Pemilu 2024
Rapat Internal PDIP Sukoharjo Ricuh, Pendukung Caleg Emosi dan Ancam Mundur Massal, Apa Pemicunya?
Rapat internal yang dihadiri pengurus DPC PDI Perjuangan Sukoharjo dan Pengurus Anak Cabang (PAC) pada Rabu (6/3/2024) malam diwarnai kericuhan.
Editor:
Muhammad Zulfikar
"Teriakan-teriakan keras, kasar bersahutan dari luar, ada lemparan kursi juga terjadi di depan," ucap Didik.
Mengetahui kondisi tidak kondusif, rombongan DPC beserta Jekek akhirnya meninggalkan lokasi Kantor PAC dan menerobos massa yang sudah tersulut emosi.
"Akhirnya rapat bubar dan tidak ada keputusan sama sekali," tutur dia.
Baca juga: Bawaslu Jakarta Pusat Panggil Dua Caleg Demokrat yang Dilaporkan Atas Dugaan Politik Uang
Ancam Mundur Massal
Sejumlah pengurus ranting dan anak ranting PDIP Kecamatan Weru, Sukoharjo, Jawa Tengah, mengancam mundur massal jika caleg terpilih yang mereka dukung tidak dilantik menjadi anggota DPRD Sukoharjo.
Pernyataan para kader PDIP tersbeut terdokumentasikan dalam bentuk video dan beredar di media sosial.
Mereka protes karena caleg PDIP Aristya Tiwi Pramudiyatna dari daerah pemilihan (Dapil) 2 meliputi Kecamatan Weru, Kecamatan Tawangsari dan Kecamatan Bulu terancam tak dilantik gara-gara aturan pemerataan wilayah.
Aristya memperoleh 5.330 suara (peringkat 4) dari hasi pleno rekapitulasi penghitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sukoharjo.
"Atas nama pengurus ranting dan anak ranting PDI-P Kecamatan Weru menyatakan bahwasannya kami menuntut hak agar saudara Aristya Tiwi dilantik menjadi anggota DPRD Kabupaten Sukoharjo sesuai dengan mekanisme yang berlaku," ucap salah satu orator dalam video itu.
Ketua Ranting PDIP Desa Karangtengah, Kecamatan Weru, Didik Rudyanto membenarkan, beredarnya video tersebut.
Baca juga: Raup 147 Ribu Suara, Meutya Hafid Jadi Satu-satunya Caleg Perempuan Terpilih di Dapil Sumut 1
Penyebab Wacana Mundur Massal
Ancaman mundur massal itu karena Aristya Tiwi akan digantikan caleg lain yang justru suaranya lebih kecil yakni Jaka Triyatno dengan perolehan 3.989 suara atau peringat 5.
"Betul. Memang itu berawal dari caleg terpilih kami Mbak Aristya Tiwi mendapat suara terbanyak keempat di PDI-P. Tapi dari DPC mau diganti bawahnya Jaka Triyatno. Kami sebagai kader partai tidak terima, sebagai warga masyarakat Weru juga tidak terima. Wong suara terbanyak tinggal melantik kok dipermasalahkan," kata Didik seperti dikutip dari TribunJateng.
"Kami di pertemuan itu kalau sampai nanti DPC mengambil langkah tidak melantik (Aristya Tiwi) kami akan mundur massal," sambung Didik.
Didik menyampaikan, DPC harus melaksanakan mekanismes yang ada untuk melantik Aristya Tiwi. Jika di tengah perjalanan nanti mau diganti, kata Didik itu hak partai.
"Kami menuntut hak kami karena calon kami sudah menang di perolehan KPU, pleno sudah memutuskan nama itu calon terpilih Mbak Aristya Tiwi ya sudah. Artinya laksanakan mekanisme itu. Perkara nanti di tengah perjalanan partai mengambil langkah sialakan itu hak partai," ungkap dia.
"Kami hanya pengin ini dikembalikan ke aturan aja. Kami sudah taat aturan, sudah tegak lurus menambah satu kursi. Tadinya Weru itu suaranya PDIP ini bertambah luar biasa dengan Mbak Aristya Tiwi maju ini," katanya.
Baca juga: Detik-detik Indriana Dieksekusi di Bogor, Terungkap Kode Didot Pacar Caleg DPR Devara ke Eksekutor
Pemilu 2024
Dilaporkan Terkait Sewa Jet Pribadi Saat Pemilu 2024, KPU Disebut Langgar Lima Pasal Peraturan DKPP |
---|
Ketua KPU Klaim Sewa Jet Pribadi Saat Pemilu 2024 Tak Menyalahi Aturan dan Telah Diaudit BPK |
---|
KPU Akui Sewa Jet Pribadi Saat Pemilu 2024, Klaim Demi Efektivitas Pengawasan |
---|
Komisi II DPR RI Ungkap Pernah Ingatkan KPU Soal Penggunaan Private Jet: Tidak Pantas Itu |
---|
Komisi II DPR Minta KPU Kooperatif Terkait Dugaan Penyalahgunaan Private Jet |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.