Selasa, 14 Oktober 2025

Apakah Anak Kecil Boleh Diet? Ini Penjelasan Dokter Cara Aman Atasi Obesitas Anak

Fenomena anak-anak dengan berat badan berlebih kini semakin sering dijumpai

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-inlihat foto Apakah Anak Kecil Boleh Diet? Ini Penjelasan Dokter Cara Aman Atasi Obesitas Anak
net
ILUSTRASI ANAK OBESITAS - Anak dengan pipi tembam dan tubuh berisi sering kali dianggap lucu dan sehat.  Tapi di balik anggapan itu, bisa jadi tersimpan tanda-tanda obesitas yang berisiko pada kesehatan jangka panjang

“Kita punya satu rambu-rambu, kuning, hijau, dan merah, itu makanan apa yang boleh sering, apa yang boleh dibatasi, apa yang tidak boleh dimakan,” tambahnya.

Dengan sistem ini, anak diajarkan untuk mengenal makanan sehat tanpa rasa terpaksa.

Makanan hijau adalah yang boleh dikonsumsi sering, seperti sayur, buah, ikan, dan sumber protein sehat.

Baca juga: Obesitas Ancam Anak Indonesia, Wamenkes Singgung Rencana Sugar Tax

Makanan kuning adalah yang sebaiknya dibatasi, seperti nasi putih, roti, atau makanan olahan ringan.


Sementara makanan merah adalah yang sebaiknya dihindari, seperti gorengan, minuman manis, dan makanan cepat saji.

Lingkungan Jadi Faktor Kunci

Obesitas pada anak, menurut dr. Melissa, tidak hanya disebabkan oleh pola makan, tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dan budaya masyarakat.

“Bisa pengaruh lingkungan, dari keluarga, atau mungkin mitos-mitos yang, oh kalau anak cabi itu lebih lucu. Atau misalkan orang tua-orang tua yang kasih reward makanan ke anak,” ungkapnya.

Kebiasaan memberikan makanan sebagai hadiah atau penghiburan membuat anak belajar mengaitkan makanan dengan emosi. 

Akibatnya, mereka makan bukan karena lapar, tapi karena ingin merasa senang atau dihargai.

Selain itu, perubahan gaya hidup juga berperan besar. Aktivitas fisik anak zaman sekarang menurun drastis, tergantikan oleh layar gawai

Artinya, ruang gerak yang sempit, kurangnya aktivitas luar ruangan, serta pola asuh yang permisif terhadap screen time turut memperburuk risiko obesitas anak.

Obesitas Bukan Sekadar Soal Penampilan

Banyak orangtua yang baru menyadari risiko obesitas setelah anak mengalami keluhan kesehatan seperti cepat lelah, sulit tidur, atau kadar gula darah tinggi. 

Padahal, obesitas pada anak bisa berkembang menjadi penyakit kronis di masa depan, seperti diabetes tipe 2, hipertensi, hingga gangguan metabolik.

Lebih lanjut dr. Melissa menegaskan, anak-anak tidak boleh menjalani diet defisit kalori ekstrem.

Karena mereka masih dalam masa pertumbuhan dan membutuhkan nutrisi lengkap untuk perkembangan otak dan tubuh.

“Kita nggak akan ekstrim defisit karena dia masih masa pertumbuhan. Dan yang terakhir kita harus screening, apakah ada gangguan hormonal atau tidak,” jelasnya.

Apabila ditemukan gangguan hormonal, seperti hipotiroid atau resistensi insulin, dokter akan menyesuaikan terapi agar anak tetap tumbuh sehat tanpa menimbulkan stres atau tekanan psikologis.


 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved