Pemilu 2024
Dugaan Cawe-Cawe Amerika Serikat Dalam Pemilu 2024 Disebut Dilakukan Lebih Halus
Dewan Pakar DPP GA GMNI Bob Randilawe meyakini ada campur tangan Amerika Serikat (AS) dalam Pemilu 2024.
Penulis:
Gita Irawan
Editor:
Wahyu Aji
"Tapi apakah operasi itu ada? Saya membaca banyak dokumen, sejak Indonesia merdeka, sampai 1998, bahkan pasca 1998 bentuk-bentuk intervensi dari negara AS dalam konteks hari ini kita bicara AS. Itu banyak sekali, bahkan sudah jadi buku," kata dia.
"Bahkan operasi 65 yang meniru (Augusto) Pinochet di Chilli, dia operasi Jakarta katanya kan. Itu juga diakui. Di AS kan ada ketentuan bahwa setela 25 tahun sebuah dokumen, X Files namanya, itu bisa dibuka. Di situ kan kelihatan bahwa memang mereka melakukan intervensi untuk 'merawat'. Bagi dia merawat bagi kita kan bencana, mengganggu," sambung dia.
Tanggapan Kedubes AS di Jakarta
Juru Bicara Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta Michael Quinlan telah memastikan AS tidak pernah ikut campur dalam urusan pemilihan umum (pemilu) 2024 di Indonesia.
Hal itu disampaikan Quinlan merespons beredarnya dokumen CIA di RI jelang Pemilu 2024 terkait revolusi warna.
Selain itu, Kedubes AS pun menyebut info tersebut adalah kabar bohong atau hoax.
"Ini adalah berita palsu (hoaks). Amerika Serikat tidak memihak dalam pemilu," kata Quinlan kepada Tribunnews.com pada Senin (11/9/2023).
Quinlan mengatakan sebagai negara yang memiliki kesamaan dengan Indonesia yakni sama-sama menjalankan demokrasi maka pemilihan umum diharapkan bebas dan adil.
Pihaknya meminta agar informasi yang dinilainya tidak bisa dipertanggungjawabkan itu tidak dipercaya.
"Satu-satunya hal yang penting bagi kami adalah proses pemilu yang bebas dan adil, sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi. Kami menyangkal komentar yang tidak bertanggung jawab dan tidak berdasar yang menyatakan sebaliknya," kata dia.
Dokumen Soal Revolusi Warna
Sebelumnya beredar sebuah dokumen yang disebut mengungkap rencana badan intelijen Amerika Serikat (CIA) tengah mempersiapkan revolusi warna di Indonesia.
Revolusi warna sering digunakan untuk menggambarkan operasi intelijen AS dalam membangun demokrasi liberal di negara lain, termasuk dengan menggulingkan rezim.
Banyak laporan menyebut, termasuk artikel Kedubes China di Indonesia, revolusi warna disiapkan oleh CIA melalui National Endowment for Democracy (NED) untuk mencampuri Pemilu 2024.
NED merupakan Non Goverment Organization (NGO) atau LSM swasta yang disinyalir mendapat pendanaan dari pemerintah AS dan disebut-sebut menjadi “front CIA” untuk melakukan revolusi warna.
Situs Kedubes China di Jakarta juga menyebut NED, sebagai salah satu “prajurit”, “sarung tangan putih” dan “pejuang demokrasi” utama pemerintah AS, menumbangkan pemerintah yang sah dan mengembangkan kekuatan boneka pro-AS di seluruh dunia atas nama “mempromosikan demokrasi”.
Disebutkan, NED beroperasi di lebih dari 100 negara dan menyalurkan lebih dari 2.000 hibah setiap tahun.
Baca juga: Beredar Dokumen Ada Operasi CIA di RI Jelang Pemilu 2024, Jubir Kedubes AS: Itu Hoax
Pemilu 2024
Dilaporkan Terkait Sewa Jet Pribadi Saat Pemilu 2024, KPU Disebut Langgar Lima Pasal Peraturan DKPP |
---|
Ketua KPU Klaim Sewa Jet Pribadi Saat Pemilu 2024 Tak Menyalahi Aturan dan Telah Diaudit BPK |
---|
KPU Akui Sewa Jet Pribadi Saat Pemilu 2024, Klaim Demi Efektivitas Pengawasan |
---|
Komisi II DPR RI Ungkap Pernah Ingatkan KPU Soal Penggunaan Private Jet: Tidak Pantas Itu |
---|
Komisi II DPR Minta KPU Kooperatif Terkait Dugaan Penyalahgunaan Private Jet |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.