Pesawat Latih Jatuh di Bogor
Sosok Almarhum Marsma Fajar di Mata Panglima TNI, Kadispenau, dan Wakasau
Sejumlah tokoh militer mengenang almarhum Kapoksahli Kodiklatau Marsma TNI Fajar Adriyanto yang mengalami kecelakaan pesawat latih sipil.
Penulis:
Muhamad Deni Setiawan
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Kapoksahli Kodiklatau Marsma TNI Fajar Adriyanto gugur dalam kecelakaan pesawat latih sipil di kawasan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (3/8/2025).
Marsma Fajar gugur saat menerbangkan pesawat Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI), dalam misi latihan profisiensi dirgantara.
Pesawat dengan register PK-S126 itu lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja pukul 09.08 WIB dan hilang kontak sekitar pukul 09.19 WIB.
Pesawat ditemukan jatuh di sekitar TPU Astana, Desa Benteng, Ciampea.
Sejumlah tokoh militer pun mengenang sosok almarhum Marsma TNI Fajar Adriyanto.
Di antaranya Panglima TNI, Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau), dan Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (Wakasau).
Panglima TNI
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto melayat ke rumah duka di Komplek TNI AU, Pancoran, Jakarta Selatan.
Ia mengenang almarhum sebagai sahabat semasa pendidikan militer serta sosok yang selalu murah senyum.
“Kami sekolah bareng waktu Sesko TNI, 2014–2015. Mudah-mudahan amal baik beliau diterima oleh Allah SWT dan diterima di sisi-Nya,” ucapnya, Minggu.
Agus Subiyanto tiba di rumah duka pada pukul 18.28 WIB dan keluar enam menit kemudian.
Meski berasal dari matra dan angkatan pendidikan militer dasar yang berbeda—Agus lulusan Akmil 1991 dan Fajar lulusan AAU 1992—keduanya sempat satu angkatan saat menempuh pendidikan lanjutan di Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI.
Baca juga: Sosok Nanan Soekarna, Mantan Wakapolri yang Sempat Diajak Terbang Marsma Fajar Sebelum Kecelakaan
Di sanalah kedekatan keduanya terjalin sebagai sesama perwira menengah lintas matra.
"Beliau itu senyum terus, selalu senyum. mudah-mudahan terbaik untuk beliau," kenang Agus.
Tak lupa, Agus mendoakan almarhum Marsma TNI Fajar agar amal baiknya diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
Kadispenau
Kadispenau Marsma TNI I Nyoman Suadnyana mengenang sosok almarhum Marsma TNI Fajar Adiyanto.
Nyoman mengatakan, Fajar merupakan salah satu pilot terbaik yang dimiliki TNI AU.
"Kebetulan beliau adalah leting saya angkatan tahun 1992. Beliau salah satu pilot terbaik dari yang kita miliki."
"Dulu beliau adalah penerbang pesawat tempur F-16, sama dengan Bapak Kasau, sebelum beliau menerbangkan Sukhoi," kata Nyoman di rumah duka, Minggu.
Nyoman berujar, Marsma Fajar adalah salah satu penerbang yang disegani dan berdedikasi tinggi.
Selain itu, almarhum juga dikenal sudah banyak memberikan inovasi untuk Dinas Penerangan TNI AU.
"Beliau menjadi panutan kita, orang berdedikasi tinggi, mungkin rekan-rekan semua kenal beliau sebagai Kadispen sebelum saya."
"Beliau betul-betul banyak inovasi untuk Dispen AU, termasuk dengan rekan media, semuanya mungkin sudah dirasakan semua, beliau sangat dekat sama siapa pun. Termasuk beliau salah satu penerbang yang disegani," ungkap Nyoman.
Wakasau
Wakasau Marsekal Madya (TNI) Tedi Rizalihadi turut melayat ke rumah duka.
Tedi menyebut TNI AU tengah berduka karena kehilangan putra terbaik sebagai penerbang pesawat tempur F-16.
"Jadi kita sangat kehilangan atas meninggalnya almarhum dan kita mendoakan mudah-mudahan almarhum husnul khotimah, mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," kata Tedi kepada wartawan, Minggu.
Tedi menyatakan, ia mengenal dekat sosok Marsma Fajar. Menurutnya, ia merupakan pribadi yang periang dan ramah kepada semua orang.
"Beliau orangnya riang, cukup humanis, terbukti beliau beberapa kali menangani kegiatan olahraga dirgantara, jadi beliau sangat aktif membina rekan-rekan yang hobi di olahraga dirgantara dalam naungan FASI."
"Beliau orangnya ceria, tidak pernah ada beban, dan baik, ramah kepada semua orang. kita cukup kehilangan sosok beliau," sambungnya.
Sudah Kantongi Surat Izin
Sebelumnya, Nyoman Suadnyana menyatakan bahwa penerbangan tersebut telah mengantongi Surat Izin Terbang SIT/1484/VIII/2025 dan merupakan sortie kedua pada hari itu.
“Pesawat dinyatakan laik terbang dan kegiatan ini bagian dari pembinaan kemampuan personel FASI,” jelasnya.
Marsma Fajar bertindak sebagai pilot, didampingi co-pilot Roni Ahmad yang kini dirawat intensif akibat luka berat.
Keduanya dievakuasi ke RSAU dr. M. Hassan Toto, tetapi Fajar dinyatakan meninggal dunia setibanya di rumah sakit.
Almarhum merupakan penerbang tempur F-16 dengan call sign “Red Wolf”. Ia pernah menjabat Danlanud Manuhua, Kadispenau, Kapuspotdirga, dan terakhir Kapoksahli Kodiklatau.
Marsma Fajar dikenal sebagai sosok berdedikasi tinggi dan pernah terlibat dalam insiden udara dengan lima jet F/A-18 Hornet milik Angkatan Laut AS di langit Bawean tahun 2003.
Jenazah Marsma Fajar rencananya dimakamkan di Probolinggo, Jawa Timur, Senin (4/8/2025), setelah diberangkatkan dari Lanud Halim Perdanakusuma menggunakan pesawat Hercules.
(Tribunnews.com/Deni/Abdi)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.