Minggu, 9 November 2025

Ledakan di Jakarta Utara

17 Guru SMAN 72 Jakarta Ikut Pemulihan Trauma Pasca-Insiden Ledakan

Komisioner KPAI Diyah Puspitarini mengungkapkan sebanyak 17 guru telah mengikuti pemulihan trauma.

Penulis: Gita Irawan
Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti
LEDAKAN SEKOLAH - Situasi terkini SMA 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara nampak sepi, Minggu (9/11/2025). Terlihat sudah tak ada pengamanan yang ketat seperti saat kejadian. Sebagian guru SMAN 72 Jakarta telah mengikuti pemulihan trauma usai ledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta pada Jumat (7/11/2025) lalu. 
Ringkasan Berita:
  • Guru SMAN 72 Jakarta mengikuti pemulihan trauma
  • Pendampingan psikologis terhadap siswa juga telah dilakukan
  • Semua harus mendapatkan pendampingan psikologis beserta guru

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagian guru SMAN 72 Jakarta telah mengikuti pemulihan trauma usai ledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta pada Jumat (7/11/2025) lalu.

Usai rapat koordinasi dengan sejumlah pihak yang digelar di SMAN 72 Jakarta, Komisioner KPAI Diyah Puspitarini mengungkapkan sebanyak 17 guru telah mengikuti pemulihan trauma.

Baca juga: Terduga Pelaku Pengeboman di SMAN 72 Jakarta Sudah Sadar, Polisi Gandeng KPAI

Ia juga mendorong seluruh guru mengikuti pemulihan trauma.

"Guru juga harus mendapatkan pendampingan psikologis, 17 guru sudah. Nah, sisanya masih ada total 42 guru, jadi sisanya juga harus mendapatkan pendampingan psikologis," kata dia di SMAN 72 Jakarta pada Minggu (9/11/2025).

Selain itu, ia menjelaskan pendampingan psikologis terhadap siswa telah mulai dilakukan sejak Sabtu (8/11/2025) kemarin.

Namun, ia mendorong agar seluruh siswa juga mendapatkan pendampingan psikologis.

"Tadi sudah kami petakan anak-anak yang masih dirawat. Kemudian anak-anak yang sudah pulang ke rumah dan juga anak-anak yang ada di sekitar, dan 780 anak lainnya. Semua harus mendapatkan pendampingan psikologis beserta guru," ujarnya.

"Pendampingan psikologis ini penting karena sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Anak di pasal 59A bahwa, satu, proses harus cepat, proses memberikan bantuan secara medis, ataupun secara psikologis juga harus cepat," tutur dia.

Diyah mengungkapkan ledakan di SMAN 72 Jakarta itu adalah kasus besar mengingat hal itu belum pernah terjadi sebelumnya.

Ia khawatir kasus tersebut menginspirasi anak-anak lain untuk melakukan hal serupa atau menhakhiri hidup.

Baca juga: Pasca Ledakan, Siswa SMAN 72 Jakarta Jalani Pembelajaran Secara Daring Besok Didampingi Psikolog

"Ini tidak kita anggap remeh, ini sebuah kejadian yang luar biasa. Sehingga semua pihak itu harus terlibat. Tidak hanya Kementerian Pendidikan saja, tetapi semua kementerian, Kementerian Pemberdayaan Perempuan, Kementerian Sosial, kami pastikan juga turut hadir dan terlibat, ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Pelindungan Anak," ujarnya.

"Nah kalau dengan anak yang berkonflik dengan hukum kita serahkan prosesnya, karena sudah ada Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak dan kita menunggu hasil keputusan dari kepolisian," pungkasnya.

Ledakan yang terjadi di masjid SMAN 72 Jakarta, Kompleks Kodamar, Kelapa Gading, Jakarta Utara di tengah rangkaian ibadah salat Jumat pada Jumat (7/11/2025) itu melukai puluhan siswa.

Terduga pelaku yang juga merupakan siswa SMAN 72 Jakarta berinisial F, juga telah diamankan pihak kepolisian dan mendapatkan perawatan medis.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved