Kamis, 13 November 2025

Jakarta Tertata, Kabel Semrawut Dirapikan Jadi Sistem Terpadu Bawah Tanah

Pemprov DKI Jakarta melakukan langkah nyata untuk menata wajah kota agar lebih rapi dan nyaman melalui pembangunan Sarana Jaringan Utilitas Terpadu.

Editor: Content Writer
Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha
PEMBENAHAN KABEL SEMRAWUT - Petugas tengah membereskan saluran kabel atas yang semrawut di Kawasan Jalan Agus Salim, Jakarta Pusat, Selasa (9/12/2019). Selain merusak pemandangan dan keindahan Ibukota, kabel tersebut seringkali menjuntai akibat terseret kendaraan yang agak tinggi. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemandangan ruwet tiang dan kabel yang selama ini memenuhi sebagian ruas jalanan Ibu Kota perlahan mulai berubah. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan langkah nyata untuk menata wajah kota agar lebih rapi dan nyaman melalui pembangunan Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT).

Program ini menjadi bagian dari komitmen Pemprov DKI untuk menghadirkan tata kota modern dan berkelanjutan. Dengan sistem jaringan bawah tanah, kabel-kabel utilitas yang sebelumnya menjuntai di udara kini akan ditata lebih teratur, sehingga tidak hanya memperindah estetika kota, tetapi juga meningkatkan keselamatan pengguna jalan.

Pembangunan SJUT dilaksanakan berdasarkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 110 Tahun 2019, yang kemudian diperbarui melalui Pergub Nomor 69 Tahun 2020, dan disempurnakan dengan Pergub Nomor 11 Tahun 2025. Aturan tersebut menjadi dasar pengelolaan infrastruktur utilitas yang lebih efisien dan terintegrasi di seluruh wilayah Jakarta.

Ketua Panitia Khusus (Pansus) Jaringan Utilitas, Pantas Nainggolan, menyampaikan, pelaksanaan proyek SJUT tidak hanya memperindah tampilan kota, tetapi juga menjadi langkah penting menuju Jakarta yang tertata, modern, dan sejajar dengan kota-kota global lainnya.

“Mudah-mudahan pembahasan Perda SJUT ini dapat segera selesai, sehingga estetika kota, kenyamanan, dan keamanan warga bisa lebih terjaga. Ke depan, kita tidak lagi menemukan kabel-kabel yang menjuntai di udara seperti sekarang,” ujar Pantas saat meninjau langsung proyek SJUT di Jalan Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Juni lalu.

SJUT tidak hanya berfungsi menampung kabel listrik dan telekomunikasi, tetapi juga berpotensi mengintegrasikan saluran air minum dan gas ke dalam satu sistem bawah tanah. Dengan pengelolaan yang terpusat, SJUT dapat menjadi infrastruktur multifungsi sekaligus membuka peluang tambahan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Pemprov DKI Jakarta.

Baca juga: Cetak Generasi Mandiri, Gubernur Pramono Dorong Peningkatan SDM Lewat Pelatihan MTU

Lebih dari itu, keberadaan SJUT diyakini menjadi bagian penting dalam mempercepat langkah Jakarta menuju status kota global.

“Saya yakin, ketersediaan infrastruktur jaringan utilitas yang modern merupakan salah satu indikator penilaian penting bagi kota global. Saat ini posisi Jakarta masih berada di peringkat 74 dunia, dan dalam lima tahun ke depan kita menargetkan bisa naik ke level 50 besar,” jelas Pantas.

Rano Karno meninjau infrastruktur SJUT
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, meninjau infrastruktur Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT) di ruas Jalan Senopati, Jakarta Selatan, pada Kamis (24/4). Kunjungan ini turut didampingi Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Heru Suwondo, Dirut PT JIP Deni Rifky Purwana, Dirut Jakpro Iwan Takwin, serta Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin.

Pembangunan dilakukan secara bertahap

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menjelaskan, pengerjaan proyek SJUT sejauh ini menunjukkan perkembangan positif. Berdasarkan data Dinas Bina Marga DKI Jakarta, sepanjang 25 kilometer jaringan SJUT telah rampung dibangun di sepuluh ruas jalan Jakarta Selatan pada periode 2021–2022. 

Beberapa titik tersebut meliputi Jalan Mampang Prapatan, Kapten Tendean, Senopati, Suryo, Wolter Monginsidi, Cikajang, Gunawarman, Pattimura, Trunojoyo, dan Sultan Hasanuddin.

Dalam kunjungannya ke ruas Jalan Senopati, Jakarta Selatan, pada Kamis (24/4), Wagub Rano meninjau langsung progres proyek SJUT untuk memastikan pelaksanaan berjalan sesuai rencana.

“Saat ini, pembersihan kabel udara di area tersebut telah mencapai 82,43 persen. Progres ini menjadi bagian penting dari penataan infrastruktur perkotaan yang lebih terintegrasi,” jelasnya.

Rano menambahkan, saat ini terdapat 64 operator yang telah bekerja sama dalam pemanfaatan SJUT. “Kabel optik dari berbagai operator kini dipindahkan dari atas ke bawah. Selain memperindah tampilan kota, sistem bawah tanah juga memudahkan proses pemeliharaan dan meningkatkan keamanan jaringan,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya pengelolaan berkelanjutan oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku pengelola SJUT, termasuk pemeliharaan harian jalur utilitas dan perawatan manhole secara berkala setiap tiga bulan sekali.

“Ke depan, percepatan pembersihan kabel udara juga perlu dilakukan di wilayah lain, terutama kawasan dengan lalu lintas padat yang menjadi prioritas utama,” tambahnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved