Rabu, 27 Agustus 2025

Begini Reaksi Menhan dan Panglima TNI Sikapi Soal Dokumen Rahasia Amerika Tentang Tragedi 1965

"Enggak saya bilang. Tergantung kita mau keruh atau tidak, kalau kita enggak mau, enggak mau lah, enggak usah. Kadang-kadang kita sendiri buat-buat,"

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Wahyu Aji
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengaku belum mendengar kabar soal sejumlah dokumen kabel diplomatik Amerika Serikat tentang tragedi 1965 yang dibuka kepada publik.

Dalam dokumen rahasia Amerika Serikat (AS) itu, disebut-sebut berisi keterlibatan TNI dalam pembantaian massal anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia pada 1965.

Baca: Juru Bicara: Tidak Ada Perbedaan Presiden dan Wapres Soal Densus Tipikor

Terkait hal tersebut, Ryamizard mengaku akan bertanya kepada Menteri Pertahanan AS saat bertemu di Filipina.

"Nanti saya temuin Menhannya. Saya akan ketemu dengan Menhan Amerika tanggal 25," kata Ryamizard kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (18/10/2017).

Baca: KPU Akui Persyaratan Dokumen Pendaftaran PBB dan PKPI Tidak Lengkap

Dirinya yakin, dokumen rahasia yang dibuka Badan Administrasi Rekaman dan Arsip Nasional AS (NARA) tidak akan berpengaruh terhadap situasi nasional.

"Enggak saya bilang. Tergantung kita mau keruh atau tidak, kalau kita enggak mau, enggak mau lah, enggak usah. Kadang-kadang kita sendiri buat-buat," katanya.

Lebih lanjut Ryamizard berdalih dirinya masih kecil saat peristiwa pembantaian PKI tahun 1965 terjadi.

Baca: Golkar Tunggu Survei Sebelum Putuskan Cagub Sumsel

"Enggak tahu. Saya masih kecil dulu," katanya.

Ditempat yang sama, Panglima TNI Gatot Nurmantyo kaget saat ditanya tentang hal ini oleh awak media.

Gatot mengaku belum membaca dokumen tersebut dan tidak mengetahui isinya.

"Saya belum baca, masak saya harus berkomentar, saya baca dulu," kata Gatot.

Saat ditanya lebih lanjut bahwa dokumen tersebut berisi keterlibatan TNI dalam peristiwa G30S, jawaban Gatot pun tetap sama.

Baca: 4 Hal Ini Ditanyakan KPK Kepada Menteri Perhubungan Terkait Kasus Suap Dirjen Perhubungan Laut

"Ya saya belum baca mau komentar gimana. Yang jelek-jelek belum tahu," katanya.

Gatot mengaku tidak masalah AS mendeklasifikasi dokumen tersebut.

Namun, dirinya mengaku tak tahu kapan dokumen Indonesia terkait G30S akan dibuka secara utuh ke publik demi meluruskan sejarah masa lalu tersebut.

"Di negara lain itu ada aturan setelah disimpan sekian tahun itu bisa saja. Aturan negara beda-beda. Tapi saya belum tahu, tanya sama BIN," kata Gatot.

Baca: Wanita Ini Bunuh Dua Anaknya Dengan Cara Dipanggang Dalam Oven

Dikutip dari BBC Indonesia, disebutkan, sejumlah dokumen kabel diplomatik Amerika soal tragedi 1965 kembali dibuka ke publik oleh tiga lembaga Amerika.

Dokumen tersebut menguak sejumlah surat dari dan ke Amerika Serikat terkait pembunuhan massal pasca 1965.

Ketiga lembaga itu adalah National Security Archive (NSA), National Declassification Center (NDC), dan lembaga negara National Archives and Records Administration (NARA).

Dokumen yang dibuka adalah 39 dokumen setebal 30.000 halaman yang merupakan catatan Kedutaan Besar Amerika untuk Indonesia sejak 1964 hingga 1968.

Isinya antara lain seputar ketegangan antara militer dengan PKI, termasuk efek selanjutnya berupa pembantaian massal.

Nasib rekonsiliasi 'jalan di tempat' di tengah kegaduhan fobia komunisme, Peristiwa G30S 1965, penumpasan PKI.

Data dan fakta ini menguak sebagian tabir yang selama ini masih tertutup rapat dalam sejarah Indonesia.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan