Sabtu, 23 Agustus 2025

Gerakan Penghematan BBM

SPBU akan Tolak Motor yang Isi Bensin Berkali-kali

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyerukan "Gerakan Nasional Hemat BBM dan Listrik" di Istana Negara Jakarta, Selasa malam.

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Gusti Sawabi
zoom-inlihat foto SPBU akan Tolak Motor yang Isi Bensin Berkali-kali
Sriwijaya Post/Syahrul Hidayat
ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyerukan "Gerakan Nasional Hemat BBM dan Listrik" di Istana Negara Jakarta, Selasa (29/5/2012), malam.

Presiden mengimbau seluruh rakyat terutama aparat pemerintahan untuk menghemat BBM dan listrik sehingga anggaran negara tidak boros.

Dalam kaitan itu, Kementerian ESDM akan membuat aturan teknis berupa peraturan menteri (Permen) ESDM.

Menteri ESDM Jero Wacik mencontohkan nantinya semua kendaraan bermotor baik mobil atau motor tidak bisa lagi berkali-kali mengisi BBM bersubsidi jenis bensin di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum).

"Kalau ada kendaraan berkali-kali mengisi BBM, nanti SPBU-nya akan menolak otomatis," kata Wacik di Istana Negara Jakarta, Selasa (29/5/2012), malam.

Menurut dia, SPBU akan menggunakan IT canggih yang memungkinkan menolak setiap kendaraan yang mengisi BBM berulangkali di SPBU mana pun.

"Disinyalir ada motor atau mobil yang diisi berkali-kali tangkinya. Jadi dijual berkali-kali, ngantre lagi di SPBU. Nah, IT ini akan mencatat motor atau mobil yang masuk SPBU itu  sekian liter. Kalau misalnya 3 jam lagi dia datang ke SPBU bakal terdeteksi. SPBU manapun karena ini IT-nya nanti terkoneksi," kata Wacik.

Menurut dia, ini untuk mencegah penimbunan dan penyalahgunaan BBM bersubsidi. "Kejadian ini dialami di Kalimantan," kata Wacik.

Penghematan BBM dilakukan karena anggaran untuk subsidi BBM dan listrik jumlahnya sangat besar dalam APBN-P 2012 dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010, subsidi BBM dan listrik telah mencapai Rp 140 triliun.

Dan pada tahun 2011 meningkat lagi menjadi Rp 256 triliun. Meningkatnya subsidi ini dikarenakan oleh tingginya  harga minyak dunia, serta meningkatnya penggunaan BBM dan listrik, baik oleh masyarakat, angkutan atau transportasi, maupun untuk kalangan industri. "Besarnya subsidi BBM dan listrik, mengakibatkan berkurangnya kemampuan pemerintah untuk membangun infrastruktur seperti jalan, jembatan, irigasi, pelabuhan laut, dan bandar udara," kata SBY. (Aco)

baca juga:

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan