Jumat, 5 September 2025

Aksi Driver Ojek Online

Tak Ikut Demo ke Jakarta, Sejumlah Driver Ojol Bekasi Putuskan Tetap Narik Hari ini

Sejumlah driver ojek online di Kota Bekasi memutuskan tetap menarik penumpang dan tidak bergabung di aksi demo ke Istana Kepresidenan hari ini.

Editor: Choirul Arifin
Tribunnews/Choirul Arifin
TUNGGU ORDERAN - Driver ojek online menuggu calon penumpang di Stasiun Cikini, Jakarta Pusat. Sejumlah driver ojek online di Kota Bekasi memutuskan tetap narik penumpang hari ini dan tidak bergabung di aksi demo ke Istana Kepresidenan dan gedung DPR di Jakarta, Selasa (20/5/2025)/ 

 

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Sejumlah driver ojek online di Kota Bekasi memutuskan tetap narik penumpang hari ini dan tidak bergabung di aksi demo ke Istana Kepresidenan dan gedung DPR di Jakarta, Selasa (20/5/2025).

Salah satu driver ojek online bernama Adhika (29) mengatakan, dirinya akan tetap beraktivitas mengaktifkan aplikasi untuk menerima orderan.

“Saya tidak ikut demo, tetap aja narik penumpang besok,” kata Adhika ke Tribun Bekasi, Senin (19/5/2025).

Adhika menjelaskan alasannya tidak ikut aksi karena ia sangat membutuhkan duit harian.

Jika seandainya besok ia ikut aksi, dirinya justru khawatir tidak bisa memiliki uang untuk menghidupi kebutuhan sehari-sehari.

“Saya soalnya lagi butuh uang juga, jadinya tidak ikut ke Jakarta (Aksi),” jelasnya.

Namun Adhika mendukung aksi demo driver ojol hari ini yang menurunkan diturunkannya besaran potongan komisi untuk driver ojol.

“Tetap saya dukung aksi hari ini karena saya keberatan soal pembagian profit, seharusnya kami yang paling banyak, karena perusahaan tidak bertanggung jawab sama kami di lapangan,” katanya.

Driver ojol lainnya bernama Imam (28) juga mengatakan akan tetap mengaktifkan aplikasi guna menerima orderan penumpang hari ini.

Pendapatannya sebagai ojol tengah dirasa kurang, sehingga berniat untuk mengejar target. “Saya tetap narik, soalnya memang lagi susah juga dari duitnya,” kata Imam.

Aksi driver ojol bertajuk 'Aksi Akbar 205' digelar hari ini oleh ribuan pengemudi transportasi online guna menyuarakan penolakan terhadap besarnya potongan dari aplikator serta skema tarif murah yang dinilai merugikan mereka. 
 
Pengemudi ojek online yang tergabung dalam Asosiasi Pengemudi Ojek Online Garda Indonesia (GARDA) pun terpaksa menggelar aksi demo.

Ketua Umum GARDA Indonesia Raden Igun Wicaksono mengatakan, pelanggaran potongan biaya oleh aplikator telah merugikan pengemudi. 

Baca juga: Pro-kontra Aksi 205: Ojol Gelar Aksi Protes Besok, Organisasi Angkutan Sewa Menolak Turun ke Jalan

"Potongan dari pendapatan mitra diklaim bisa mencapai hampir 50 persen, jauh melebihi batas maksimal 20 persen yang diatur dalam Kepmenhub KP No.1001/2022," kata Igun.

Menurut Igun, aksi ini juga menuntut pemerintah dan DPR RI untuk menindak tegas perusahaan aplikasi transportasi daring yang dianggap melanggar regulasi. 

"Jika pemerintah tidak bertindak, maka kami yang akan bertindak. Tidak ada ampun bagi aplikator pelanggar regulasi," tegasnya. 

Igun mengatakan, aksi ini merupakan bentuk akumulasi kekecewaan terhadap lemahnya penegakan regulasi oleh pemerintah yang dinilai merugikan para pengemudi. 

Baca juga: Grab Tak Bisa Penuhi Permintaan Ojol Turunkan Komisi Jadi 10 Persen, Ini Alasannya

Setidaknya ada lima tuntutan dalam aksi 205 besok, di antaranya: 

1. Presiden RI dan Menteri Perhubungan memberikan sanksi tegas kepada perusahaan aplikasi yang melanggar Permenhub PM No.12 Tahun 2019 dan Kepmenhub KP No.1001 Tahun 2022. 

2. Komisi V DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) gabungan dengan Kemenhub, asosiasi pengemudi, dan aplikator. 

3. Penetapan potongan maksimal 10 persen bagi aplikator dari pendapatan mitra pengemudi. 

4. Revisi sistem tarif penumpang, termasuk penghapusan sistem seperti aceng, slot, hemat, dan prioritas yang dinilai merugikan mitra. 

5. Penetapan tarif layanan makanan dan pengiriman barang dengan melibatkan asosiasi, regulator, aplikator, dan YLKI.

Igun menjelaskan, aksi dijadwalkan dimulai pada pukul 13.00 WIB dan akan menyasar sejumlah titik strategis di Jakarta. 

"Aksi akan berpusat di beberapa lokasi, seperti Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Istana Merdeka, DPR RI, kantor-kantor perusahaan aplikasi, serta berbagai lokasi lain yang berkaitan dengan layanan transportasi daring," tambahnya.

Laporan Reporter: Rendy Rutama | Sumber: Warta Kota

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan