Jumat, 21 November 2025

Kasus First Travel

Terpopuler Sepekan: Kisah Gaya Hidup Mewah Bos First Travel yang Merasa Tak Menipu Jemaah

Saber mengaku, dia tak lagi menerima pembayaran dari Andika sejak Maret 2017 hingga saat ini, yang totalnya mencapai Rp 25 miliar.

Penulis: Dewi Agustina
Harian Warta Kota/henry lopulalan
Polisi menggelar tersangka kasus penipuan PT First Travel dengan menunjukan barang bukti dan tersangka di Bareskrim Polri, Gambir Jakarta Pusat, Selasa (22/8). Bareskrim Polri menetapkan tiga orang tersangka yakni Andika Surachman (kedua dari kiri), Anniesa Desvitasari (tengah), dan Siti Nuraidah Hasibuan terkait kasus penipuan dan penggelapan dana calon jamaah umroh yang dilakukan PT First Travel yang kerugiannya mencapai Rp. 848 miliar. (Warta Kota/Henry Lopulalan) 

Penyerahan ini menurut Usya menandai 'pembelian saham Andika di Nusa Dua' oleh dirinya dan Firdaus.

Firdaus menyebutnya sebagai 'tukar guling dan ini juga atas keinginan Andika'.

Di papan nama Nusa Dua tercantum 'part of FT Group' atau bagian dari FT Grup dan tulisan FT Group masih digunakan di papan nama restoran sampai sekarang karena menurut Firdaus memerlukan izin dan dana untuk penggantian.

"Itulah Andika. Di atas kertas kepemilikannya tidak ada," kata Firdaus. "Dia ingin mejeng, (ingin nama perusahaannya) ada di London. Itu saja," tambah Usya.

Ada tulisan bagian dari FT Group pada papan nama restoran Nusa Dua di London.
Ada tulisan bagian dari FT Group pada papan nama restoran Nusa Dua di London. (BBC Indonesia)

Nusa Dua berada di kawasan turis. Selain kafe, toko, dan restoran di deerah ini terdapat pula sejumlah teater.

Awal berkenalan dengan Andika, kata Firdaus, terjadi saat ia sedang mencari peluang baru untuk memperbesar restoran lamanya yang terletak di Dean Street, tak jauh dari Shaftesbury Avenue.

Ada tawaran untuk mengambil alih dan menjalankan salah satu restoran Cina di Shaftesbury Avenue.

"Letaknya strategis, Andika setuju, kebetulan ada peluang. Dulu Andika punya restoran (di Indonesia), tapi tutup," ungkap Firdaus kepada BBC Indonesia.

Dari sinilah ada keterlibatan Andika dan Anniesa di restoran Nusa Dua. "Ya bantu-bantulah," kata Firdaus seraya menambahkan bahwa itu terjadi pada 2014.

Ia mengatakan restoran Cina yang ia ambil alih mengalami renovasi besar-besaran. "Dan itu mahal biayanya," kata Firdaus.

Dokumen yang didapat dari Land Registry -lembaga yang menyimpan data pemilik properti di Inggris- memperlihatkan bahwa properti di 118-120 Shaftesbury Avenue, tempat restoran Nusa Dua berlokasi, dimiliki oleh Shaftesbury Chinatown Limited.

Dokumen ini juga menyebutkan bahwa status properti ini disewakan mulai 4 Desember 2009 hingga 24 Desember 2034.

Usya menjelaskan bahwa properti yang dipakai restoran Nusa Dua memang bukan milik dirinya.

"Kita tidak bisa memiliki properti ini seperti ini di pusat kota London. Yang bisa dilakukan adalah menyewa dan menggunakan," katanya.

Firdaus mengatakan pihaknya mengeluarkan dana £285.000 untuk mengambil alih pengunaan properti dari pemilik lama. "Kami penyewa di sini," katanya.

Ia menegaskan tidak ada nama Andika atau Anniesa sebagai pemilik resmi restoran Nusa Dua.

"Andika tidak ada namanya di Nusa Dua. Dia sudah tukar guling. Itu kan secara lisan, (Andika mengatakan) ada restoran di London, dibeli £700.000. Saya tak tahu bagaimana ia bisa mengatakan seperti itu," kata Firdaus.

"Kalau polisi menyita..ambil saja"

Firdaus dan Usya mengatakan siap membantu penyidikan oleh aparat penegak hukum. Mereka mengatakan siap membuka semua dokumen.

"Bagi saya, kalau polisi menyita (Nusa Dua), silakan ... kalau mau ambil, ambil saja," kata Firdaus.

"Saya tidak mengambil uang jamaah. Ada orang ingin investasi, ya oke oke saja."

Di luar hubungan bisnis, secara pribadi Firdaus dan Usya mengatakan prihatin dengan kasus yang menimpa First Travel.

"Saya kasihan dengan jamaah yang tak berangkat, yang sudah menabung bertahun-tahun," kata Firdaus.

Tak Merasa Menipu
Pasangan Suami Istri Andika Surachman - Anniesa Hasibuan disangkakan melakukan penipuan dan penggelepan disertai pencucian uang dalam bisnis perjalanan umrah bermodus promo murah perusahaan First Travel miliknya.

Sebanyak 58.682 calon jemaah menjadi korban aksi nakal pasangan suami istri tersebut lantaran gagal berangkat ke Tanah Suci meski telah menyetorkan dana Rp 14,3 juta plus biaya tambahan carter pesawat Rp 2,5 juta per orang.

First Travel
First Travel (Kolase / Instagram)

Kepolisian memperkirakan kerugian calon jemaah mencapai Rp 848.700.100.000.

Meski begitu, Andika-Anniesa dalam pemeriksaan menyatakan merasa tak bersalah.

Suami istri tersebut mengaku tidak tahu aksinya dalam mengelola uang calon jemaah umrah tersebut merupakan pidana.

"Dia cerita apa yang dia lakukan. Dia tidak menyadari kalau itu penipuan. Sejauh ini dia masih menganggap bahwa yang dia lakukan itu enggak salah," ujar Direktur Tindak Pidana Umum (Dirkrimum) Bareskrim Polri, Brigjen Pol Herry Rudolf Nahak, saat rilis pengungkapan kasus First Travel di kantornya, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (22/8/2017).

Herry tak melihat ada raut maupun pernyataan penyesalan dari Andika-Anniesa selama proses pemeriksaan.

Barang bukti kasus First Travel di Bareskrim Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto (kiri) dan Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Pol Herry Rudolf Nahak (kanan) menunjukan barang bukti kasus First Travel di Bareskrim, Selasa (22/8/2017).

"Dia biasa aja," kata Herry.

Dari pemeriksaan, lanjut Herry, pasangan suami istri tersebut menjelaskan kronologi awal bisnisnya.

Keduanya menampik sengaja menipu puluhan ribu calon jemaah untuk memperoleh keuntungan sebesarnya guna mengimbangi gaya hidup atau life style keduanya.

Jadi Tokoh Inspiratif Indonesia
Di balik segala hujatan yang diterima Anniesa Hasibuan, ternyata direktur First Travel itu punya prestasi di dunia internasional.

Seperti diketahui, Anniesa Hasibuan merupakan seorang desainer hijab ternama di Indonesia.

Bahkan dirinya sempat tampil di New York Fashion Week (NYFW).

Prestasi itulah yang mengantarkan nama Anniesa Hasibuan masuk ke dalam daftar 10 wanita inspiratif di Indonesia.

Anniesa Hasibuan masuk daftar itu bersama 9 wanita lainnya, di antaranya Catherine Hindra Sutjahyo, Christine Ay Tjoe, Destry Damayanti, Faye Simanjuntak, Irawati Setiady, Nurhayati Subakat, Sri Mulyani Indrawati, Sri Wahyuni Agustiani, dan Isabel and Melati Wijsen.

Anniesa Hasibuan mengisi slot kategori desain dalam daftar tersebut.

Unggahan Akun instagram Forbes Indonesia yang menjelaskan pencopotan gelar inspiring women 2017 bagi Anniesa Hasibuan menyusul terungkapnya dugaan kasus penipuan calon jemaah First Travel.
Unggahan Akun instagram Forbes Indonesia yang menjelaskan pencopotan gelar inspiring women 2017 bagi Anniesa Hasibuan menyusul terungkapnya dugaan kasus penipuan calon jemaah First Travel. (Instagram)

Dalam ulasan forbesindonesia.com, Anniesa Hasibuan masuk dalam daftar karena dia adalah perancang pertama yang mempresentasikan koleksi pakaian Muslim di New York Fashion Week (NYFW).

Di ajang tersebut, Anniesa Hasibuan mendapat tepuk tangan meriah setelah presentasinya kepada 1.500 peserta.

"Fashion itu universal. Fashion itu untuk perdamaian, untuk bersenang-senang, dan untuk semua orang. Terlepas dari perbedaan ras, budaya, dan agama kita, dari manapun asalnya, kita memiliki hak yang sama," kata Anniesa kepada Forbes.

Selain berpartisipasi di New York Fashion Week, Anniesa Hasibuan juga ikut serta dalam acara lain, seperti Istanbul Modest Fashion week dan Cannes Fashion and Global Short Film Awards Gala pada Mei 2016 lalu.

Di acara tersebut Anniesa Hasibuan mendapatkan Best Fashion Designer Award untuk koleksi 'Pearl Asia-nya'.

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved