Virus Corona
Kalau Selama 14 Hari Observasi Kondisinya Sehat, 238 WNI Bisa Langsung Pulang
Observasi ini dilakukan untuk memastikan kondisi kesehatan para WNI yang baru pulang dari wilayah- yang riskan novel coronavirus.
Penulis:
Apfia Tioconny Billy
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Observasi Warga Negara Indonesia (WNI) yang dilakukan di Natuna akan berlangsung selama 14 hari mulai 2 Februari 2020 kemarin.
Observasi ini dilakukan untuk memastikan kondisi kesehatan para WNI yang baru pulang dari wilayah- yang riskan novel coronavirus.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Masyarakat Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono menyebutkan jika selama 14 hari ini 238 WNI tidak ada yang sakit maka WNI diperbolehkan pulang.
Waktu 14 hari pun sudah dirasa cukup karena sesuai dengan ketentuan World Healtb Organization (WHO) dan ditambah dua kali pemeriksaan saat berangkat ke Indonesia dan tiba di Indonesia.
Baca: Ada Penolakan WNI dari Wuhan di Natuna, Menkominfo Bilang Karena Belum Sempat Sosialisasi
Kemudian setiap hari, sebanyak dua kali sehari WNI yang ada di Natuna juga dicek kondisi suhu tubuhnya.
"Skenarionya itu (langsung pulang), kalau secara komunal 14 hari tidak ada satupun mengalami gangguan pernafasan dan atau hasil pemeriksaan negatif," ucap Anung di kantor Kementerian Kesehatan, di Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (3/2/2020).
Baca: Warga Tolak Karantina WNI di Natuna, Ketum IDI Jelaskan soal Penyebaran Virus Corona
Sementara itu waktu evakuasi juga mungkin saja diperpanjang jika dalam proses observasi terdapat WNI yang menujukkan gejala akibat novel coronavirus seperti yang mewabah di Wuhan, China.
"Skenarionya kita bisa memperpanjang atau evakuasi ke tempat layanan yang lebih spesfisik, sudah ada medical evacuation yang kami siapkan," tutur Anung.
Baca: Terisolasi dengan Virus Corona, Pria Ini Nekat Seberangi Sungai Yangtze untuk Kabur, Simak Kisahnya
Evakuasi 238 WNI dari Provinsi Hubei, China ini dilakukan mengingat angka kematian dan penyebaran novel corona virus yang terus meningkat hingga lebih dari 200 orang meninggal dunia.
Kemudian 238 diterbangkan ke Indonesia (2/2/2020) dengan pesawat Batik Air yang bisa menampung seluruh WNI tersebut, dan setelah mendarat di Bandara Hang Nadim, Batam yang kemudian diterbangkan dengan pesawar TNI ke Pangkalan Militer ke Natuna, tempat mereka diobservasi.