Rabu, 13 Agustus 2025

Pilkada Serentak 2024

Ahok Kirim Sinyal Bisa Lawan Anies di Pilkada Jakarta 2024, Tapi Menolak Duet dengan Kaesang

Ahok meyakini perpecahan serupa tidak akan kembali terjadi apabila dirinya melawan Anies di Pilkada Jakarta 2024.

Penulis: Hasanudin Aco
KOMPAS.com GHINAN SALMAN / NURSITA SARI
Ahok dan Anies terbuka peluang bersaing di Pilkada Jakarta 2024. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berharap bisa dicalonkan lagi di Pilkada Jakarta 2024 dan bersaing dengan Anies Baswedan.

Anies dan Ahok pernah bertarung di Pilkada Jakarta 2017.

Petarungan dimenangkan Anies dalam situasi politik yang panas saat itu karena diselimuti isu-isu perpecahan berbau SARA.

"Justru kalau bisa. Bisa rematch dengan Pak Anies lebih menarik supaya mengukur sampai di mana bangsa ini setelah naik levelnya menuju Bhineka Tunggal Ika," ujar Ahok dalam acara Rosi di Kompas TV, Kamis (18/7/2024).

Ahok yang kini menjabat Ketua DPP PDIP itu meyakini perpecahan serupa tidak akan kembali terjadi apabila dirinya melawan Anies di Pilkada Jakarta 2024.

Alasannya saat ini masyarakat sudah berubah dan berpikiran lebih maju.

"Maksud saya kalau Anda mengatakan bahwa ini takut ribut. Kalau takut ribut paling cocok ya rematch dong, untuk mengukut supaya apel dengan buah apel bandingnya. Bukan soal pede enggak pede tapi demi bangsa ini menilai, kalau bisa ikut menarik menurut saya.  Untuk mengukur apakah terjadi lagi demo besar, terjadi lagi pasang tulisan di mana-mana," kata Ahok.

Baca juga: Ketua DPP PDIP Sesumbar Ahok Sulit Ditandingi Anies di Pilgub Jakarta 

Meski demikian Ahok menilai rematch dengan Anies sulit terwujud karena cukup sulit bagi PDIP untuk mengusungnya sebagai cagub sebab partai itu butuh koalisi dengan partai lain.

"Rematch kemungkinan susah karena sisa partai ini enggak mungkin, secara teori politik susah. Kalau Anda menuduh Jakarta akan seperti 2017 harus diulang dong, bukan berarti saya mau minta ulang supaya ulang berpecah lagi," tandasnya.

Tolak Duet dengan Kaesang

Pada kesempatan itu, Ahok juga menanggapi soal peluang dirinya berpasangan dengan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep pada Pilkada Jakarta 2024.

“Ahok banget dong, nggak lah, merah sama merah dong,” ucap Ahok.

Dia mengatakan PDIP adalah partai yang secara prinsip menganut sistem meritokrasi.

“Kita tidak pernah mengejar kekuasaan dengan menghabiskan proses ini. Nggak ada. Karena PDI Perjuangan sangat yakin, partai ini besar kalau ada proses. Kalau hasil proses ada yang kurang baik, ya di satu kelas juga nggak semua baik kan,” kata Ahok.

Menurut dia, ceritanya akan berbeda jika Kaesang sudah punya pengalaman minimal sebagai wali kota, sebelum maju pada Pilkada Jakarta 2024.

“Mas Kaesang kalau sudah pernah jadi wali kota mungkin suatu yang beda,” ujar Ahok.

Analisis Pengamat

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai kecil kemungkinan  Ahok akan kembali bertarung melawan Anies di Pilkada Jakarta 2024.

"Kemungkinan rematch Anies vs Ahok mengemuka walaupun kecil," kata Agung kepada Tribunnews.com, Jumat (19/7/2024).

Agung menyebut secara internal PDIP tidak memiliki golden tiket untuk mengusung sendiri pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jakarta 2024.

"Sehingga membutuhkan partai tambahan yang sementara ini sudah terkutub di KIM (Koalisi Indonesia Maju) atau Koalisi Perubahan," ujarnya.

Menurutnya, PDIP bisa saja mendapat rekan koalisi jika kutub Koalisi Perubahan dan KIM terjadi deadlock yang menyebabkan salah satu atau dua anggotanya keluar.

"Sehingga PDIP bisa memanfaatkan situasi tersebut untuk membuat poros baru," ucap Agung.

Selain itu, kata Agung, secara personal ada kisah masa lalu Ahok yang belum tuntas bagi sebagian besar pemilih Jakarta di masa Pilkada 2017.

"Sehingga ini menjadi beban elektoral sekaligus sosial, jika PDIP kembali mengusung Ahok baik sebagai cagub atau cawagub," ucapnya.

Namun dia menambahkan bahwa PDIP bisa saja mengusung Ahok bila mampu mengkonsolidasikan 1 atau 2 partai tambahan serta mendapat wakil yang bisa melengkapi keterbatasan Ahok.

PDIP: Ahok Sulit Ditandingi Jika Ikut Pilkada Jakarta

Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Said Abdullah mengatakan Ahok juga sulit ditandingi Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.

Hal ini merespons Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang menyatakan Ahok akan sulit untuk diusung sejumlah partai politik (parpol) di Jakarta.

"Wajar-wajar saja klaim PKB seperti itu, karena memang Anies diusung oleh PKB. Kan kalau saya ngomong soal Ahok, bagi saya Ahok juga sulit ditandingi oleh Anies," kata Said saat dihubungi, Jumat (19/7/2024).

Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI ini memaklumi pernyataan PKB karena memang mereka sudah mengusulkan Anies untuk dicalonkan menjadi gubernur.

"Dan kami menghormati statement dari kawan-kawan PKB kami hormati karena memang calonnya," ujar Said.

Said meminta semua pihak untuk memberikan kesempatan kepada PDIP untuk menggalang dukungan untuk Ahok.

Dia menjelaskan, kepastian mengenai Ahok akan diusung belum ada pembicaraan di tingkatkan DPP PDIP.

"Di tingkat DPP belum, karena kan selalu partai di setiap pengambilan keputusan mekanismenya rapat DPP dari tingkat 2, tingkat 1, itu ditentukan oleh DPP. Bahwa aspirasi semua dari bawah pasti," ungkap Said.

Ahok Tempel Anies di Survei Litbang Kompas

Peluang Ahok bertarung dengan Anies di Pilkada Jakarta 2024 terbuka lebar setelah melihat hasil survei terbaru Litbang Kompas.

Pada survei yang dipublikasikan awal pekan ini,  Ahok menjadi sosok terkuat kedua setelah Anies Baswedan untuk dipilih kembali dalam Pilkada Jakarta.

Ahok mengantongi elektabilitas 20 persen dengan dukungan 39 persen responden yang pasti akan memilihnya pada Pilkada Jakarta 2024.

Elektabilitas Ahok tidak terlepas dari penilaian responden terhadap kinerjanya ketika menjabat sebagai Gubenur DKI Jakarta.

Ahok meraih 44,5 persen penilaian untuk kinerja baik dari warga Jakarta melampaui Anies di posisi 36,8 persen.

Survei tersebut dilaksanakan melalui wawancara tatap muka pada 15-20 Juni 2024 dengan 400 responden.

Para responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di wilayah Daerah Khusus Jakarta.

Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin of error sekitar 4,9 persen. Survei dibiayai sepenuhnya oleh Litbang Kompas.

 Sumber: (Tribunnews.com: Has/Fersianus/Wahyu) (Kompas.TV)

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan