Perluas Kampung Siaga Hingga Ribuan Lokasi, Pemprov DKI Mantapkan Target Eliminasi TBC 2030
Wagub DKI Jakarta Rano Karno melakukan kunjungan lapangan ke Kampung Siaga TBC RW 5 Kelurahan Balekambang.
TRIBUNNEWS.COM - Tuberkulosis (TBC) masih menjadi salah satu penyakit yang mengancam kesehatan global. Pada 2023, tercatat sebanyak 1,25 juta jiwa meninggal akibat TBC, menjadikannya sebagai salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Menyadari urgensi tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus mempercepat langkah pengendalian penyakit ini.
Sebagai bentuk komitmen itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, bersama Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, dan jajaran Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur, melakukan kunjungan lapangan ke Kampung Siaga TBC RW 5, Kelurahan Balekambang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Kamis (23/10/2025). Kampung ini menjadi wilayah percontohan dalam pencegahan, penemuan kasus, pendampingan pengobatan, hingga edukasi publik terkait TBC.
Dalam kunjungannya, Wagub Rano berdialog langsung dengan kader TBC, relawan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), perangkat wilayah, serta keluarga pasien yang terlibat dalam berbagai kegiatan seperti investigasi kontak, skrining, edukasi rumah tangga sehat, hingga pendampingan pengobatan.
“TBC bisa disembuhkan, dan banyak penyintas yang dulu menghadapi stigma bahkan kehilangan pekerjaan. Padahal jika berobat dengan konsisten, TBC bisa sembuh. Semangat dan dukungan masyarakat sangat penting,” ujar Wagub.
Ia juga menekankan pentingnya peran aktif warga dalam mendukung pengobatan pasien TBC. “Di Kampung RW Siaga TBC, warga sudah terlibat aktif, peduli, dan saling bantu. Praktik baik ini harus ditularkan di seluruh Jakarta,” katanya.
Sejak 2023, Pemprov DKI mulai membentuk Kampung Siaga TBC di RW 09 Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, yang telah membantu 13 pasien hingga dinyatakan sembuh. Upaya ini terus diperluas pada 2024 dengan membentuk 274 Kampung Siaga TBC di 267 kelurahan, dan tahun ini jumlahnya meningkat menjadi 563 kampung dengan tambahan 289 kampung. Ke depan, Pemprov DKI menargetkan pembentukan 1.060 Kampung Siaga TBC pada 2026 dan 2.741 kampung pada 2029, sebagai bagian dari langkah mencapai eliminasi TBC pada 2030.
Setelah mengunjungi Kampung Siaga TBC, Wagub Rano turut meresmikan layanan TBC Resisten Obat (TBC RO) terpadu di RSUD Pasar Rebo, yang merupakan salah satu layanan unggulan, sekaligus menunjukkan komitmen Pemprov DKI Jakarta untuk memastikan semua warga mendapatkan layanan yang mudah, cepat, dan aman.
"Saya datang hari ini untuk memastikan layanan TBC khususnya di Jakarta ini benar-benar lengkap dan mudah diakses. Di rumah sakit ini sudah menyediakan layanan TBC satu pintu, dari pemeriksaan, pengobatan, baik rawat jalan maupun rawat inap, hingga pendampingan pengobatan pasien, dan semuanya gratis," tutur Wagub.
Baca juga: Pemprov DKI Tangani Banjir: dari Keruk Kali, Siagakan Pompa, hingga Koordinasi Lintas Wilayah
Ia menambahkan, penanganan TBC merupakan program prioritas Presiden Prabowo dan DKI Jakarta merupakan salah satu dari delapan provinsi yang diharapkan melakukan percepatan penanggulangan. Pemerintah daerah harus bergerak memberantas penyakit ini serta memastikan masyarakat memahami bahwa TBC dipastikan dapat sembuh jika mengikuti pengobatan selama enam bulan tanpa putus.
"Pengobatan TBC tidak hanya obat, namun juga nutrisi yang mendukung pemulihan pasien. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkomitmen menyediakan layanan TBC yang terpadu, mudah diakses, dan gratis," terang Wagub.
Wagub Rano tidak lupa mengajak seluruh warga berperan aktif dalam mendukung upaya ini, agar tidak ada lagi kasus TBC yang tidak terdeteksi atau tidak tertangani dengan baik. Menurutnya, TBC masih tabu atau jadi pembicaraan seakan-akan penyakit yang bahaya.
"Pemprov DKI terus memperkuat gerakan Kampung Siaga TBC sebagai bentuk partisipasi masyarakat dalam menemukan dan mendampingi pasien TBC hingga sembuh. Jadi mari kita wujudkan Jakarta Bebas TBC dimulai dari kampung untuk seluruh warga. Jakarta kuat kalau warganya sehat. Satu suara, satu aksi, Jakarta lawan TBC! Bersama kita bisa wujudkan Jakarta Bebas TBC 2030,” ajaknya.
Sebagai tambahan informasi, dalam lima tahun terakhir, penemuan kasus TBC di DKI Jakarta menunjukkan angka signifikan. Pada 2022, tercatat 45.861 kasus, meningkat 102 persen, dan pada 2023 mencapai 60.420 kasus (naik 112%). Meskipun ada penurunan pada 2024 dengan 66.072 kasus (94%), hingga 20 Oktober 2025, jumlah kasus yang ditemukan mencapai 45.568 (65%).
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, menegaskan, Pemprov DKI Jakarta terus berupaya memperkuat kolaborasi dan program Kampung Siaga TBC untuk meningkatkan deteksi kasus demi mempercepat eliminasi TBC. Beberapa upaya yang telah dilakukan antara lain penguatan program Pencarian Kasus Aktif (Active Case Finding), skrining berbasis masyarakat, serta pemanfaatan Aplikasi JakScan untuk mempercepat deteksi dini.
Baca juga: Pemprov DKI Perkuat Layanan Darurat, Hadirkan JakAmbulans dengan Tim Medis Reaksi Cepat
| Lewat KJP Plus, Gubernur Pramono Wujudkan Pemerataan Pendidikan di Jakarta |
|
|---|
| Pemprov DKI Perkuat Layanan Darurat, Hadirkan JakAmbulans dengan Tim Medis Reaksi Cepat |
|
|---|
| Pemprov DKI Jakarta dan Gapopin Perkuat Layanan Kesehatan Penglihatan Masyarakat |
|
|---|
| Gubernur Pramono Pastikan Penataan Blok M ASEAN Ramah Disabilitas dan Lingkungan |
|
|---|
| Pemprov DKI Resmi Tetapkan Diskon Pajak untuk Konser, Pameran, hingga Kegiatan Olahraga di Jakarta |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.