Pemilu 2024
PPP Protes Perolehan Suara Sempat Turun di Sirekap, KPU RI: Penghitungan Belum Selesai
Anggota Komisi Pemilihan Umum RI (KPU) Idham Kholik buka suara soal fenomena berkurangnya perolehan suara PPP di Sirekap.
Penulis:
Rizki Sandi Saputra
Editor:
Wahyu Aji
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi Pemilihan Umum RI (KPU) Idham Kholik buka suara soal fenomena berkurangnya perolehan suara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di web Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) KPU RI.
Kata Idham, sejatinya sejauh ini penghitungan suara belum selesai. Sebab, KPU RI masih melakukan rekapitulasi yang sifatnya berjenjang.
"Hasil resmi perolehan suara pemilu itu ditentukan dalam rekapitulasi secara berjenjang, mulai dari PPK, KPU Kabupaten Kota, KPU Provinsi lalu pada akhirnya KPU Republik Indonesia," kata Idham saat ditemui awak media di Kantor KPU RI, Minggu (3/3/2024).
Sementara kata Idham, sejauh ini proses rekapitulasi yang dilakukan KPU RI baru pada pemilihan Luar Negeri.
Dalam artian, jumlah suara yang dilakukan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dalam negeri belum ada sama sekali masuk proses rekapitulasi.
"Jadi saat ini KPU belum melakukan rekapitulasi di untuk perolehan suara di dalam negeri, saat ini KPU masih menyelesaikan proses rekapitulasi untuk perolehan suara di luar negeri," kata dia.
Saat disinggung soal fungsi adanya tampilan data suara pada Sirekap, Idham menyebut kalau website tersebut hanyalah alat bantu bagi penyelenggara pemungutan suara saat pencoblosan.
Dimana, website itu tidak bisa dijadikan rujukan untuk publik mengetahui secara pasti jumlah perolehan suara suatu partai politik atau pasangan capres-cawapres.
Sebab kata dia, penghitungan suara bisa dikatakan resmi hanya didasari pada hasil rekapitulasi nasional yang dilakukan KPU RI.
"Sirekap adalah alat bantu untuk publikasi foto formulir model C hasil Plano, formulir tersebut ditulis oleh KPPS disaksikan oleh para saksi dan diawasi oleh pengawas TPS," tukas dia.
Sebelumnya, Ketua DPP PPP Achmad Baidowi alias Awiek menyoroti perolehan suara sementara hasil pemilu Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang melonjak dalam beberapa hari terakhir.
Seiring dengan itu, perolehan suara sementara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) disebut mengalami penurunan.
Ketua DPP PPP Achmad Baidowi menyebut, ada anomali perolehan suara pada partai berlambang Ka'bah itu.
"Terkait dengan data sirekap KPU memang terjadi anomali khususnya di suara PPP," kata Baidowi saat dihubungi Tribunnews.com Minggu (3/3/2024).
Baidowi mencontohkan, pada tanggal 28 Februari, PPP memperoleh suara sebesar 3.058.000, namun sempat menurun menjadi 3.040.000.
"Sementara jumlah TPS yang masuk itu bertambah, kan harusnya jumlah suaranya bertambah bukan berkurang," ucap Awiek, sapaan akrabnya.
Baca juga: Suara PSI Meroket, Romahurmuziy Minta KPU dan Bawaslu Beri Atensi, Ancam Bongkar di Hak Angket
"Sementara ada partai lain yang mengalami kenaikan tidak wajar, sementara PPP bukan persentasenya ,kalau persentase itu otomatis karena otomatis mengikuti suara," imbuhnya.
Lebih lanjut, Awiek menyebut anomali ini menjadi peringatan bagi KPU untuk transparan.
Di sisi lain, Awiek mengajak seluruh kader PPP untuk terus menjaga perolehan suara.
"Berdasarkan perhitungan internal kami PPP itu sudah lolos parliamentary threshold, sudah di atas 4 persen berdasarkan data C1 hasil salinan yang masuk kepada kami," tandasnya.
Diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI kembali memperbarui data perolehan suara sementara untuk Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024.
Dalam update data yang dilihat Tribunnews, pada Minggu (3/3/2024) pukul 13.00 WIB telah terjadi penambahan suara yang terinput dalam Sirekap KPU.
Dimana, pada perolehan suara sementara itu ada beberapa partai yang berpotensi besar lolos ke parlemen.
Adapun, di urutan pertama ada Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDIP) masih bertengger di urutan pertama dengan perolehan suara 12.593.439 suara atau 16,39 persen.
Setelahnya ada Partai Golkar dengan perolehan suara 11.564.615 atau 15,05 persen; Partai Gerindra dengan perolehan 10.217.906 suara atau 13,3 persen; PKB dengan perolehan 8.868.447 suara atau 11,54 persen dan Partai NasDem dengan perolehan 7.237.832 atau 9,42 persen.
Sementara, di posisi selanjutnya ada PKS dengan perolehan 5.764.302 atau 7,5 persen; Partai Demokrat dengan 5.694.264 suara atau 7,41 persen; dan PAN dengan perolehan suara 5.342.948 atau 6,95 persen.
Dalam sirekap ini, terdapat dua partai politik lain yang berpotensi lolos yakni Partai Persatuan Pembangunan dengan 3.080.575 suara atau 4,01 persen, dan terakhir yakni Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dengan perolehan 2.403.210 atau 3,13 persen.
Dikatakan berpotensi lolos, sebab hingga kini proses rekapitulasi suara masih terus berlangsung, sehingga kemungkinan perolehan itu masih bisa bertambah.
Sedangkan untuk partai lainnya, seperti Perindo, Partai Buruh, Partai Garuda, Partai Hanura, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Partai Bulang Bintang (PBB), Partai Gelora dan Partai Ummat berada di bawah 2 persen suara.
Perolehan suara itu didapat atas 541.704 TPS dari 823.236 TPS atau 65,80 persen.
Berdasarkan data yang diterima Tribunnews, suara PSI kembali naik atau meningkat pada penghitungan suara sementara ini.
Dimana suara PSI ini naik lebih dari seribu suara dengan perolehan terakhir pada Sabtu (2/3/2024) pukul 15.00 WIB ada di angka perolehan suara 2.402.268.
Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Idham Holik
PPP
Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap)
Partai Solidaritas Indonesia (PSI)
Pemilu 2024
Dilaporkan Terkait Sewa Jet Pribadi Saat Pemilu 2024, KPU Disebut Langgar Lima Pasal Peraturan DKPP |
---|
Ketua KPU Klaim Sewa Jet Pribadi Saat Pemilu 2024 Tak Menyalahi Aturan dan Telah Diaudit BPK |
---|
KPU Akui Sewa Jet Pribadi Saat Pemilu 2024, Klaim Demi Efektivitas Pengawasan |
---|
Komisi II DPR RI Ungkap Pernah Ingatkan KPU Soal Penggunaan Private Jet: Tidak Pantas Itu |
---|
Komisi II DPR Minta KPU Kooperatif Terkait Dugaan Penyalahgunaan Private Jet |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.