Banjir di Jakarta
Banjir Kebon Pala Belum Surut, Cerita Anak Disabilitas Bertahan di Rumah: Makan Harus Disuntikkan
Bocah disabilitas Cio (11) tetap bertahan di rumah terendam banjir di Kebon Pala, Jakarta Timur. Makan pun pakai alat bantu.
Penulis:
Abdi Ryanda Shakti
Editor:
Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga di Jalan Kebon Pala 2, Kampung Melayu, Jakarta Timur tetap memilih bertahan di rumahnya meski masih terendam banjir pada Selasa (8/7/2025).
Salah satunya seorang anak disabilitas bernama Cio (11) yang tinggal bersama kedua orang tuanya bernama Sandi dan Evi serta neneknya yang biasa dipanggil Awang.
Cio Tinggal di sebuah gang kecil di pemukiman padat penduduk di RT 13 RW 4 kawasan tersebut.
"Warga saya banyak yang bertahan. Ada lansia, ada juga yang anaknya maaf disabilitas namanya Cio. Tinggal di gang belakang sana. Cukup dalam kalau banjir di rumahnya, lumpurnya sampai sepaha," kata Sumiati (56), Ibu Ketua RT 13 RW 4 Jalan Kebon Pala 2, Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur saat ditemui.
Baca juga: Tembok Jebol Sebabkan Banjir di Jati Padang Jaksel Tak Kunjung Surut, Warga Bertahan di Pengungsian
Sumiati bercerita Cio memang memiliki kelainan sejak dia lahir. Untuk makannya pun harus dibantu menggunakan alat yang dipasangkan di bagian leher.
Makanannya pun tak bisa sembarangan. Orang tuanya hanya memberikan produk makanan bayi yang dicampur dengan susu lalu disuntikan ke alat tersebut.
"Dibikin Nestle dicampurkan sama susu, dicairkan, dimasukin ke suntikan terus dimasukan ke sini (kerongkongan)," kata Sumiati.
"Tapi sekarang udah besar, paling dia makannya dicekok. Tapi masih nestle sama susu, dia belum bisa makan makanan-makanan kayak nasi, yang keras-keras kayak ayam," sambung Sumiati sambil memeragakan cara makan Cio.
Kondisinya pun memprihatinkan, kata Sumiati. Badan Cio kecil tak sama dengan badan anak-anak seumurannya.
"Tapi dia punya badan yang nggak mekar, karena kan dia satu, makanannya. Kedua, ada nih tangannya segini nih Kecil, badannya emang kurus," tutur Sumiati.
Dia mengatakan warganya itu hanya mengandalkan bantuan dari sejumlah pihak untuk makanan hingga kebutuhan sehari-hari lainnya.
Hal ini karena debit air di rumah Cio masih sekira 50 cm dengan lumpur yang cukup dalam sehingga menyulitkan untuk berjalan ke wilayah yang tidak banjir.
Rumahnya terdampak banjir cukup dalam lantaran memang posisi rumah yang dekat dengan bantaran aliran Kali Ciliwung.
Adapun Cio yang saat ini sekolah kelas enam SD di sebuah madrasah dekat rumahnya itu bersama keluarganya tak mau mengungsi karena alasan tertentu.
Baca juga: Detik-Detik Mobil Avanza Hanyut Diterjang Banjir Mampang, Lena: Saya Ikut Maps, Tahu-Tahu Air Masuk
"Enggak, dia (Keluarga Cio) jarang mengungsi. Kalau bukan (banjir) besar-besar aja. Kalau yang kecil-kecil gini doang, dia tetap tinggal di atas," jelasnya.
Lebih lanjut, Sumiati berharap agar pemerintah bisa cepat tanggap terhadap para korban banjir di wilayahnya.
Apalagi, banyak lansia dan juga anak seperti Cio yang membutuhkan pertolongan bagi warga yang memang tinggal di kawasan yang menjadi langganan banjir tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.