Komodo Keajaiban Dunia
Rieke: Ada Upaya Menggiring Komodo ke Ranah Politik
Politisi PDI Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka, menilai polemik soal Komodo sudah memasuki ranah politik, bukan lagi murni pada upaya
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasanuddin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi PDI Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka, menilai polemik soal Komodo sudah memasuki ranah politik, bukan lagi murni pada upaya mengangkat wisata di pulau yang terletak di Nusa Tenggara Timur (NTT) itu.
"Santai saja. Ini bukan ranah politik, tapi kita hendak mempromosikan kekayaan alam. Maksud saya masyarakat jangan digiring (ke ranah politik)," kata Rieke ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Jumat (4/11/2011).
Rieke menilai sebelum mantan Wapres Jusuf Kalla (JK) diangkat sebagai duta pemenangan Komodo masuk sebagai 7 Keajaiban Dunia, masalah Komodo belum terlalu mencuat.
"Saya melihat ini menjadi sesuatu yang politis karena Pak JK leading-nya. Ini kan sebelum Pak JK, (Komodo) belum terlalu heboh isunya," ujar dia.
Dikatakan, seolah-olah soal Komodo ini tidak politis tapi ada persaingan politik di sini. "Harusnya sih diback up pemerintah. Malah kok begitu, pemerintah nyari-nyari celah (masalah)," kata Rieke.
Rieke mengajak semua pihak berpikir positif. Siapapun yang mempromosikan Komodo sangat bagus karena pulau itu sangat indah.
"Saya pernah ke (Pulau) Komodo. Pulaunya indah, tidak hanya Komodo yang bisa menarik wisatawan, tapi pulaunya juga (indah). Yang masalah karena masyarakat di sana masih didera kemiskinan. Kalau Komodo bisa dikenal seluruh dunia kan masyarakatnya bisa lebih makmur banyak wisatawan datang," kata Rieke.
Karena itu, kata Rieke, terpilih tidaknya Komodo menjadi satu dari 7 Keajaiban Dunia jangan terlalu dipolemikkan apalagi digiring ke ranah politik.
"Sekarang sudah promosi wisata gratis itu sudah bagus buat Komodo. Dan saya dengar wisatawan yang ke sana bertambah sejak dipromosikan. Siapapun promosi Komodo itu bagus," kata Rieke, yang ikut membintangi iklan Komodo ini.
"Ada polemik lain yang lebih penting bagi rakyat. Kemarin warga di Manado, dia punya Jamkesmas kena tipes tidak diladeni. Di Bandung, tidak ada uang Rp 70 ribu, anaknya tidak diladeni di Rumah Sakit lalu meninggal. Yang begini dong diperhatikan pemerintah. Jangan membodohi rakyat dengan polemik yang tidak perlu," Rieke menambahkan.