253 Mahasiswa Satukan 11 Gaya Seni dalam Pertunjukan Kolektif Bertema Symphoria
253 mahasiswa tampil perdana satukan 11 gaya seni. Symphoria bukan hiburan biasa—tapi panggung karakter, kolaborasi, dan cerita visual menyatu.
Ringkasan Berita:
- Mahasiswa baru tampil perdana satukan 11 gaya seni dalam satu panggung terpadu.
- Transisi, cahaya, dan ritme diolah jadi satu cerita visual yang saling terhubung.
- Symphoria bukan sekadar hiburan—ini ruang pembentukan karakter dan kolaborasi lintas komunitas.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sebanyak 253 mahasiswa dari berbagai komunitas tampil dengan tema Symphoria di kampus mereka di Tangerang, Banten, belum lama ini.
Simfoni dan harmoni menjadi konsep utama yang memadukan sebelas gaya seni berbeda dalam satu narasi visual yang utuh.
Bagi mahasiswa baru angkatan 2025 UPH, panggung ini menjadi pengalaman perdana mereka tampil dalam skala besar.
Di sinilah mereka mulai belajar berkarya, berkolaborasi, sekaligus beradaptasi dengan dinamika kehidupan kampus.
Kepala divisi produksi, Calvin Charlie Wijaya, menyebut proses kreatifnya cukup menantang karena harus mencari titik temu antar-gaya seni yang punya karakter berbeda.
“Talent Show tahun ini menantang kami untuk menciptakan bahasa visual yang bisa menyatukan sebelas gaya pertunjukan. Kami harus menemukan titik temu antara warna, ritme, dan suasana,” ujar Calvin Charlie kepada awak media.
Sementara itu, kepala divisi artistik Joven Claire Hartono menuturkan bahwa eksperimen menjadi kunci penyajian Symphoria tahun ini.
"Tahun ini yang membedakan adalah keberanian untuk bereksperimen," tuturnya.
"Kami banyak mengolah transisi, permainan cahaya, dan dinamika panggung agar tiap penampilan tidak hanya tampil, tapi juga terhubung satu sama lain,” jelasnya.
Kolaborasi Lintas Komunitas dan Eksperimen Visual
Tak hanya menampilkan pertunjukan panggung, komunitas film mahasiswa juga berkontribusi melalui video behind the scene dan same day edit, memberikan penonton gambaran proses panjang di balik produksi.
Koordinator tim kreatif, Irene Miranda, menjelaskan bahwa gagasan besar Symphoria lahir dari respons terhadap dunia yang bergerak cepat.
“Kami ingin menghadirkan sebuah karya yang menyatukan. Symphoria menjadi wujud kolaborasi yang menyeimbangkan seni dan pelayanan,” katanya.
Bagi penonton, pertunjukan ini meninggalkan kesan lebih dari sekadar hiburan. Mereka merasakan alur pertunjukan yang saling terhubung, bukan sekadar pergantian aksi. Transisi yang halus antarpenampilan membuat keseluruhan pertunjukan terasa seperti satu cerita besar.
Baca juga: 10 Negara dengan Kualitas Hidup Terbaik di Dunia, Luksemburg Nomor Wahid
Panggung Prestasi dan Pembentukan Karakter
Berbeda dengan banyak pertunjukan mahasiswa di kampus lain yang biasanya hadir dalam bentuk unit kegiatan terpisah atau kompetisi individu, Symphoria menyajikan pendekatan kolektif: 11 gaya seni disatukan dalam satu panggung terpadu.
Unit Kegiatan Mahasiswa Spirit Dance Company (SDC) yang turut tampil sebelumnya juga mengukir prestasi sebagai Juara 1 kategori Dance pada Kompetisi SENADA UI. Mereka membuktikan bahwa panggung mahasiswa bisa menjadi ruang lahirnya pencapaian hingga tingkat nasional.
Sumber: Tribunnews.com
| Cara Daftar Bansos Mahasiswa 2026 Pemkot Tangerang, Pendaftaran Dibuka hingga 1 Desember 2025 |
|
|---|
| Kejuaraan Nasional Pelajar Tarung Derajat Digelar, Bamsoet: Bentuk Karakter Generasi Muda |
|
|---|
| KPK Respons soal Kasatgas Rossa Purbo Bekti Dilaporkan ke Dewas Gegara Bobby Nasution |
|
|---|
| Pemkot Tangerang Buka Pendaftaran Bansos Mahasiswa 2026, Ini Syarat dan Cara Daftarnya! |
|
|---|
| Mahasiswa Unsil Tasikmalaya Tertimpa Bangunan Ambruk, Kampus Diminta Tanggung Jawab |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.