Minggu, 10 Agustus 2025

Senator DPD DKI Rekomendasikan Enam Strategi Dorong Kinerja BUMD Jakarta

Setoran deviden sebagai langkah penting meningkatkan pendapatan daerah dan mewujudkan tata kelola korporasi yang lebih profesional dan transparan

Editor: Erik S
Handout/IST
SETOR DEVIDEN - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari DKI Jakarta, Fahira Idris, menyatakan dukungannya terhadap target Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung yang mendorong 75 persen Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Jakarta untuk menyetor dividen dalam satu tahun ke depan.  

Hasiolan EP/Tribunnews.com

TRIBUNNEWS.COM - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari DKI Jakarta, Fahira Idris, menyatakan dukungannya terhadap target Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung yang mendorong 75 persen Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Jakarta untuk menyetor dividen dalam satu tahun ke depan. 

Ia menyebut target tersebut sebagai langkah penting untuk meningkatkan pendapatan daerah dan mewujudkan tata kelola korporasi yang lebih profesional, transparan, dan akuntabel.

“Target ini merepresentasikan visi Jakarta sebagai kota global. BUMD tak hanya sebagai penyedia layanan publik, tetapi juga sebagai motor penggerak ekonomi daerah dan pilar transparansi,” ujar Fahira dikutip, Kamis (7/8/2025).

Baca juga: Fahira Idris: Sekolah Rakyat Perlu Standar Mutu Nasional dan Kurikulum Kontekstual

Untuk mendukung pencapaian target tersebut, Fahira merekomendasikan enam strategi utama.

Menurutnya, langkah pertama adalah pemetaan dan kategorisasi BUMD.

Dia menjelaskan, BUMD perlu dikelompokkan berdasarkan potensi bisnis dan fungsi sosial: komersial penuh, semi-komersial, dan sosial.

"Dengan demikian, kebijakan dividen bisa diarahkan secara proporsional sesuai peran dan kapasitas masing-masing entitas," ujarnya.

Langkah kedua, menurutnya adalah optimalisasi aset BUMD.

"Aset yang membebani operasional perlu diaudit dan dievaluasi. Skema kemitraan, alih kelola ke sektor swasta, atau pengembalian aset ke Pemprov bisa menjadi solusi efisiensi.
Penguatan Manajemen dan SDM," kata dia.

Selain itu, kata Fahira, seleksi pimpinan BUMD harus berbasis kompetensi, bukan afiliasi politik. Reformasi SDM juga mencakup pelatihan manajemen modern dan penguatan tata kelola risiko.

Strategi berikutnya adalah digitalisasi dan integrasi sistem informasi keuangan.

Menurutnya, penerapan sistem pelaporan keuangan berbasis digital secara real-time akan memperkuat pengawasan dan memudahkan pengambilan keputusan berbasis data.

Berikutnya, lanjut Fahira, adalah penerapan insentif dan disinsentif berbasis kinerja.

"BUMD yang berhasil memenuhi target kinerja perlu diberi penghargaan yang layak, sementara yang tidak memenuhi harus dievaluasi menyeluruh," ujarnya.

Langkah lain adalah inovasi bisnis dan diversifikasi produk.

Bagi Fahira, BUMD yang telah sehat secara finansial perlu diberi ruang untuk mengeksplorasi model bisnis baru.

"Salah satu contohnya adalah mendorong transformasi PT Food Station Tjipinang Jaya menjadi platform distribusi pangan digital," katanya.

Fahira menegaskan bahwa dengan pendekatan yang strategis dan kolaboratif, target yang dicanangkan Gubernur Pramono sangat realistis untuk dicapai.

“Kuncinya ada pada sinergi antara Pemprov, manajemen BUMD, dan publik,” katanya.

Siapa Fahira Idris?

Fahira Idris adalah seorang politikus, aktivis, dan pengusaha asal Indonesia yang saat ini menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) mewakili Provinsi DKI Jakarta.

Ia dikenal sebagai figur independen yang aktif menyuarakan aspirasi warga Jakarta, terutama dalam isu-isu sosial, hukum, dan pembangunan.

Lahir pada 20 Maret 1968 di Jakarta, Fahira merupakan putri dari Fahmi Idris, seorang politisi senior Partai Golkar dan mantan Menteri Tenaga Kerja serta Menteri Perindustrian Indonesia. Ibunya, Hj Kartini Hasan Basri, adalah putri dari KH. Hasan Basri, mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Dengan latar belakang keluarga yang kuat di bidang politik dan keagamaan, Fahira tumbuh sebagai sosok yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan.

Selain kiprahnya di dunia politik, Fahira juga dikenal sebagai pengusaha sukses.

Ia memulai usaha parsel bunga bernama Nabila saat masih menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Usahanya berkembang pesat dan menjadi salah satu bisnis yang dikenal luas di Jakarta.

Baca juga: Fahira Idris: Kepulauan Seribu Bisa Jadi Model Nasional Pelaksanaan MBG Berbasis Komunitas Lokal

Ia juga memimpin beberapa perusahaan lain seperti Aries Shooting Club dan PT Aries Mandiri Indonesia.

Di dunia aktivisme, Fahira aktif dalam berbagai gerakan sosial, termasuk sebagai Ketua Umum Ormas Bang Japar dan Gerakan Nasional Anti Miras (GeNAM).

Ia sering turun langsung ke lapangan saat terjadi bencana, seperti banjir di Jakarta, untuk memberikan bantuan dan mendengarkan aspirasi warga.

Komitmennya terhadap pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat membuatnya mendapat banyak penghargaan dan pengakuan.

Fahira Idris juga dikenal sebagai tokoh yang vokal di media sosial, terutama Twitter, di mana ia pernah dinobatkan sebagai salah satu pengguna paling inspiratif. Ia menggunakan platform tersebut untuk menyuarakan isu-isu sosial dan berinteraksi langsung dengan masyarakat. (*/)
 

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan