Masalah
Tren layering skincare, memakai banyak produk berlapis-lapis sebenarnya terinspirasi dari rutinitas kecantikan ala Korea.
Namun, bagi pemilik kulit berminyak, langkah ini perlu disesuaikan.
Lapisan serum, essence, dan moisturizer yang terlalu banyak bisa menumpuk di permukaan kulit.
Akibatnya, pori-pori tertutup dan minyak tidak bisa keluar dengan baik.
“Kalau sudah begitu, jerawat bisa muncul karena kulit kehilangan sirkulasi udara dan minyak terjebak di bawah permukaan,” tambah dr. Pratiwi.
Alih-alih memakai tujuh langkah skincare, cukup tiga atau empat produk dasar saja.
Yaitu cleanser, moisturizer, sunscreen, dan serum ringan bila perlu.
Kesalahan Pertama: Terlalu Sering Cuci Muka
Banyak orang dengan kulit berminyak mencuci wajah berulang kali setiap hari.
Rasanya segar memang, tapi efeknya jangka panjang justru buruk.
Setiap kali mencuci muka, lapisan pelindung alami kulit ikut terangkat. Tubuh akan menanggapinya dengan memproduksi lebih banyak minyak untuk mengganti yang hilang.
“Idealnya, cukup dua kali sehari saja, pagi setelah bangun tidur dan malam sebelum tidur. Kalau habis olahraga atau berkeringat, boleh tambah satu kali, tapi gunakan sabun lembut,” tegas dr. Pratiwi.
Produk pembersih dengan kandungan salicylic acid atau tea tree oil dalam konsentrasi ringan bisa membantu mengontrol minyak tanpa mengeringkan kulit.
Kesalahan Kedua: Salah Pilih Pelembap
Ironisnya, banyak orang yang menghindari pelembap karena takut wajah makin berminyak. Padahal, itulah penyebab utama kulit jadi tidak seimbang.
Ketika kulit kehilangan kelembapan, ia memicu kelenjar sebaceous untuk menghasilkan minyak lebih banyak.
“Pelembap itu bukan musuh kulit berminyak. Yang penting pilih teksturnya yang ringan, berbasis air, dan cepat menyerap,” ujar dr. Ika.
Kandungan seperti hyaluronic acid, niacinamide, atau ceramide adalah pilihan terbaik. Hindari bahan berat seperti mineral oil, lanolin, dan petrolatum yang mudah menyumbat pori.
Kesalahan Ketiga: Pakai Toner dengan Alkohol Tinggi
Sebagian besar toner yang memberi sensasi “dingin” dan cepat kering di wajah ternyata mengandung alkohol tinggi.
Efek instan itu menipu, kulit memang terasa kesat, tapi di baliknya justru dehidrasi.
Kulit yang kekeringan akan bereaksi dengan memproduksi minyak lebih banyak.
“Pilih toner dengan bahan seperti witch hazel, green tea, atau chamomile. Itu menenangkan tanpa menghilangkan minyak berlebihan,” saran dr. Pratiwi.
Gunakan kapas hanya untuk menyeka ringan, jangan digosok keras-keras. Tekanan berlebih bisa merusak lapisan kulit luar yang sensitif.
Kesalahan Keempat: Terlalu Banyak Produk Aktif Sekaligus
Serum A untuk mencerahkan, serum B untuk menghilangkan jerawat, essence C untuk glowing.
Kalimat ini mungkin terdengar familiar di telinga pecinta skincare.
Namun, mencampur banyak bahan aktif dalam satu waktu bisa jadi bumerang.
Bahan seperti retinol, AHA, BHA, dan vitamin C sama-sama kuat.
Jika digunakan bersamaan tanpa panduan dokter, bisa menyebabkan iritasi, kemerahan, dan over-exfoliation.
“Kulit berminyak itu sensitif terhadap stimulasi berlebihan. Kalau terlalu banyak bahan aktif, skin barrier bisa rusak dan akhirnya jerawat muncul lagi,” kata dr. Ika.
Mulailah dari satu bahan aktif dulu. Amati respons kulit selama 7–10 hari sebelum menambah produk lain.
Kesalahan Kelima: Melewatkan Sunscreen
Banyak pemilik kulit berminyak menghindari sunscreen karena takut wajah makin licin. Padahal, paparan sinar matahari justru memperburuk kondisi kulit.
Tanpa perlindungan UV, kulit akan memproduksi lebih banyak sebum untuk bertahan dari panas. Akibatnya, kilap berlebih makin tak terkendali.
Gunakan sunscreen dengan label non-comedogenic dan oil-free. Teksturnya ringan, cepat meresap, dan tidak meninggalkan residu lengket.
“Jangan takut sunscreen. Sekarang banyak formula baru dengan hasil akhir matte, bahkan bisa berfungsi sebagai primer makeup,” jelas dr. Pratiwi.
Kesalahan Keenam: Meniru Skincare Orang Lain
Produk skincare bersifat personal. Apa yang berhasil untuk teman belum tentu cocok untuk kita.
Faktor genetik, lingkungan, dan gaya hidup turut memengaruhi kondisi kulit.
Mereka yang tinggal di daerah panas mungkin butuh produk lebih ringan dibanding mereka yang berada di ruangan ber-AC seharian.
“Kalau kulit terasa panas, gatal, atau muncul jerawat baru setelah pakai produk, hentikan dulu. Kulit sedang memberi sinyal kalau dia tidak cocok,” tegasnya.
*Tanda-Tanda Skincare Tidak Cocok*
Bagaimana cara tahu produk skincare tidak cocok untuk kulit berminyak?
Beberapa tanda yang perlu diwaspadai antara lain:
1. Kulit terasa panas atau perih setelah penggunaan.
2. Timbul jerawat kecil (tiny bumps) di area dahi atau pipi.
3. Muncul kilap berlebihan meski baru beberapa jam setelah mencuci wajah.
3. Pori-pori tampak membesar.
5. Tekstur kulit terasa kasar atau menebal.
Jika hal ini terjadi, hentikan pemakaian dan konsultasikan dengan dokter kulit.
Langkah Tepat Memulai Rutinitas Baru
Untuk kulit berminyak, rutinitas dasar sudah cukup ampuh menjaga keseimbangan kulit:
1. Cuci muka dua kali sehari.
Gunakan pembersih lembut tanpa SLS (sodium lauryl sulfate).
2. Gunakan toner ringan.
Pilih yang menenangkan, bukan mengeringkan.
3. Gunakan pelembap berbasis air.
Teksturnya ringan tapi tetap menjaga hidrasi kulit.
4. Gunakan sunscreen setiap pagi.
SPF minimal 30 dengan hasil akhir matte.
5. Gunakan exfoliant ringan 2–3 kali seminggu.
Kandungan BHA seperti salicylic acid bisa membantu membersihkan pori.
“Yang terpenting bukan seberapa mahal produknya, tapi seberapa konsisten kita menggunakannya,” tutur dr. Ika menutup wawancara.
Kapan Harus ke Dokter Kulit?
Jika sudah mencoba berbagai produk namun kulit tetap berminyak berlebih, mudah berjerawat, atau terasa perih, jangan menunda konsultasi ke dermatolog.
Dokter dapat melakukan pemeriksaan mendalam, termasuk tes sensitivitas kulit dan kadar sebum. Dari situ, akan diketahui produk apa yang paling sesuai.
“Kadang pasien sudah capek gonta-ganti skincare padahal masalahnya bukan di produk, tapi di kebiasaan atau hormon,”tutupnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.