Jumat, 5 September 2025

Aksi Driver Ojek Online

Kisah Ria 8 Tahun Jadi Driver Ojol Bisa Kuliahkan 2 Anak: Dulu Tarif Masuk Akal, Sekarang Menindas

Ria berbagi cerita 8 tahun jadi driver ojek online hingga dirinya bisa menguliahkan dua anaknya. Ia ikut dalam demo untuk turungkan potongan tarif.

Tribunnews.com/ Alfarizy
DEMO OJOL - Ria (55) pengemudi Ojol yang ikut berunjuk rasa di Patung Kuda, Jakarta, Selasa (20/5/2025). Ia menyebut tarif Ojol sekarang menindas. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di tengah lautan jaket hijau dan atribut ojek online yang memadati kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Selasa (20/5/2025), sosok perempuan tampil mencuri perhatian. 

Dia menggunakan kemeja serikat berwarna merah dipadu hijab berwarna hitam.

Kacamata kuning dengan frame lebar makin mencuri perhatian.

Namanya Ria, dia anggota dari Serikat Pengemudi Online Indonesia (SePOI). 

Dia sudah melanglang buana di jalanan sebagai pengemudi ojol sejak 2017.

Baca juga: DPR Minta Pemerintah Segera Turun Tangan Selesaikan Polemik Driver Ojol dan Perusahaan Aplikasi

Ia masih ingat betul masa-masa ketika pendapatan sebagai driver ojol cukup untuk menopang kebutuhan rumah tangga, bahkan menyekolahkan anak-anaknya sampai jenjang perguruan tinggi.

“Alhamdulillah, waktu saya mulai tahun 2017, penghasilan masih masuk akal. Dua anak saya bisa kuliah, dan sekarang sudah lulus. Dua lainnya masih SMA dan SMP,” ujar Ria saat ditemui Tribunnews.com di sela unjuk rasa.

Namun, kondisi itu berubah drastis dalam beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Dihalau Polisi, Ratusan Pengemudi Ojol Kecewa Tak Bisa Sampaikan Aspirasi di Depan Gedung Kemenhub

Ria mengaku pendapatannya makin menurun seiring potongan dan kebijakan tarif hemat yang diberlakukan aplikator.

“Tarif kami sekarang ini belum naik dari tahun 2022, sementara apa-apa yang kami jalani bukannya makin bagus, malah makin menindas kami," keluhnya.

Ria menyoroti potongan 20 persen dari aplikator yang menurutnya sangat memberatkan para pengemudi, termasuk perempuan seperti dirinya. 

Perempuan berusia 55 tahun itu menganggap perjuangan driver di lapangan tidak sebanding dengan keuntungan yang diraup pihak perusahaan.

“Bayangin, satu ojol dipotong 20 persen. Di Jakarta aja ada berapa ribu driver? Kami yang kerja di lapangan, mereka (aplikator) duduk di ruangan AC. Kami yang capek, mereka yang untung,” tegasnya.

Lebih lanjut, Ria juga menolak anggapan bahwa ojol hanya pekerjaan lepas yang tak perlu diperjuangkan.

Menurut Ria, para driver telah memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan aplikator, dan wajar jika menuntut keadilan dalam pembagian hasil.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan