Pemilu 2024
Ryaas Rasyid: Kalau Jadi Prabowo, Saya akan Umumkan Tak Mau Jadi Presiden dari Hasil Pemilu Curang
Kesempatan itu menjadi langkah etik politik yang terhormat daripada nanti menjadi pemimpin yang tidak punya legitimasi, ditolak dan menghadapi gugatan
Dia mengungkapkan, pernah bicara dengan Prabowo soal hasil pemilu 2019 dan Prabowo mengakui merasa dicurangi Jokowi, yang sudah mengendalikan seluruhnya, termasuk KPU.
Baca juga: Mahfud Klarifikasi Pernyataan Pihak yang Kalah Selalu Tuduh Pemenang Curang
"Saya buka sekarang karena kita perlu angkat kebenaran ini. Saya pernah bicara dengan Pak Prabowo, saya bilang Bapak sadar enggak kalau tahun 2019 itu bapak menang pemilu, tapi dicurangi. Dia bilang, iya saya tahu. Jadi Prabowo itu bukan tidak tahu kalau itu dicurangi, dia paham. Pertanyaan moralnya sekarang, apakah beliau mau menang dengan cara yang sama dengan yang dilakukan oleh lawannya dulu? tidak elok lah, tidak elegan," kata Ryaas.
Itu sebabnya, Ryaas mengimbau Prabowo untuk mengeluarkan pernyataan yang menunjukkan kualitas dirinya sebagai pemimpin yang memiliki moral dan etika.
Menurut dia, dengan usianya saat ini, Prabowo seharusnya dapat menikmati hidup yang lebih tenang, bukan masuk lagi dalam perangkap kejahatan dan menjadi bagian dari hal itu hanya untuk kekuasaan yang sementara.
"Jadi saya menghimbau Pak Prabowo harus mengeluarkan pernyataan, Saya tidak mau menang melalui kecurangan karena terbukti kecurangan terjadi dan disusun sedemikian rupa sehingga terstruktur, sistematis, dan masif," ujar Ryaas.
Dia menambahkan, Prabowo Subianto sama seperti Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, yakni sama-sama menjadi korban dari kecurangan pemilu yang di-setting untuk membawa Gibran Rakabuming Raka masuk ke istana.
"Kita tidak punya alasan untuk menuduh Prabowo sebagai pihak yang melakukan kecurangan pemilu secara TSM ini. Dia juga korban dari pemilu yang curang ini," ungkap Ryaas.
Pemilu 2024
| Pemilu 2024: 80 Persen Pemilih ke TPS karena Uang, Bukan Kesadaran |
|---|
| Daftar 10 Anggota KPU dan Bawaslu di Jayapura & Pasaman yang Disanksi Peringatan Keras DKPP |
|---|
| DKPP: Perkara Asusila Dominasi Aduan Etik Penyelenggara Pemilu |
|---|
| Catatan DKPP Soal Pemilu dan Pilkada 2024: Bawaslu Tidak Transparan, KPU Tak Profesional |
|---|
| Jimly Asshiddiqie Dukung Perluas Kewenangan DKPP: Tangani Etik Peserta Pemilu |
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.