Selasa, 11 November 2025

Ledakan di Jakarta Utara

SMAN 72 Jakarta Dijaga Polisi Militer AL, Hari Ini Para Siswa Belajar Secara Daring

Para siswa SMAN 72 Jakarta hari ini melangsungkan kegiatan belajar secara daring. Para siswa juga didampingi psikolog

Penulis: Reza Deni
Editor: Dewi Agustina
Tribunnews.com/Reza Deni
LEDAKAN DI SMAN 72 - Suasana di SMAN 72 Jakarta tiga hari setelah ledakan terjadi di sekolah tersebut. Adapun murid-murid di sekolah tersebut melangsungkan kegiatan belajar secara daring, sehingga tidak ada aktivitas belajar di SMAN 72 Jakarta. Beberapa petugas polisi militer TNI AL tampak berjaga di dalam sekolah, Senin (10/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Para siswa SMAN 72 Jakarta tidak masuk sekolah untuk kegiatan belajar mengajar hari ini
  • Mereka melangsungkan kegiatan belajar secara daring
  • Petugas polisi militer TNI Angkatan Laut (Pomal) berjaga di meja piket
  • Mobil psikolog dari Polri tampak terparkir di depan sekolah


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga hari usai terjadi ledakan  di SMAN 72 Jakarta, para siswa di sekolah tersebut tidak masuk sekolah untuk kegiatan belajar mengajar. 

Para siswa melangsungkan kegiatan belajar secara daring, sebagaimana pernyataan dari Pemprov DKI Jakarta.

Baca juga: Ditemukan Senjata Mainan saat Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Cak Imin: Tak Boleh Diremehkan

Pantauan Tribunnews di lokasi, Senin (10/11/2025), gerbang SMAN 72 Jakarta tampak tertutup. 

Mobil psikolog dari Polri tampak terparkir di depan sekolah.

Sementara itu, di bagian dalam sekolah, petugas polisi militer TNI Angkatan Laut (Pomal) berjaga di meja piket.  

 

LEDAKAN DI SMAN 72 - Suasana di SMAN 72 Jakarta tiga hari setelah ledakan terjadi di sekolah tersebut. Adapun murid-murid di sekolah tersebut melangsungkan kegiatan belajar secara daring, sehingga tidak ada aktivitas belajar di SMAN 72 Jakarta. Beberapa petugas polisi militer TNI AL tampak berjaga di dalam sekolah, Senin (10/11/2025).
LEDAKAN DI SMAN 72 - Suasana di SMAN 72 Jakarta tiga hari setelah ledakan terjadi di sekolah tersebut. Adapun murid-murid di sekolah tersebut melangsungkan kegiatan belajar secara daring, sehingga tidak ada aktivitas belajar di SMAN 72 Jakarta. Beberapa petugas polisi militer TNI AL tampak berjaga di dalam sekolah, Senin (10/11/2025). (Tribunnews.com/Reza Deni)

 

Ada sebanyak 4 pomal yang berjaga di dalam sekolah.

Tak berselang lama, psikolog dari kepolisian tampak masuk dan keluar sekolah, mengambil barang-barang dari mobil yang terparkir di depan.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan yang disampaikan baik dari pihak sekolah maupun kepolisian yang berada di lokasi.

Baca juga: TNI AL Tingkatkan Pengamanan di SMAN 72 Jakarta Pasca-Insiden Ledakan

96 Korban Luka

Diketahui, korban akibat ledakan di SMAN 72 Jakarta tercatat sebanyak 96 orang. 

Sebanyak 29 korban masih dirawat di rumah sakit, sementara sisanya sudah dipulangkan dan menjalani rawat jalan.

Selain itu, ada juga 2 korban yang tengah menjalani perawatan intensif di ICU.

Hal itu dikatakan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat meninjau korban di RS Islam Jakarta, Cempaka Putih.

"Jadi alhamdulillah dari jumlah awal 96 (orang). Saat ini yang masih dirawat di Rumah Sakit Islam Cikini ada 14, kemudian di (RS) Yarsi 14, dan satu lagi di (RS) pertamina, sehingga total yang masih dirawat kurang lebih 29 dari 96, sisanya kemarin sudah bisa pulang dan dilaksanakan rawat jalan," kata Listyo, Sabtu (8/11/2025).

Di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih, Listyo mengungkap 12 korban sudah berada di ruang perawatan. 

Sementara 2 lainnya masih di ICU karena perlu penanganan khusus.

"Secara umum kondisi korban sudah 12 orang yang saat ini dirawat inap, sementara 2 masih dirawat di ICU karena perlu ada penanganan khusus," ujarnya.

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung meninjau para korban ledakan SMAN 72 Jakarta di RS Islam Cempaka Putih setelah sebelumnya dirinya mengecek lokasi ledakan.

Pantauan Tribunnews, Pramono tiba di RS Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jumat (7/11/2025), pukul 16.30 WIB. 

Mengenakan seragam putih, Pramono langsung masuk ke RS untuk menjenguk para korban ledakan.

Dia memastikan pengobatan seluruh korban ledakan akan ditanggung Pemprov DKI Jakarta.

"Dalam keadaan yang seperti ini pemerintah DKI akan hadir untuk semua hal yang berkaitan dengan tanggungan di rumah sakit, sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab Pemerintah DKI," kata Pramono di RS Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jumat (7/11/2025).

Dia mengaku telah meminta Dinkes DKI Jakarta dan Wali Kota untuk mendata identitas para korban.

Pramono juga mengaku bersedih atas peristiwa ini. 

"Hari ini terus terang Pemerintah DKI Jakarta Sungguh sangat berduka dengan kejadian Yang terjadi di SMAN 72 Ketika salat Jumat sedang berlangsung," kata dia.

Diketahui, sebuah ledakan terjadi di SMAN 72 Jakarta Utara. Ledakan tersebut terjadi di area dekat masjid sekolah, saat momen khutbah salat jumat berlangsung.

Sejauh ini, belum ada korban meninggal dunia dalam peristiwa ini, sementara jumlah pelaku sebanyak 1 orang yang merupakan siswa dari SMA tersebut.

Sekolah Daring

KPAI mengatakan seluruh siswa SMAN 72 Jakarta dipastikan akan menjalani sekolah daring pada Senin (10/11/2025).

Usai rapat koordinasi dengan sejumlah pihak yang digelar di SMAN 72 Jakarta, Komisioner KPAI Diyah Puspitarini memastikan para siswa akan melakukan kegiatan belajar mengajar secara daring.

Proses belajar tersebut, nantinya tidak akan dilakukan dalan durasi sekolah seperti biasanya, melainkan sesuai kebutuhan. 

Ia mengungkapkan dalam proses belajar tersebut nantinya para siswa juga akan didampingi tim psikolog.

Tim psikolog, juga akan melakukan penilaian psikologis atau assesment dalam tahap pemulihan trauma tersebut.

Selain pemulihan trauma secara daring, kata dia, nantinya juga akan tim psikolog yang akan dikerahkan ke rumah sakit mengingat sejumlah siswa korban ledakan masih ada yang dirawat di rumah sakit.

Tim psikolog juga akan melakukan pendampingan psikologi ke siswa yang masih melakukan rawat jalan di rumah.

Hal itu disampaikannya di SMAN 72 Jakarta pada Minggu (9/11/2025) siang.

"Untuk pembelajaran dipastikan bahwa besok pembelajarannya secara online, biar anak-anak bisa menghilangkan trauma terlebih dahulu dan proses hukum disini, misalnya stelirisasi dan lain sebagainya tetap berlangsung, sehingga anak-anak dalam kegiatan belajar mengajar juga nanti didampingi oleh psikolog," ungkap Diyah.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved