Diplomat Muda Tewas di Menteng
Tanggapan 2 Eks Petinggi Polri soal Kematian Diplomat Muda, Soroti Penjaga Kos yang Mondar-mandir
Dua eks petinggi Polri sam-sama menyoroti penjaga kos yang mondar-mandir di depan kamar diplomat muda Arya Daru.
Penulis:
Rakli Almughni
Editor:
Nanda Lusiana Saputri
"Lakban ini dipasang apakah langsung satu roll dihabiskan, atau setengah roll, atau bertahap matanya yang tidak dilakban duluan atau hidungnya tidak dilakban duluan atau mulutnya," tuturnya.
"Pemeriksa tubuh korban di TKP itu harus tuntas membutuhkan waktu minimal lebih satu atau 2 jam di situ sehingga dibutuhkan ekstra hati-hati ahli forensik untuk memeriksa tubuh bagian luar tubuh korban ini," katanya.
Menurut Oegroseno, penyebab kematian diplomat muda ini kemungkinan 50 persen bunuh diri dan 50 persen lagi pembunuhan.
"Bagian kepala dilakban. Melihat kondisi seperti ini saya sebagai mantan penyidik melihat bahwa kemungkinan seperti yang saya lakukan dinas aktif di reserse ini 50 persen bunuh diri 50 persen pembunuhan," ucapnya.
2. Irjen Purn Anton Charliyan
Irjen Purn Anton Charliyan menyebut, polisi harus mendalami lagi keterangan istri Arya yang meminta penjaga kos mengecek kamar korban.
Menurut Anton Charliyan, keterangan istri dari diplomat muda yang meminta penjaga kos mengecek kamar korban harus diperdalam lagi.
Baca juga: Diplomat Kemlu RI Tewas dengan Wajah Terlakban, Eks Kabareskrim Soroti Kasus TPPO
Anton juga menyinggung kasus pembunuhan Subang yang ternyata pembunuhnya berasal dari orang dekat alias keluarga.
"Saya kira kalau tidak ada latar belakang itu sesuatu yang janggal, tetapi ketika ada latar belakang misalkan seperti yang dikatakan bahwa itu diminta oleh istrinya, kalau diminta oleh istrinya itu juga harus didalami lagi," kata Anton, Minggu (13/7/2025), dikutip dari YouTube Kompas TV.
"Seperti, mohon maaf, tidak menuduh, masalah pembunuhan Subang kan ternyata (pelaku) adalah dari keluarganya sendiri," imbuhnya.
Menurut Anton, polisi harus mengumpulkan seluruh bukti-bukti dalam kasus diplomat muda tewas ini.
"Makanya ini di samping physical evidence, bukti-bukti mati, bukti-bukti hidup, latar belakang ini harus saling berkelindan erat karena untuk mengungkap satu masalah tidak bisa dari satu sisi," katanya.
"Apalagi ini dikatakan apakah sidik jari itu hanya di lakban saja atau ada di tempat lain kan ini perlu terus-terusan dikumpulkan antara satu bukti dengan satu yang lain," imbuhnya.
Anton sependapat dengan pernyataan eks Wakapolri Komjen Pol (Purn) Oegroseno yang menyebut kasus diplomat muda tewas ini kemungkinan 50 persen bunuh diri dan 50 persen pembunuhan.
"Tapi apabila dilihat dari tutupan lakban itu apakah tutupan lakban itu di hidung kan kita juga tidak tahu," ujar Anton.
"Yang jelas itu ada orang lain kemungkinan yang melakukannya, sehingga bisa saja terjadi ini adalah pembunuhan," tuturnya.
Sumber: TribunSolo.com
Diplomat Muda Tewas di Menteng
Dino Patti Djalal Ragukan Kesimpulan Polisi Soal Kematian Arya Daru, Ini Alasannya |
---|
Respons Permintaan Keluarga Diplomat Arya Daru, Polri Buka Ruang Kasus Diusut Kembali hingga Tuntas |
---|
Kasus Kematian Arya Daru, Eks Wakapolri Nilai Polisi Harusnya Inventarisir Semua Kejanggalan |
---|
Amplop Cokelat Berisi Simbol Misterius yang Diterima Keluarga Arya Daru Diserahkan ke Polda Metro |
---|
Babak Baru Kasus Arya Daru, Istri Bantah Perintahkan Geser CCTV di Kos, Akan Ungkap Kejanggalan Lain |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.