Kamis, 2 Oktober 2025

Pemilu 2024

Sosok Penting Terkait Perjanjian Anies-Prabowo: Fadli Zon yang Menulis, Kini di Tangan Sufmi Dasco

Fadli Zon dan Sufmi Dasco menjadi sosok sentral terkait perjanjian Anies-Prabowo yang dibuat pada Pilgub DKI 2017.

KOMPAS.com Kristian Erdianto/TRIBUNNEWS.com Herudin
Fadli Zon, Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Sufmi Dasco Ahmad. Fadli Zon dan Sufmi Dasco menjadi sosok sentral terkait perjanjian Anies-Prabowo yang dibuat pada Pilgub DKI 2017. 

TRIBUNNEWS.com - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menghadapi drama politik baru pasca PKS memutuskan mendukungnya sebagai calon presiden (capres) di Pemilu 2024.

Baru-baru ini muncul kabar soal adanya perjanjian antara Anies dan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto.

Perjanjian Anies-Prabowo ini disampaikan Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, Sandiaga Uno, dalam tayangan podcast Akbar Faisal Uncensored yang dikutip Tribunnews.com, Senin (30/1/2023).

Menurut Sandiaga Uno, perjanjian itu berkaitan dengan beredarnya potongan video Anies yang bicara tak akan maju pilpres jika Prabowo juga maju sebagai capres.

Kala itu, Sandi maju sebagai Wakil Anies Baswedan untuk maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017.

Sandi mengungkapkan saat itu sempat ada kebuntuan di internal Gerindra, yang kemudian memunculkan perjanjian Anies-Prabowo.

Baca juga: Duduk Perkara Perjanjian Politik Anies-Prabowo: Diteken Sejak 2016, Kini Diungkit Sandiaga Uno

Ia mengatakan perjanjian itu ditulis oleh Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon.

Saat ditanya soal perjanjian tersebut, Sandi menyebut akan lebih tepat jika Fadli Zon sendiri yang mengungkapnya.

Lantaran, kata Sandi, Fadli Zon merupakan sosok sentral dalam pembuatan perjanjian tersebut.

“Terus terang waktu itu sempat ada kebuntuan. Dan sosok Fadli Zon itu yang mungkin cukup sentral untuk akhirnya melihat, merumuskan, dan meramu dari tiga kubu itu."

“Waktu itu kan ada saya, Pak Prabowo dan Pak Anies. Dan dia (Fadli Zon) yang meramu itu dalam sebuah perjanjian yang dia tulis tangan sendiri,” urai Sandiaga Uno.

“Detailnya nanti Pak Fadli. Dan memang ada beberapa poin. Dan ini cukup detail apa yang disepakati termasuk juga berkaitan dengan, karena itu di awal dari koalisi dan di awal dari penentuan paslon, jadi juga melingkupi tehapan-tahapan kedepan."

“Jadi saat itu, saya sendiri enggak megang itu copy-nya, kalau ga salah ada di brankasnya Pak Fadli atau Pak Prabowo,” lanjutnya.

Selain Fadli Zon, Ketua Harian DPP Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, juga menjadi sosok penting di balik perjanjian Anies-Prabowo.

Sandiaga Uno mengatakan Dasco lah yang saat ini memegang perjanjian tersebut.

“Jadi nanti mungkin Pak Dasco atau Pak Fadli yang mungkin bisa memberikan keterangan karena itu juga menyangkut ada sisi Pak Prabowo dan Pak Anies,” ujar Sandi saat ditemui usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin.

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad saat menemui massa dari Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia yang melakukan unjuk rasa di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (17/1/2023). Dalam aksinya mereka menuntut pemerintah dan DPR merevisi aturan masa jabatan kepala desa dari 6 tahun menjadi 9 tahun per periode. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad saat menemui massa dari Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia yang melakukan unjuk rasa di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (17/1/2023). Dalam aksinya mereka menuntut pemerintah dan DPR merevisi aturan masa jabatan kepala desa dari 6 tahun menjadi 9 tahun per periode. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Pernyataan Sandi tersebut pun telah dikonfirmasi oleh Dasco.

Dasco mengklaim saat ini perjanjian Anies-Prabowo ada di tangannya.

"Yang pasti itu memang ditulis oleh Pak Fadli, barangnya sekarang ada di saya," kata Dasco saat ditemui di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (31/1/2023).

Baca juga: Soal Perjanjian Politik Prabowo-Anies, Gerindra: Tak Mengikat Secara Hukum, Tapi soal Moral

Namun, ia enggan membeberkan isi perjanjian itu karena menurutnya bukan konsumsi publik.

Kendati demikian, Dasco tak menutup kemungkinan pihaknya akan membocorkan isi perjanjian Anies-Baswedan, tergantung dinamika ke depannya.

"Jadi kalau ditanya apakah ada perjanjian? Ada. Tetapi isinya apa, ya kita enggak mau buka karena itu bukan konsumsi publik," ujarnya.

"Nanti di kesempatan lain, ya lihat perkembangan lah nanti apakah kita kemudian akan cerita sedikit atau bagaimana," tandasnya.

Sandiaga Uno: Perjanjian Itu Masih Berlaku

Sandiaga Uno usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, (30/1/2023).
Sandiaga Uno usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, (30/1/2023). (Tribunnews.com/Taufik Ismail)

Dalam perjanjian Anies Baswedan-Prabowo Subianto, Sandiaga Uno juga turut menjadi pihak yang tanda tangan.

Sebagai informasi, surat perjanjian itu diteken di atas materai pada malam hari sebelum pendaftaran Cagub dan Cawagub DKI ke KPUD Jakarta.

“Perjanjian itu sih legal, ditandatangani bertiga (Anies, Prabowo, dan Sandi) dan seingat saya ada materainya,” ungkap Sandiaga Uno.

Karena itu, ia menilai perjanjian tersebut hingga saat ini masih berlaku.

Menurutnya, sebuah perjanjian statusnya masih akan terus berlaku jika tidak diakhiri.

“Itu bisa dicek. Karena kalau perjanjian itu kan pasti berlaku dan jika tidak diakhiri maka perjanjian itu akan terus berlaku," katanya.

Ia pun menegaskan dirinya masih memegang teguh isi surat perjanjian itu.

“Saya sih komit. Saya sampai saat ini karena saya tanda tangan, komit,” tegasnya.

Berhasil membuat publik penasaran, Sandi mengaku tak bermaksud membuka perjanjian antara Anies dan Prabowo.

Baca juga: Ketika Langkah Anies Baswedan Terusik Perjanjian dengan Prabowo, Apakah Akan Mulus Jadi Capres 2024?

Ia menyebut dirinya bicara soal perjanjian lantaran ditanya dalam sebuah podcast.

“Karena ditanya waktu itu, saya gak pernah ingin mengangkat hal-hal yang tidak ada relevansinya dengan tugas dan fungsi saya."

"Tapi, karena pada saat itu saya ditanyakan dan seingat saya memang pernah ada perjanjian itu,” tandasnya.

Anies Baswedan Hanya Tersenyum

Tokoh agama, Abdurrahman Haris (berkopiah) saat menceritakan kisahnya bertemu dengan kakek Anies Baswedan. Dalam kunjungan perdananya di Bima, Selasa (31/1/2023), Anies Baswedan berkesempatan mendengar cerita seorang tokoh agama bernama Abdurrahim Haris.
Tokoh agama, Abdurrahman Haris (berkopiah) saat menceritakan kisahnya bertemu dengan kakek Anies Baswedan. Dalam kunjungan perdananya di Bima, Selasa (31/1/2023), Anies Baswedan berkesempatan mendengar cerita seorang tokoh agama bernama Abdurrahim Haris. (TRIBUNLOMBOK.COM/ATINA)

Anies Baswedan tak bicara sepatah katapun saat ditanya soal perjanjian dirinya dan Prabowo Subianto.

Ia hanya tersenyum saat ditanya oleh awak media, Selasa (31/1/2023), ketika selesai menemui warga di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sementara itu, NasDem menyarankan agar bertanya langsung ke Gerindra terkait perjanjian Anies-Prabowo.

Menurut Wakil Ketua Sekretaris Jenderal (Wasekjen) NasDem, Hermawi Taslim, pihaknya tak ada urusan terkait perjanjian itu.

"Ini pernyataan sepihak dan NasDem enggak ada urusan dan kaitan dengan semuanya itu," kata Hermawi saat dikonfirmasi, Senin.

Hermawi menuturkan pihaknya memutuskan mendukung Anies sebagai capres lantaran sesuai kriteria Partai NasDem.

"Yang pasti Anies masuk dalam kriteria NasDem, lalu NasDem menetapkan Anies," ucapnya.

Karenanya, ia menyarankan agar soal janji Prabowo dan Anies soal Pilpres tersebut ditanyakan ke Sandiaga Uno.

"Sebaiknya tanya aja sama Sandi, kami enggak ada tahu dan tidak mau terlibat di situ," tegasnya.

Baca juga: Pengamat Nilai Pencapresan Anies Tak Akan Terhalang Oleh Perjanjian dengan Prabowo

Pengamat: Anies Baswedan akan Terus Maju

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin.
Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin. (Rahmat W. Nugraha)

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menyebut, pencapresan Anies Baswedan tak akan terhalang di tengah isu adanya perjanjian dengan Prabowo Subianto.

Menurut Ujang, Anies akan tak akan mundur dari proses pencapresan lantaran sudah didukung tiga partai politik, yakni NasDem, PKS, dan Demokrat.

"Secara politis tidak berpengaruh karena kelihatannya NasDem, PKS, dan Demokrat akan berjalan dalam pencapresan Anies itu," kata Ujang kepada Tribunnews.com, Selasa (31/1/2023).

Menurut Ujang, dalam politik adalah hal yang wajar sikap politik seseorang berubah.

Namun dari sisi psikologis, jika Anies terus melanjutkan pencapresan, Ujang memprediksi bakal ada gangguan yang datang dari kelompok atau pendukung Prabowo.

Sebab, Anies dianggap ingkar terhadap perjanjian dengan Prabowo.

"Secara psikologis cenderung mungkin Prabowo dengan tim dan pendukungnya akan mengecam Anies karena menyayangkan sikap Anies yang berubah pikiran, yang tak konsisten dalam konteks pencapresan," ucap Ujang.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Naufal Lanten/Taufik Ismail/Fersianus Waku/Chaerul Umam)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved