Selasa, 23 September 2025

Aksi Ojek Online

Demo Pengemudi Ojol di Jakarta, Keluhkan Orderan Jarang Hingga Potongan Komisi Sampai 40 Persen

Rudy (43), seorang pengemudi ojek online (ojol) merasakan beratnya memenuhi kebutuhan hidup akibat potongan komisi aplikator.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Danang Triatmojo
DEMO OJOL - Massa dari unsur ojek online (ojol) menggelar aksi unjuk rasa menuntut pengurangan potongan aplikator maksimal 10 persen dan revisi aturan transportasi online di kawasan Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (21/7/2025) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rudy (43), seorang pengemudi ojek online (ojol) merasakan beratnya memenuhi kebutuhan hidup akibat potongan komisi aplikator saat ini mencapai 20-40 persen.

Rudi merupakan pengemudi ojol yang mengikuti unjuk rasa bertajuk 'Aksi Kebangkitan Jilid II Transportasi Online Nasional 217' yang digelar di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (21/7/2025).

Tuntutan utama unjuk rasa driver ojol ini adalah potongan komisi aplikator maksimal 10 persen dari saat ini 20 persen.

Rudy mengaku kehidupannya sebagai pengemudi ojol saat ini semakin berat, karena aplikator terus membuka perekrutan mitra baru, yang membuat persaingan makin tinggi dan berdampak pada sulitnya mendapat orderan.

Bahkan tak jarang Rudy keluar rumah sejak pagi, tapi baru mendapat orderan pertama pada siang hari.

Baca juga: Ratusan Driver Ojol Gelar Aksi Damai di Kawasan Bundaran Patung Kuda Jakarta, Bawa Tiga Tuntutan

"Karena buka terus (perekrutan mitra baru) jadi makin susah buat dapet banyak orderan. Saya pernah keluar pagi, siang baru dapet. Sampai sore belum dapet-dapet lagi," kata Rudi saat ditemui di lokasi unjuk rasa.

Ia menjelaskan, fitur promo maupun tarif hemat yang dihadirkan aplikator telah menyengsarakan para driver ojol. 

Hal tersebut dikarenakan fitur promo atau tarif hemat tidak dibayar aplikator, tapi memotong ongkos yang diterima pengemudi.

Baca juga: 3 Tuntutan Driver Ojol ke Prabowo saat Aksi di Patung Kuda Hari Ini

Hal yang sama juga terjadi terhadap driver pengantaran paket online.

Dalam fitur ini, pengemudi tidak bisa melihat berapa tarif yang mereka dapat setelah menyelesaikan pengantaran. 

Tarif baru diketahui setelah pengemudi mengambil barang kiriman dari penjual. 

Hal ini menurutnya tidak memberikan keadilan karena kerap kali jarak penjemputan barang dan pengiriman ke lokasi pelanggan punya jarak yang terlalu jauh. 

"Kalau nganter paket itu kita nggak bisa tahu berapa kita dapet ongkosnya. Baru kelihatan sewaktu driver klik terima orderan," jelas dia.

Adanya ketidakadilan ini para pengemudi ojol ini meminta potongan komisi aplikator maksimal 10 persen, menghapus perbudakan lewat fitur promo dan paket hemat, serta merevisi aturan tarif antaran barang dan makanan.

Sebelum sampai di lokasi demo, massa berkonvoi menggunakan sepeda motor dari titik kumpul di Lapangan Banteng menuju lokasi aksi di Patung Kuda, Jakarta Pusat.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan