Demo di Jakarta
Nasib Farhan: Niat Nonton Demo, Berujung Ditemukan Tinggal Kerangka di Kwitang
Salah satu kerangka yang ditemukan di Gedung ACC Kwitang bernama Reno Syahputrodewo. Dia hanya berniat menonton demo tetapi berujung tewas.
Akibatnya, Farhan terpisah dengan kedua rekannya karena polisi menembakkan gas air mata.
"Temannya sama Farhan ini sudah mencari, jadi ya sudah, semenjak di situ sudah enggak tahu," ujarnya.
Sebelum ditemukan tinggal kerangka, Farhan disebut masih terlihat sebanyak tiga kali.
Adapun momen pertama dan kedua ketika Farhan disebut terlihat berlari ke arah tim medis untuk meminta pertolongan diberi oksigen.
Baca juga: Kapolda Metro: Hasil Tes DNA Dua Kerangka Manusia di Kwitang Jakpus Akan Disampaikan Labfor Polri
Lalu, momen terakhir kali Farhan terlihat saat dirinya disebut digotong oleh dua orang berjaket ojek online (ojol) dan dilarikan ke RSPAD Gatot Subroto.
"Kalau tidak salah naik motor karena kakinya terluka," ujar Imrony.
Pihak keluarga meyakini Farhan tidak terlibat dalam aksi ricuh. Imrony menuturkan aktivitas adiknya sehari-sehari sebagai pekerja, meski tak disebut apa jenis pekerjaannya.
Farhan dan Reno Masuk dalam Daftar Orang Hilang KontraS
Farhan dan Reno masuk dalam daftar empat orang hilang yang dilaporkan ke Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) setelah aksi demonstrasi Agustus 2025.
Namun, mereka pun akhirnya ditemukan meski dalam kondisi tewas tinggal kerangka di Gedung ACC Kwitang, Senen, Jakarta Pusat.
Sementara, dua orang lainnya ditemukan di dua lokasi berbeda. Adapun sosok pertama bernama Bima Permana Putra yang ditemukan di Malang, Jawa Timur pada 17 September 2025 lalu.
Baca juga: Misteri Dua Kerangka Manusia di Kwitang, Hasil Tes DNA Keluar Pekan Depan
Padahal, dia dilaporkan terlihat terakhir kali berada di kawasan Glodok, Jakarta Barat, pada 31 Agustus 2025 lalu.
Bima ditemukan di depan Klenteng Eng Ang Kiong, Jalan RE Martadinata, Kota Malang, tengah berjualan mainan barongsai.
Sementara sosok kedua bernama Eko Purnomo yang ditemukan di wilayah Kuala Jelai, Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah dan bekerja sebagai penangkap ikan.
Berdasarkan laporan KontraS, Eko dinyatakan hilang pada 1 September 2025 dan diduga ikut demo di kawasan Salemba, Jakarta Pusat.
Namun, Bima dan Eko pun menegaskan tidak ikut demo pada akhir Agustus 2025 lalu.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Mario Christian Sumampow)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.